Program Studi Manajemen Dakwah Selenggarakan Studium General Bertema: "Manajemen Dakwah dan Peluang Profesi Pengelola Zakat di Indonesia"
Program Studi Manajemen Dakwah Selenggarakan Studium General Bertema: "Manajemen Dakwah dan Peluang Profesi Pengelola Zakat di Indonesia"

Jakarta, 11 September 2024 – Program Studi (Prodi) Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Studium General dengan tema "Manajemen Dakwah dan Peluang Profesi Pengelola Zakat di Indonesia". Acara yang berlangsung di Ruang Teater lantai 2 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan para praktisi pengelola zakat.

Kepala Program Studi Manajemen Dakwah, Amirudin, M.Si., dalam sambutannya menyoroti kurangnya minat mahasiswa pada konsentrasi Manajemen Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf (MZISWAF). Menurutnya, pengelolaan zakat sebagai kewajiban fardhu kifayah tidak boleh diserahkan kepada non-Muslim. "Penting bagi kita untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu mengelola zakat secara profesional. Jangan sampai zakat dikelola oleh pihak yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang syariah, seperti beberapa usaha travel haji yang dikelola oleh non-Muslim," ujarnya.

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Muhtadi, M.Si., menambahkan pentingnya zakat dalam pengentasan kemiskinan. "Program pengentasan kemiskinan di Indonesia masih bergantung pada utang. Jika potensi zakat sebesar Rp60 triliun bisa terkumpul, maka itu akan sangat membantu mengatasi kemiskinan. Oleh karena itu, diperlukan amil zakat yang profesional untuk mengelola dana tersebut secara optimal," jelasnya.

Dalam sesi narasumber, Rizaludin Kurniawan, M.Si., memaparkan potensi zakat nasional yang mencapai Rp327 triliun. Potensi ini meliputi zakat pertanian, peternakan, tabungan, pendapatan, dan zakat perusahaan. "Dengan sinergi antara pengelola zakat seperti BAZNAS, LAZ, dan UPZ, serta dukungan pemerintah dan masyarakat, potensi zakat dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan umat," kata Rizaludin.

Ia juga menekankan peran amil di masa depan sebagai agen perubahan, pengembangan, dan perbaikan dalam sistem perzakatan. Amil yang inovatif dan berprestasi akan mampu bersaing di era globalisasi dan revolusi industri 4.0. Berdasarkan penelitian Ayuniyyah et al. (2020), amil yang berkualitas dapat secara signifikan meningkatkan pendapatan dan spiritual mustahik (penerima zakat) melalui supervisi yang aktif.

Dr. Muhamad Zen, M.A., sebagai narasumber kedua, menggarisbawahi pentingnya manajemen dakwah dalam mencapai efektivitas dakwah melalui organisasi yang profesional. "Pengelola dakwah harus terus berinovasi dan proaktif dalam memahami kebutuhan masyarakat serta menciptakan kebijakan yang tepat guna," ungkapnya. Zen juga menekankan pentingnya digitalisasi dakwah untuk menyebarkan pesan-pesan Islam melalui media sosial dan mempermudah pembayaran zakat.

Acara ini diharapkan mampu membuka wawasan mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah tentang peluang besar dalam profesi pengelolaan zakat serta pentingnya peran amil dalam memajukan kesejahteraan umat melalui dakwah yang profesional dan berkelanjutan.
(AH)