Melihat Keagungan Tuhan Melalui Salju di Gunung Erciyes, Kayseri
Kayseri — Keheningan putih di Gunung Erciyes menyimpan pesan spiritual yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Di tengah suhu dingin yang menggigit dan hamparan salju yang menutupi setiap sudut pegunungan, delegasi peneliti Indonesia merasakan pengalaman mendalam tentang kebesaran ciptaan Tuhan. Gunung Erciyes, puncak tertinggi di wilayah Anatolia Tengah, bukan hanya destinasi wisata alam, tetapi juga ruang refleksi batin yang menyadarkan manusia akan keterbatasan diri di hadapan keagungan Sang Pencipta.
Setibanya di kawasan Erciyes, panorama luas terbentang seakan tanpa batas—langit biru cerah, angin dingin yang menusuk, dan salju tebal yang memantulkan cahaya matahari bagaikan permadani putih raksasa. Pegunungan yang menjulang hampir 4.000 meter di atas permukaan laut ini menghadirkan kombinasi antara kekuatan alam dan keindahan estetika yang membuat setiap pengunjung tak kuasa untuk tidak terpukau.
Di tengah perjalanan menyusuri kawasan ski, beberapa delegasi terlihat terdiam sejenak, hanya memandangi hamparan salju dan langit yang menyatu jauh di kejauhan. Tidak sedikit yang mengungkapkan bahwa pengalaman di Erciyes membuat hati terasa sangat kecil di hadapan kuasa Tuhan. “Di sini kita merasa sangat dekat dengan Tuhan… betapa indah, betapa besar ciptaan-Nya,” ujar Dr. Muhtadi.
Meski Erciyes kini menjadi destinasi modern yang dikelilingi fasilitas pariwisata seperti jalur ski, lift gondola, pusat peralatan salju, hingga kafe dan restoran, suasana spiritual tidak pernah hilang. Di balik keriuhan pengunjung yang bermain ski atau menikmati cokelat panas, ada ruang refleksi yang tercipta secara alami — keheningan yang sulit ditemukan di kota-kota besar.
Salju di Erciyes juga menjadi simbol kehidupan yang mengajarkan ketenangan dan ketundukan. Bagi sebagian delegasi, pemandangan itu mengingatkan akan kekuasaan Tuhan yang tidak pernah berhenti menciptakan keindahan di bumi. “Setiap kepingan salju adalah ayat alam yang mengingatkan kita bahwa Allah Maha Indah dan mencintai keindahan,” kata Dr. Asep Shodiqin ketika menikmati panorama dari ketinggian.
Di akhir kunjungan, banyak delegasi sepakat bahwa perjalanan ke Gunung Erciyes memberikan kesan spiritual yang berbeda dibanding lokasi-lokasi sebelumnya. Jika kunjungan ke masjid dan museum menawarkan pengetahuan sejarah dan kebudayaan, maka kunjungan ke Erciyes menawarkan ruang kontemplasi—mengagumi Tuhan melalui alam yang terbentang.
Sebelum meninggalkan kawasan pegunungan, delegasi menyempatkan diri untuk mengambil foto bersama, namun setelahnya kembali terdiam sejenak, menatap puncak gunung yang diselimuti salju pekat. Momen itu seakan mengajarkan bahwa dalam kesibukan riset, perjalanan, dan kehidupan manusia, selalu ada waktu untuk menundukkan hati dan meresapi tanda-tanda kebesaran Ilahi.
Gunung Erciyes menjadi pengingat abadi bahwa setiap makhluk di bumi, sekecil apa pun, adalah bagian dari lukisan besar ciptaan Tuhan. Melalui salju yang menyelimuti pegunungan Anatolia, delegasi pulang dengan pesan spiritual yang mendalam: bahwa kebesaran Tuhan tidak hanya dibaca dalam kitab suci, tetapi juga dapat dilihat, dirasakan, dan disyukuri melalui keindahan alam yang nyata.
