Seminar Khusus tentang Pemilihan Umum 2024 di Indonesia
Seminar mengenai Pemilihan Umum 2024 dilaksanakan oleh Pusat Kajian Asia Tenggara (Center for Southeast Asian Study), Universitas Kyoto, pada 15 Maret 2024, jam 10.00-12,00 waktu Jepang. Seminar khusus ini untuk mendiskusikan pemilihan umum yang selesai dilaksanakan 14 Februari 2024. Berdasarkan hasil quick count dari beberapa Lembaga survei di Indonesia, pasangan Prabowo-Gibran diperkirakan memenangkan jabatan presiden dan wakil presiden.
Acara ini menghadirkan tiga pemakalah: Wahyu Prasetyawan (Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah), Luky Djani (Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta), dan Okamoto Masaaki (CSEAS, Universitas Kyoto). Wahyu Prasetyawan membawakan makalah berjudul "Indonesia’s 2024 Presidential Election: Coalitions, Networks, and Democracy". Makalah ini menyajikan gambaran bahwa pertarungan jabatan presiden sebetulnya masih ditentukan oleh figur-figur lama dan baru yang membentuk koalisi. Walaupun tampaknya koalisi dan jejaringnya berbeda, sebetulnya figur-figur lama dan baru tersebut saling kenal dengan baik dan pernah berada dalam satu koalisi yang sama sebelumnya, hanya saja sekarang koalisinya berbeda. Ini memperlihatkan bahwa pemilihan presiden masih sangat ditentukan oleh selera elite ketimbang suara dari masyarakat. Partisipasi masyarakat yang menjadi syarat penting demokrasi seperti diabaikan.
Luky Djani memaparkan kertas kerja berjudul "When Artificial Intelligence Meets Artificial Democracy: Preliminary Insights from 2024 Indonesia Election". Inti presentasinya adalah peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam proses pemilihan umum legislatif di berbagai tempat di Indonesia. Dia menggambarkan bahwa pada Pemilihan Legislatif 2024 AI sudah cukup banyak digunakan oleh konsultan politik untuk membantu para calon legislator yang bertarung memperebutkan kursi. Para caleg tersebut dibantu AI yang dirancang untuk membantu persona caleg dalam kampanye berdasarkan kepribadiannya, dan menentukan narasi kampanye berdasarkan target dan data demografis yang tersedia.
Okamoto Masaaki memaparkan makalah berjudul "Power of Visual Social Media and Youth in the 2024 Presidential Election in Indonesia". Dia memaparkan bahwa peran media sosial berdasarkan visual (bukan teks) mendominasi dalam pemilihan presiden 2024. Menurut data yang disampaikannya ketiga kandidat menggunakan tiktok sebagai media kampanye. Okamoto menyampaikan penggunaan tiktok memunculkan fenomena politaintment, yaitu gabungan antara informasi politik dan hiburan. Cara kampanye menggunakan media sosial visual belum menyentuh masalah nyata dalam kehidupan masyarakat.
Ketiga pembicara sepakat demokrasi di Indonesia saat ini mengalami tantangan berat dan sudah mengalami kemunduran yang cukup serius. Peserta seminar hadir dari beberapa kampus atau lembaga penelitian di sekitar Kyoto. Ada peserta yang datang dari Tokyo dan Nagoya.