Mahasiswa KPI UIN Jakarta Kunjungi TVRI: Belajar Langsung Dunia Penyiaran
Jakarta, 7 Juli 2025 — Sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran luar kelas, lebih dari 60 mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, melakukan kunjungan media ke Lembaga Penyiaran Publik TVRI, Jakarta Pusat, pada Senin (7/7).
Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Produksi Siaran Televisi yang diasuh oleh Dr. Dedi Fahrudin, M.I.Kom., yang menekankan pentingnya mahasiswa untuk tidak hanya memahami teori di ruang kelas, namun juga menyaksikan secara langsung bagaimana industri media bekerja dalam praktik nyata. “Kunjungan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa tentang dunia industri penyiaran. Saya ingin mereka melihat langsung seperti apa dinamika kerja di sebuah media,” ujarnya.
Rombongan disambut hangat oleh Dewan Pengawas TVRI Drs. Sifak Mashudi, M.Si, Kepala Stasiun TVRI Jakarta Hari Setya, S.A.B, M.A.B beserta jajaran redaksi di Studio 9. Dalam sambutannya, Hari menjelaskan tantangan yang dihadapi TVRI di era digital saat ini. Ia juga memperkenalkan platform OTT (Over The Top) milik TVRI sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan pola konsumsi media.
Sementara itu, Sifak Mashudi, anggota Dewan Pengawas TVRI, memaparkan visi besar lembaga penyiaran publik ini. “TVRI adalah milik masyarakat. Kita harus menjadikannya lebih baik dari TV lainnya. Dulu televisi sangat berkuasa, tapi kini banyak yang tumbang. TVRI harus bermetamorfosis, menjadikan kelemahan sebagai kekuatan, seperti halnya radio yang hanya mengandalkan pendengaran namun tetap bertahan,” jelasnya.
Mahasiswa juga mendapat kesempatan berkeliling studio untuk melihat langsung berbagai fasilitas produksi, mulai dari master control room (MCR), ruang studio produksi, hingga studio berita dan ruang editing. Hal ini memberikan pemahaman praktis kepada mahasiswa tentang bagaimana siaran televisi dirancang dan diproduksi.
Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan seputar tantangan media saat ini. Adi Fitrian Tama bertanya mengenai strategi TVRI untuk menarik kembali minat penonton di tengah gempuran media digital. Sedangkan Radiatum Husna menggali pengalaman Dewas dalam menghadapi dinamika internal TVRI.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Sifak Mashudi menegaskan pentingnya etos kerja dan inovasi. “Kami berupaya menciptakan sesuatu yang baru dan dibutuhkan masyarakat. Dewas berada di wilayah kebijakan, pengawasan, dan pembinaan, tidak masuk ke operasional. Karena ini milik publik, kami mewakili kepentingan publik,” jawabnya.
Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk memahami peran strategis lembaga penyiaran publik di tengah transformasi media yang terus berlangsung.