REVIEW KURIKULUM PRODI BPI TAHUN 2020: MENGEMBANGKAN KURIKULUM BPI YANG BERWAWASAN LITERASI BARU DI ERA DIGITAL
Untuk menyesuaikan tuntutan zaman dan pasar, Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) menyelenggarakan review kurikulum. Kegiatan review kurikulum ini dilakukan secara serial. Diskusi awal dilakukan oleh tim kecil pada hari Selasa 29 September 2020 membahas tentang materi yang akan didiskusikan pada review kurikulum. Kegiatan ini dilanjutkan dengan diskusi Dosen Prodi BPI pada hari Rabu 1 Oktober 2020. Melalui kegiatan ini dosen-dosen BPI melakukan brainstorming tentang kurikulum, materi kuliah yang menunjang profil utama dan profil tambahan lulusan sehingga mendapatkan masukan yang lebih konkrit untuk materi review kurikulum yang mendatangkan narasumber dan stakeholder.
Pada hari Rabu 8 Oktober 2020 dilakukan Review Kurikulum Prodi BPI yang diikuti 36 orang peserta dengan mendatangkan narasumber Prof. Dr. Sumardjo, MS (IPB Bogor) dan Dr. H. Najahan Musyafak, MA (UIN Walisongo Semarang) dan moderator Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. Kegiatan ini juga diikuti oleh stakeholder yang merupakan lembaga mitra, mahasiswa, alumni dan asosiasi penyuluh yaitu Perkumpulan Akademisi dan Praktisi Penyuluh Agama Islam (PERAPPENAIS). Undangan dari unsur Lembaga Mitra yang hadir berasal dari BRSAMPK Handayani, BRSPDSRW "MELATI" Jakarta, Yayasan Bunga Melati Indonesia, Yayasan Sahabat bumi, Rumah Penyuluhan Kreatif (RPK) dan Yayasan Media Amal Islami. Sedangkan dari unsur Penyuluh agama yang hadir berasal dari Kankemenag Kota Tangsel, Kankemenag Jakarta Selatan, Kankemenag Kota Bogor, Kankemenag Kab. Pandeglang Banten, Kankemenag Kab. Bogor, Kankemenag Kota Jakarta Pusat, serta Kankemenag Kab. Cilacap. Melengkapi kegiatan review kurikulum, alumni BPI juga hadir mewakili beberapa angkatan termasuk perwakilan dari fresh-graduate.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Suparto, M.Ed., Ph.D. Dalam sambutannya Suparto mengatakan bahwa dalam penyusunan kurikulum ini hendaknya didasarkan pada profil lulusan yang menggambarkan kompetensinya pada ranah pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang selanjutnya didistribusikan dalam sebaran mata kuliah, juga perlunya melihat kemajuan teknologi dalam penyuluhan sehingga dimungkinkan adanya penyuluhan virtual untuk menjangkau masyarakat luas.
Selanjutnya Prof. Sumardjo dalam pembahasannya mengatakan bahwa secara umum pemetaan mata kuliah sudah jelas dan komprehensif, pemetaan ini tentunya sudah dikaitkan satu demi satu dengan learning outcome (LO). Perubahan perlu dilakukan yaitu mempertimbangkan keterkaitan dan kotribusi masing-masing mata kuliah terhadap kompetensi LO. Di samping itu, bila dirasa perlu untuk melakukan perubahan terkait dengan perubahan dinamika perubahan lingkungan strategis prodi BPI seperti perkembangan teknologi informasi, dinamika perubahan perilaku sejalan dengan era digitalisasi budaya dan politik, kesimpangsiuran dan kekhawatiran terjadinya penyesatan informasi dll.
Dr. Najahan Musyafak dalam pembahasannya mengatakan: Pertama, KKNI yang harus di-review menunjukkan adanya kualitas SDM yang perlu ditingkatkan, sebagaimana terlihat pada lingkungan Kemenag, yaitu seberapa besar kualitas penyuluh yang memiliki basis Penyuluhan. Kedua, selaku Perguruan Tinggi sebagai pemasok SDM, seberapa besar prodi BPI telah mempersiapkan lulusannya sesuai dengan kompetensi yang diinginkan oleh stake holder (Kemenag) sehingga nantinya tercipta “link and match”. Beberapa hal yang menjadi tantangan pengembangan kurikulum di era revolusi industri 4.0 adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan literasi data, literasi teknologi dan literasi etika. Terkait literasi data, kita harus mempunyai data yang rapih sehingga bisa diakses dengan mudah secara elektronik oleh masyarakat. Dalam literasi teknologi yaitu perlunya penyuluhan dengan menggunakan teknologi informasi sehingga mudah didistribusikan dan diakses oleh masyarakat. Kemudian etika dibutuhkan agar literasi data, teknologi dapat dimerger dengan baik untuk menjawab persoalan yang ada.
Kegiatan semakin menarik saat sesi diskusi dibuka setelah pemaparan dari narasumber. Pertanyaan dan respon di antaranya disampaikan oleh Mustofa Umar, MA. selaku ketua Asosiasi Pendidik dan Penyuluh Agama Islam; Dra. Iin Inayah (Penyuluh Agama Kota Bogor) serta Suparto M.Ed, Ph.D yang mengangkat issue merdeka belajar, kampus merdeka, dan implikasi paling mendasar dari kebijakan terkait hal tersebut. Selanjutnya, Dzurrotun Ghola (Penyuluh Agama Fungsional Kec. Cilandak Jakarta Selatan) menyoroti pentingnya kurikulum yang mendorong mahasiswa BPI untuk mampu berpikir divergen, kreatif dan inovatif untuk dapat memenuhi tuntutan peran di masyarakat.
Kegiatan review kurikulum kemudian dilanjutkan dengan FGD dimana peserta dibagi ke dalam dua komisi yaitu Komisi Dosen dan Komisi Stakeholder (lembaga mitra dan alumni). Meskipun waktunya terbatas, FGD berjalan dengan cukup optimal dipandu oleh Kaprodi BPI di Komisi Dosen dan Sekprodi BPI di Komisi Stakeholder. FGD yang dilaksanakan berujung pada rekomendasi dari dua komisi tersebut yang kembali mendapat respon dari narasumber. Sebagai penutup, moderator Rini Laili Prihatini, M.Si. selaku moderator menyimpulkan:
- Proses pembelajaran dan aktualisasi pengembangan diri pada aspek kognitif dan afektif bisa bekerjasama dengan organisasi profesi.
- Diperlukan adanya penekanan penguasaan pada literasi data, litersi teknologi dan literasi etika.
- Kompetensi masa depan penyuluh tidak bisa terlepas dari komunikasi digital, bila tetap ingin eksis di masyarakat. (ap/mar)