Seminar Dakwah Hari Ibu FDIKOM UIN Jakarta, Tegaskan Pentingnya Dakwah Keibuan Berbasis Psikologi dan Spiritualitas Rahmah

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam dan Dakwah (P3ID) bekerja sama dengan Majelis Taklim Jamilah FDIKOM UIN Jakarta menyelenggarakan Seminar Dakwah Hari Ibu pada Rabu, 17 Desember 2025. Bertempat di Ruang Theater Lantai 2 FDIKOM UIN Jakarta, kegiatan ini mengusung tema Dakwah Keibuan: Perspektif Psikologi dan Spiritualitas Rahmah.
Seminar ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman konseptual dan praksis tentang dakwah keibuan sebagai pendekatan dakwah yang menekankan nilai kasih sayang (rahmah), empati, dan keteladanan moral. Pendekatan psikologi dan spiritualitas dipilih sebagai landasan penting untuk merespons tantangan keluarga, pendidikan, dan kesehatan mental di tengah perubahan sosial yang semakin kompleks.
Dalam sambutannya, Dekan FDIKOM UIN Jakarta, Prof. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si., menegaskan bahwa dakwah keibuan merupakan pilar strategis dalam membangun peradaban yang berkeadaban. “Dakwah keibuan tidak hanya berfungsi sebagai praktik keagamaan, tetapi juga sebagai proses pembentukan karakter sosial dan spiritual.
Nilai-nilai empati, kesabaran, dan kasih sayang yang melekat pada peran ibu sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat hari ini,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua P3ID FDIKOM UIN Jakarta, Drs. Study Rizal LK, M.A., menyampaikan bahwa seminar ini menjadi ruang temu antara kajian akademik dan pengalaman empiris para pendakwah perempuan. Menurutnya, dakwah keibuan perlu terus dikembangkan sebagai pendekatan dakwah yang kontekstual dan transformatif, sejalan dengan misi FDIKOM dalam mengintegrasikan keilmuan dakwah, komunikasi, dan ilmu sosial. Dalam kesempatan tersebut, P3ID juga menyerahkan tiga buku karya kolaborasi para dosen FDIKOM dan dengan para dosen dari perguruan tinggi lain.
Sementara itu, Ketua Majelis Taklim Jamilah FDIKOM UIN Jakarta, Dr. Fatmawati, M.Ag., menekankan pentingnya penguatan kapasitas perempuan dalam dakwah. “Ibu memiliki peran sentral dalam keluarga dan masyarakat. Melalui dakwah yang berperspektif psikologi dan spiritualitas rahmah, para ibu dapat menjadi agen perubahan yang menghadirkan ketenangan, keteladanan, dan nilai-nilai Islam yang membebaskan,” jelasnya.
Seminar ini menghadirkan empat narasumber dari berbagai latar belakang keilmuan, yaitu WG Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si., Dra. Rochimah Imawati, M.Psi., Artarini Puspita Arwan, M.Psi., dan Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., MSW. Para narasumber membahas dakwah keibuan dari perspektif psikologi keluarga, kesehatan mental ibu, dimensi sosial-budaya, hingga spiritualitas dalam pengasuhan dan dakwah.
Dalam pemaparannya, WG Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si., menegaskan bahwa dakwah keibuan tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial dan pengalaman hidup perempuan. “Dakwah keibuan lahir dari pengalaman sehari-hari perempuan dalam merawat, mendampingi, dan membangun relasi. Pengalaman ini menjadi modal sosial yang kuat untuk menghadirkan dakwah yang inklusif, dialogis, dan berkeadilan,” jelasnya.
Sementara itu, Artarini Puspita Arwan, M.Psi., menekankan pentingnya dakwah keibuan dalam memperkuat ketahanan keluarga dan bersumber dari sisi psikologis yang sehat . “Ibu memiliki peran kunci dalam menjaga keseimbangan emosional dan spiritual keluarga. Dakwah keibuan yang berlandaskan rahmah dapat menjadi sarana pencegahan berbagai persoalan sosial, sekaligus memperkuat ketahanan keluarga,” ungkapnya.
Dalam paparannya, Dra. Rochimah Imawati, M.Psi. menegaskan bahwa pendekatan psikologis dalam dakwah keibuan penting untuk menjaga kesehatan mental ibu. “Ibu yang sehat secara psikologis akan mampu menghadirkan dakwah yang menenangkan, bukan menghakimi, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., MSW. juga menjelaskan bahwa dakwah keibuan perlu dipahami sebagai proses penguatan relasi sosial yang berkelanjutan, bukan sekadar aktivitas ceramah keagamaan. Ia menyoroti pentingnya pendekatan social work dan pendampingan keluarga dalam dakwah, khususnya untuk merespons persoalan kerentanan perempuan, tekanan psikologis ibu, serta dinamika pengasuhan anak di era digital.
Menurutnya, dakwah keibuan yang efektif harus mampu menjembatani nilai-nilai spiritual dengan kebutuhan nyata keluarga, sehingga menghadirkan Islam sebagai sumber penguatan, perlindungan, dan keberdayaan sosial.
Tausiyah dalam seminar ini disampaikan oleh Dr. Nasichah, M.A., yang menegaskan bahwa spiritualitas rahmah merupakan inti dari dakwah keibuan. Menurutnya, dakwah yang bersumber dari pengalaman keibuan akan lebih mudah diterima karena berangkat dari ketulusan, kesabaran, dan cinta kasih. Diskusi dipandu oleh Ade Rina Farida, M.Si. sebagai moderator, dengan Musfiroh Nurlaeli H., M.A. sebagai pembawa acara, serta ditutup dengan doa oleh Dr. Mastanah, M.A.
Kegiatan ini diikuti oleh sivitas akademika FDIKOM UIN Jakarta, anggota majelis taklim, mahasiswa, serta masyarakat umum, baik secara luring maupun daring. Selain memperoleh pengayaan wawasan keilmuan dan praktik dakwah, peserta juga mendapatkan sertifikat keikutsertaan.
Melalui penyelenggaraan Seminar Dakwah Hari Ibu ini, FDIKOM UIN Jakarta menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan dakwah yang berperspektif gender, berkeadilan, dan berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Dakwah keibuan diharapkan menjadi kontribusi akademik dan sosial FDIKOM dalam membangun masyarakat yang berlandaskan kasih sayang, keadaban, dan kesejahteraan bersama.

