Peneliti UIN Jakarta, UIN Bandung, dan UAI Kunjungi Masjid Sultan Ayub: Belajar Keteguhan Dakwah Sepanjang Hayat Sahabat Nabi
Istanbul, Turki — Agenda riset dan kolaborasi akademik delegasi perguruan tinggi Indonesia kembali memasuki babak penting melalui kunjungan ke Masjid Sultan Ayub (Eyüp Sultan Mosque), salah satu situs sejarah paling berpengaruh dalam perkembangan peradaban Islam. Kunjungan ini dilakukan oleh delegasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), sebagai bagian dari rangkaian kegiatan kerja sama internasional bidang dakwah dan pendidikan Islam di Turki.
Rombongan delegasi terdiri dari para akademisi dan pimpinan fakultas, yaitu, Prof. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. – Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, Dr. Muhtadi, M.Si. – Wakil Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, Dr. Deden Mauli Darajat, M.Sc. – Kepala Pusat Informasi dan Humas UIN Jakarta, Dr. Asep Shodiqin, MA – Wakil Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu UIN Bandung, dan Dr. Tata Septayuda Purnama, M.Si. – Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia.
Kunjungan ini menjadi momentum reflektif bagi para akademisi untuk menelusuri kembali spirit dakwah para sahabat Nabi Muhammad SAW, terutama Abu Ayyub al-Anshari (Sultan Ayub), sosok yang makamnya berada di kawasan masjid tersebut.
Di hadapan makam sahabat mulia itu, rombongan melakukan doa bersama sembari mengenang perjuangan Sultan Ayub yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk dakwah dan perjuangan menegakkan Islam. Abu Ayyub al-Anshari dikenal sebagai sahabat yang senantiasa berada di sisi Rasulullah SAW, bahkan rumahnya menjadi tempat pertama Nabi setelah hijrah ke Madinah. Di usia lanjut pun, ia masih memimpin pasukan dalam ekspedisi pembebasan Konstantinopel hingga akhirnya wafat di wilayah yang kini menjadi Istanbul.
Menurut Prof. Gun Gun Heryanto, teladan perjuangan Sultan Ayub menjadi energi spiritual sekaligus inspirasi akademik bagi delegasi. “Dakwah bukan sekadar profesi, tetapi dedikasi tanpa batas. Keteguhan Sultan Ayub mengajarkan kepada kita bahwa perjuangan intelektual dan dakwah harus terus hidup, bahkan hingga akhir hayat,” terangnya.
Senada dengan itu, Dr. Asep Shodiqin dari UIN Bandung menegaskan pentingnya pembelajaran berbasis keteladanan sejarah. “Kita belajar dari peradaban, bukan hanya dari buku. Memandang langsung jejak sejarah para sahabat memperluas perspektif kita tentang peran dakwah dalam membangun masyarakat dan peradaban,” ujarnya.
Memperkuat Kolaborasi Dakwah dan Pendidikan
Selain menjadi agenda spiritual, kunjungan tersebut juga mempererat hubungan akademik antarlembaga. Dr. Muhtadi menyampaikan bahwa pengalaman lapangan dan sentuhan sejarah peradaban Islam seperti ini perlu menjadi bagian dari kurikulum riset dan pembelajaran di bidang dakwah. “Mahasiswa dan dosen perlu diperkaya dengan narasi dakwah global. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar harus hadir dalam jaringan keilmuan internasional,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Tata Septayuda Purnama dari Universitas Al-Azhar Indonesia menambahkan bahwa perspektif geo-dakwah dan geo-pendidikan perlu terus dikembangkan agar kontribusi perguruan tinggi Islam semakin relevan dengan dinamika dunia.
Pengalaman Emosional dan Reflektif
Momen paling mengesankan terjadi ketika rombongan menghabiskan waktu merenung di area makam Sultan Ayub, menyaksikan para pelajar, peneliti, dan wisatawan Muslim dari seluruh dunia yang datang dengan semangat yang sama. Dr. Deden Mauli Darajat menilai bahwa pengalaman tersebut memberikan makna besar bagi penguatan mental dan visi dakwah perguruan tinggi di Indonesia.
“Kami merasakan atmosfer spiritual yang sulit digambarkan. Ini bukan sekadar kunjungan sejarah, tetapi penguatan identitas dan tekad bahwa dakwah harus dilaksanakan dengan keikhlasan, ilmu, profesionalisme, dan konsistensi,” jelasnya.
Jejak Baru Kolaborasi Indonesia–Turki
Kunjungan ke Masjid Sultan Ayub menjadi salah satu agenda kunci dalam rangkaian riset internasional para delegasi Indonesia di Turki. Setelah ini, para akademisi dijadwalkan mengadakan diskusi bersama sejumlah pakar dan perguruan tinggi Turki mengenai tema dakwah, pendidikan, dan moderasi beragama.
Kegiatan ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi kerja sama jangka panjang antara perguruan tinggi Islam Indonesia dan Turki, sekaligus mendorong internasionalisasi kajian dakwah dan komunikasi Islam.
Dengan penuh harapan, rombongan menutup agenda kunjungan dengan doa agar spirit perjuangan Sultan Ayub dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan ilmu, dakwah, dan pengabdian masyarakat di tanah air.

