Seminar Nasional FIDIKOM, Upaya Hadapi Era Revolusi Industri 4.0
http://rdk.fdikom.uinjkt.ac.id/index.php/2019/09/16/seminar-nasional-fdikom-upaya-hadapi-era-revolusi-industri-4-0/
Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) mengadakan Seminar Nasional dengan mengusung tema “Meneguhkan Nilai-Nilai Kebangsaan dalam Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0” pada 16 September kemarin. Seminar tersebut gratis dan terbuka untuk umum dimulai pukul 11.30 hingga 15.30 WIB.
Kegiatan tersebut dihadirkan oleh pembicara hebat seperti Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis, Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen. Pol. Drs. Dharma Pongrekun, Deputi IV Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo, Entrepreneur Muda Cyril Raoul Hakim, dan CEO Akusara Group Muhammad Pradana Indraputra. Seminar yang digelar di Auditorium Harun Nasution tersebut mendatangkan kurang lebih 300 peserta dari mahasiswa UIN Jakarta.
Rektor UIN Jakarta, Amany Lubis mengatakan, seluruh kemajuan industri negara harus diseimbangi dengan kajian agama agar tidak berat sebelah. Industri 4.0 tersebut dilaksanakan atas dasar demokrasi setiap bangsa, namun tidak ada kebebasan pribadi yang mutlak.
Amany menambahkan, generasi muda harus memilah dan memilih konten yang sedang beredar di dunia internet yang nantinya akan membawa perubahan kearah yang lebih bijaksana.
“Sebagai generasi modern, kita harus mengikuti perkembangan yang sudah mengandalkan digitalisasi dan semua yang menggunakan dunia maya agar menjadi manusia yang maju,” ucapnya.
Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Komjen. Pol. Drs. Dharma Pongrekun menuturkan, setidaknya terdapat 3 poin penting untuk meneguhkan nilai-nilai kebangsaan dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 yakni intelegence engineering, conflict engineering, dan attact engineering. Diperlukannya peran globalisasi bagi revolusi sekarang yang menggunakan sistem yang masif dengan misi yang satu yaitu menyamakan sistem seluruh dunia.
Ia mengatakan, untuk memperoleh ketiga nilai-nilai tersebut harus memiliki beberapa program yaitu money (system moneter), power (system pemerintahan) serta control (populasi).
“Adanya revolusi 4.0 memang memudahkan manusia untuk berkembang secara cepat dan tanggap, namun disamping hal itu kita harus membuka mata akan sisi negatifnya,” ujarnya.
(Halimatusya’diyyah)