Prodi Jurnalistik Gelar Workshop Deteksi Hoaks
Prodi Jurnalistik Gelar Workshop Deteksi Hoaks
[caption id="attachment_1561" align="aligncenter" width="960"]Peserta Workshop Deteksi Informasi Palsu (Hoax) Peserta Workshop Deteksi Informasi Palsu (Hoax)[/caption] Mudahnya warganet mengakses informasi melalui media internet menjadikan ia seolah-olah satu-satunya sumber utama dan paling dipercaya. Padahal, dari internet jugalah informasi palsu (hoaks) dengan mudah disebarkan dan diterima publik. Jenis informasi palsu atau hoaks yang muncul beragam, mulai dari teks, foto hingga video. Dan tujuannya pun beragam, mulai dari sekedar lelucon, untuk kepentingan politik hingga kepentingan ekonomi. Pengertian hoaks yang dikutip dari laman lentera kecil adalah informasi atau berita palsu yang sebenarnya dapat berisi fakta namun telah dipelintir atau direkayasa. Namun, kata-kata hoaks saat ini semakin sering digunakan dan disematkan ketika menyikapi berita yang sama sekali tidak ada faktanya (fake news). hoaks merupakan informasi atau berita palsu dengan mengubah fakta atau kenyataan yang sebenarnya. Saat ini istilah hoaks melekat seperangkat atribut fitnah yang digunakan untuk menjatuhkan lawan politik. Padahal asal kata hoaks diciptakan dalam bahasa inggris dengan pengertian yang tidak serumit dan sejahat itu. Dalam rangka membangun kesadaran publik tentang pentingnya verifikasi dan fact-checking atas semua informasi yang diperoleh di Internet. Maka kami secara kolaboratif dari Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta- Aliansi Jurnalis Independen (AJI)- Internews dan Google News Initiative melakukan workshop pelatihan pengecekan fakta yang dibuka untuk umum. Melalui kegiatan ini diharapkan mereka yang terlibat dalam workshop memiliki skill dalam melakukan verifikasi informasi dan pengamanan digital. Dalam workshop ini pula diberikan pengetahuan dan pengalaman tenang pengamanan diri dari dunia digital.

Kiat-kiat untuk menghadapi hoaks yang dikutip dari laman rappler diantaranya rutinlah membaca berita dari media resmi, orang yang paling rentan hoaks adalah orang yang jarang mengonsumsi berita, bacalah cerita dengan lebih teliti, dan jangan sebarkan artikel/ foto/ pesan berantai tanpa membaca sepenuhnya dan yakin akan kebenarannya.

Kegiatan workshop yang bertemakan “Hoax Busting and Digital Hygiene” ini berlangsung pada Jumat, 4 Oktober 2019. Bertempat di Ruang Theather Prof. Dr. Aqib Suminto. Peserta workshop sangat antusias mengikuti acaranya hingga usai dari jam 13.30-17.00 WIB. Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Program Studi Jurnalistik, Kholis Ridho. (kr/mar)