Mahasiswa MD dan PAMDI Gelar “Pelatihan Kompetensi MLKS: Menjadi Praktisi Ekonom Syariah di Indonesia”
Mahasiswa manajemen Lembaga keuangan Syariah menggelar “Pelatihan kompetensi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah: Menjadi Praktisi Ekonom Syariah di Indonesia”. Pada selasa, 21 Desember 2021 pada pukul 08.00 pagi. Pelatihan kompetensi ini menggunakan media zoom meeting sebagai media pertemuannya, dengan begitu semua orang bisa disatukan di era pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Pelatihan kmpetensi ini dibuka sambutan oleh ketua DPP PAMDI sekaligus wakil dekan 3 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bapak Drs. Cecep Castrawijaya, M. A. Membahas mengenai pentingnya menjadi praktisi ekonomi syariah di Indonesia. Lebih spesifiknya kita akan lebih mendalami agar bisa lebih memahami mengenai bahasan ini. Dengan pemateri yang pertama yaitu bapak Akhsin Muamar membahas mengenai “Kiat-kiat Menjadi Bankir Syariah Professional di Indonesia”. Bank syariah tidak hanya memiliki visi misi yang syariah tetapi harus juga memperhatikan kualitas bisnisnya. Menjadi Banking merupakan bisnis yang sangat menjamin dan menjajikan sehingga dapat menciptakan potensi kenikmtan. Namun, tidak hanya itu menjadi bankir pun harus siap menghadapi resiko-resiko karena banyak sekali potensi-potensi manipulasi korupsi, abuse of power, hingga asusila. Untuk menjadi bankir kita harus paham mengenai organisasi baik itu mencakup struktur organisasi maupun jobdesc nya masing-masing. Ada pepatah mengatakan “if you enter banking industry, you will get opportunity” teruslah berlatih dan berlatih karena untuk menjadi bankir yang professional tidak bisa instan perlu tahapan-tahapan.
Materi yang kedua ini disampaikan oleh Dr. Hendra Khalid, MA. Yang akan membahas mengenai “Peningkatan Kompetensi Bankir Syariah yang Professional di Indonesia”. Bank Syariah di Indonesia berdirinya bank pertama yang menerapkan prinsip syariah di Indonesia pada 1891, berdirinya bank syariah terbesar di Indonesia milik BUMN pada 2021. Bank Syariah Indonesia melakukan kegiatan usaha di lebih dari 1.200 kantor cabang dan unit eksisting dengan 20 ribu lebih pegawai. Adapun total asset ketiga bank setelah merger tercatat sebesar Rp 240 triliun, pembiayaan Rp 157 tiliun, Dana pihak ketiga (DPK) Rp 210 triliun, total modal inti Rp 22,6 triliun. Ketika masyarakat tumbuh literasi pemahamannya, para Bankir Syariah mengedepankan sisi-sisi luar biasa, terutama sisi Profesional dan Amanah. Kiat menjadi Bankir Syariah professional dan amanah, maka yang dibutuhkan yang pertama adalah karakter, karakter sangat penting, masa depan Indonesia dan berbagainya adalah karakter. Karakter itu kaya sifat, yang pertama itu moral: Iman, Takwa, Jujur yang kedua kinerja: Kerja keras, tuntas, dan lain-lain. Yang kedua kompetensi ( 4K: Kritis, Kreatif, Komunikasi, Koloboratif), yang ketiga Literasi.
Materi ketiga disampaikan oleh Nofri Riawani MS, yang akan membahas mengenai “Urgensi Sumber Daya Insani dalam Perbankan Syariah”. Sumber daya manusia merupakan manusia selaku individu atau kelompok yang menjaditulang punggung atau penggerak roda kegiatan operasional sebuah perbankan. Sumber daya insani haruslah memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan, yang semua bertujuan untuk meningkatkan profit dan benefit perusahaan. Sumberdaya insani perbankan haruslah berkualitas, tidak hanya sebatas berkualitas intelektual (keilmuan) tapi harus berbarengan dengan kualitas etis (etika, akhlak, budi pekerti, kepribadian, kebijaksanaan, kejujuran dan tanggung jawab).
Materi yang terakhir yaitu disampaikan oleh cahiyono membahas mengenai “Peran Sosialisasi dalam Mewujudkan Pentingnya menjadi Nasabah Bank Syariah di Kalangan Mahasiswa”. Peran sosialisasi sangat penting bagi bank syariah. Ada dua tindakan yang harus dilakukan dalam sosialisasi yaitu memperkenalkan apa itu bank syariah serta apa bedanya dengan bank konvensiaonal, dan tindakan yang kedua yaitu mengajak masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah. Dan terlebih dahulu sosialisasi ini dilakukan di kalangan mahasiswa karena mahasiswa itu sebagai agen perubahan dalam masyarakat.
Diharapkan dengan mengetahui strategi untuk menjadi praktisi ekonom syariah ini sebagai kaum milenial dapat terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki karena dunia perbankan membutuhkan ide-ide inovatif yang baru. Dalam menjalankan tugas dan amanh juga harus mempunyai rasa tanggung jawab yang besar untuk menjadi bankir syariah yang professional harus bisa mengkontrol diri agar terhindar dari hal-hal yang bertentangan.