Pergulatan Islam dan Budaya: Sumbangan untuk Riset Mahasiswa Magister KPI
Pergulatan Islam dengan budaya lokal mengalami dinamika relasi yang cukup intens. Demikian disampaikan oleh Dr. M. Sungaidi dalam sesi diskusi dosen edisi ke-2 pada forum Diskusi Dosen Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam pada 31/10 kemarin.
Islam telah mengalami proses proses yang demikian ketat dan panjang untuk diterima menjadi bagian dari sistem dan cara hidup masyarakat di nusantara. Setiap proses itu kemudian secara teoritik menghasilkan beragam perspektif yang bisa menjadi bahan untuk melakukan kajian berbasis tesis maupun disertasi.
Sebagai contoh proses transformasi yang dilakukan oleh para agensi muslim, telah menghasilkan model Islam kultural yang kemudian eksis sampai hari ini. Sedangkan model Islam yang diaplikasikan pada sistem kebijakan dan politik, telah mendemonstrasikan model Islam struktural yang di dalamnya menunjukkan bagaimana sublimasi nilai dan bahkan hukum Islam pada sistem bernegara.
Inilah kekayaan yang kemudian menjadi mutiara terbentang, untuk didalami, digali dan direfleksikan dalam studi studi ilmiah.
Menurut Ketua Prodi Magister KPI Doktor Tantan Hermansah, bahwa apa yang dijelaskan oleh narasumber menunjukkan setidaknya ada tiga elemen penting bagaimana pergumulan Islam dan budaya, khususnya budaya Jawa di Indonesia, berkontribusi pada pembentukan penguatan maupun pembangunan komunikasi Islam.
Ketiga hal itu antara lain: Pertama, pada aspek yang sifatnya tata nilai, seperti penghargaan dan penghormatan pada keragaman dan sebagainya; Kedua pada aspek tindakan aplikatif seperti diwujudkan dalam arsitektur, desain seni, model pertunjukan, fashion dan lain-lain; Dan Ketiga pada aspek struktural seperti menjadi bagian dari kebijakan publik yang dampaknya dinikmati masyarakat luas.
Semua itu tidak akan terwujud jika sistem komunikasi antara tokoh-tokoh agama Islam tidak memiliki kompetensi komunikasi. Sebab dengan kompetensi komunikasi Islam maka Islam bisa diterima secara damai dan harmonis [ ].