Magister Manajemen Dakwah dan MKPI UIN Jakarta Gelar Studium General Bahas Sinergi Dakwah dan Filantropi Islam
Magister Manajemen Dakwah dan MKPI UIN Jakarta Gelar Studium General Bahas Sinergi Dakwah dan Filantropi Islam

Jakarta, 23 Oktober 2025 — Magister Manajemen Dakwah dan MKPI UIN Jakarta  UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menggelar kegiatan akademik inspiratif melalui Studium General bertajuk “Sinergi Manajemen dan Komunikasi Dakwah dalam Menggerakkan Filantropi Islam untuk Perubahan Sosial yang Berkelanjutan.” Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Program Studi Magister Manajemen Dakwah (MMD) dan Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (MKPI), yang diselenggarakan di Ruang Teater lantai 2 FDIKOM mulai pukul 09.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh para dosen, mahasiswa, dan praktisi dakwah serta lembaga sosial yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu filantropi Islam dan perubahan sosial.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Al Kahfi, S.Sos menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wadah sinergi antara keilmuan manajemen dan komunikasi dakwah yang sangat relevan dengan konteks mahasiswa FDIKOM hari ini. Ia menegaskan bahwa kolaborasi dua program studi pascasarjana ini menghadirkan pemateri-pemateri yang luar biasa dan berkompeten dalam bidang filantropi, komunikasi publik, dan dakwah digital. Menurutnya, tema ini penting karena membuka ruang dialog antara teori dan praktik, serta mendorong mahasiswa untuk aktif berkontribusi di dunia sosial dan kemanusiaan berbasis nilai-nilai Islam.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Wakil Dekan III FDIKOM, Dr. Muhtadi, M.A., mewakili Dekan Prof. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. Dalam arahannya, beliau menekankan bahwa kegiatan semacam ini menjadi bagian penting dari upaya penguatan sumber daya manusia unggul di bidang dakwah dan komunikasi publik. Ia menyampaikan bahwa filantropi Islam seharusnya tidak dipahami semata sebagai aktivitas memberi, tetapi juga sebagai proses manajerial dan sosial yang mengandung nilai dakwah dan pemberdayaan. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa mampu menjadi insan akademik yang tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga berperan aktif sebagai penggerak perubahan sosial dan pengelola lembaga filantropi yang profesional. “Filantropi bukan sekadar berbagi, tetapi manifestasi nilai dakwah yang mendorong kemandirian dan keberlanjutan sosial. Mahasiswa FDIKOM diharapkan kelak mampu menjadi agen perubahan yang mengelola potensi zakat, infak, dan sedekah dengan strategi komunikasi yang cerdas dan beretika,” ujarnya menutup sambutan.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi oleh tiga narasumber utama yang menghadirkan perspektif berbeda namun saling melengkapi. Pemateri pertama, Ndari Rumi Widyawati, selaku Kepala Biro Komunikasi Publik BAZNAS RI, membawakan materi berjudul “Membangkitkan Literasi Filantropi Islam.” Ia memaparkan pentingnya peningkatan indeks literasi zakat nasional, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z yang kini mendominasi demografi Indonesia. Berdasarkan riset BAZNAS tahun 2024, skor Indeks Literasi Zakat mencapai angka 74,83, yang tergolong kategori moderat. Ndari menjelaskan bahwa dimensi sikap dan kesadaran berzakat di kalangan muda cukup tinggi, namun masih perlu penguatan pada aspek pengetahuan dan perilaku. Oleh karena itu, menurutnya, penguatan komunikasi publik dan edukasi zakat digital menjadi kunci peningkatan partisipasi masyarakat. “Generasi muda adalah masa depan filantropi Islam. Lembaga zakat harus cakap beradaptasi dengan dunia digital agar pesan-pesan kebaikan lebih mudah diterima dan dipercaya publik,” ungkapnya dalam sesi tersebut. Ia juga menekankan pentingnya inovasi komunikasi berbasis data dan narasi inspiratif agar pesan zakat dan kedermawanan dapat tersampaikan dengan efektif di ruang digital.

Selanjutnya, Haryo Mojopahit, M.S., M.Hum, Managing Director IDEAS Dompet Dhuafa Republika, menyampaikan materi bertema “Inclusive Philanthropy dan Penggalangan Dukungan Publik.” Ia memaparkan bahwa keberhasilan lembaga filantropi modern sangat ditentukan oleh kemampuan komunikasi publik yang menghormati keberagaman dan martabat penerima manfaat. Menurutnya, kampanye penggalangan dana dan dukungan publik yang efektif tidak boleh mengeksploitasi penderitaan, tetapi harus mengedepankan empati, kejujuran, dan narasi yang membangun kesadaran sosial. Haryo menekankan bahwa dalam filantropi, cerita memiliki kekuatan yang luar biasa. “Cerita adalah bahan baku kampanye filantropi. Narasi yang menyentuh hati, menghormati penerima manfaat, dan mengajak publik untuk bergerak bersama adalah kunci dari filantropi yang berkelanjutan,” jelasnya. Ia juga memperkenalkan prinsip-prinsip dasar dalam produksi konten filantropi seperti keamanan kontributor, pendampingan anak-anak, dan hak kepemilikan cerita, yang semuanya menjadi pedoman etis dalam membangun komunikasi publik yang humanis.

Sebagai penutup, Dr. Muhamad Zen, M.A., dosen Magister Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membawakan materi bertajuk “Filantropi Islam dalam Perspektif Dakwah dan Pembangunan.” Dalam pemaparannya, beliau menegaskan bahwa filantropi Islam merupakan pilar kesejahteraan umat yang telah ada sejak masa Nabi hingga era modern, dan kini terus relevan dengan visi Sustainable Development Goals (SDGs). Ia menjelaskan bahwa zakat, infak, sedekah, dan wakaf tidak hanya sebagai instrumen spiritual, tetapi juga strategi pembangunan sosial yang mampu menghapus kemiskinan, memberdayakan pendidikan, dan memperkuat ekonomi umat. Dr. Zen menambahkan bahwa perkembangan teknologi membuka peluang besar bagi penguatan filantropi Islam melalui inovasi seperti blockchain zakat dan fintech wakaf, yang dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas lembaga. Ia juga menyoroti potensi media sosial sebagai ruang dakwah baru bagi generasi milenial, di mana empati digital dapat menjadi kekuatan untuk menumbuhkan kesadaran sosial berbasis iman.

Kegiatan Studium General ini berlangsung dengan penuh antusiasme. Para peserta tampak aktif dalam sesi tanya jawab, mengajukan berbagai pertanyaan menarik seputar strategi komunikasi zakat, inovasi digital dalam lembaga filantropi, serta peran mahasiswa dalam menggerakkan ekonomi sosial umat. Diskusi berlangsung dinamis, mencerminkan semangat akademik dan kepedulian sosial mahasiswa FDIKOM terhadap isu-isu kemanusiaan dan keberlanjutan.

Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber dan foto bersama seluruh peserta. Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum bagi sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk terus memperluas wawasan, memperkuat jejaring akademik, serta berkolaborasi dalam mengembangkan konsep filantropi Islam yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan demi kemaslahatan umat dan bangsa.

WhatsApp Image 2025-10-23 at 3.05.21 PM (1)