Pembukaan Program Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah: Kolaborasi Kementerian Haji dan Umrah RI dengan Prodi Manajemen Dakwah FDIKOM - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pembukaan Program Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah: Kolaborasi Kementerian Haji dan Umrah RI dengan Prodi Manajemen Dakwah FDIKOM - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Golden Tulip Essential Tangerang, 17 November 2025 — Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia resmi melaksanakan kegiatan Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah. Kegiatan yang berlangsung di Golden Tulip Essential Tangerang ini menjadi momentum penting dalam peningkatan kualitas pembimbing ibadah haji dan umrah di Indonesia.

Acara pembukaan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak, S.Ak., M.PKP. Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dr. KH. Puji Rahardjo, M.Hum, Plt. Direktur Jenderal Bina Penyelenggaraan Haji dan Umrah; Dr. Fita Fatkhurrahmah, M.Si, Wakil Dekan I Bidang Akademik; Dr. Rubiyanah, MA, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan; serta Dr. H. Khalilurrahman, M.A., QIA., CRMO, Kasubdit Bina Jemaah Haji.

Sambutan Rektor: Kerja Sama Strategis Pertama dengan Kementerian Haji dan Umrah RI

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kerja sama perdana dengan Kementerian Haji dan Umrah RI. Beliau menegaskan bahwa kolaborasi ini menjadi langkah penting dalam penguatan kapasitas pembimbing ibadah haji dan umrah di Indonesia.

Rektor menyampaikan tiga poin utama:

  1. Ucapan terima kasih atas kepercayaan dan kerja sama strategis dari Kementerian Haji dan Umrah RI.
  2. Harapan terjalinnya hubungan yang lebih erat dalam mempersiapkan pembimbing ibadah yang profesional, kompeten, dan berstandar internasional.
  3. Laporan peserta, yang menunjukkan komposisi menarik: 60% perempuan dan 40% laki-laki, mencerminkan peningkatan minat dan partisipasi pembimbing perempuan.

Rektor juga menyampaikan bahwa jumlah peserta mencapai 100 orang, terdiri dari unsur pemerintah seperti Kementerian Agama dan Kanwil Kemenag, serta berbagai organisasi masyarakat, antara lain PBNU, Muslimat NU, PP Aisyiyah, Persis, Matla’ul Anwar, dan organisasi masyarakat lainnya.

Sambutan Wakil Menteri Haji dan Umrah RI: UIN Jakarta Menjadi PTKIN Pertama Penyelenggara Sertifikasi

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak, S.Ak., M.PKP., Wakil Menteri Haji dan Umrah RI, memberikan apresiasi tinggi kepada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau menegaskan bahwa UIN Jakarta menjadi PTKIN pertama yang menyelenggarakan Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah, sebuah langkah yang disebutnya patut diapresiasi dan diharapkan terus berlanjut secara berkelanjutan.

Wamen juga menyampaikan arahan strategis Presiden terkait transformasi penyelenggaraan haji di Indonesia.

“Presiden ingin memastikan persatuan harus dijaga. Karena itu, Pak Prabowo merangkul semua pihak untuk bersama-sama mengakumulasikan kemajuan yang diperjuangkan dari pendahulu, memperkuat advantage yang ada, dan menciptakan new advantage dalam transformasi perhajian Indonesia,” tegasnya.

Beliau menjelaskan bahwa mulai 2026, pemerintah tengah menyiapkan pembaruan (novelty) yang berisiko namun menjanjikan nilai tambah besar. Salah satu advantage baru yang didorong kuat adalah peningkatan jumlah pembimbing haji perempuan, karena data menunjukkan 60% jamaah haji Indonesia adalah perempuan.

Wamen juga menyoroti:

  • Isu pelecehan seksual saat haji relatif sedikit, namun lebih banyak terjadi saat umrah, sehingga kehadiran pembimbing perempuan menjadi sangat penting.
  • Minimnya jumlah pembimbing perempuan (muthawwifah) dalam umrah.
  • Kebutuhan jamaah perempuan akan rasa aman, nyaman, dan pembimbing yang memahami kebutuhan mereka.
  • Adanya kesenjangan kompetensi (competency gap) bagi pembimbing perempuan yang perlu segera diatasi.

Beliau menegaskan bahwa keberhasilan program sertifikasi ini sangat bergantung pada kontribusi peserta, terutama yang berasal dari organisasi masyarakat besar.

Wamen juga mendorong pendirian Pusat Kajian Haji di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperkuat literasi keilmuan perhajian, ekosistem, serta pengembangan riset terkait penyelenggaraan haji di Indonesia.

Pembukaan Program Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah ini menandai babak baru kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam peningkatan kualitas layanan perhajian. Melalui sinergi antara Kementerian Haji dan Umrah RI dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diharapkan lahir pembimbing haji dan umrah yang profesional, berintegritas, serta responsif terhadap kebutuhan jamaah, khususnya jamaah perempuan yang jumlahnya semakin dominan.

Program ini sekaligus menjadi langkah awal menuju transformasi penyelenggaraan haji Indonesia yang lebih inklusif, adaptif, aman, dan berorientasi pelayanan prima. (a.Hafiz)