Hiroshima Peace Memorial Ceremony ke-80: Delegasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berpartisipasi di Hiroshima, Jepang
Hiroshima Peace Memorial Ceremony ke-80: Delegasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berpartisipasi di Hiroshima, Jepang

Hiroshima - Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Short Course internasional di Hiroshima University, delegasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rahmi Nur Azizah dan Siti Nurlaila Syadiah, berkesempatan mengikuti salah satu momen bersejarah di Jepang, yakni Hiroshima Peace Memorial Ceremony yang tahun ini menandai peringatan 80 tahun tragedi bom atom.

Upacara yang digelar pada Rabu (6/8) di Hiroshima Peace Memorial Park tersebut dihadiri perwakilan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, India, Malaysia, Australia, dan lainnya. Acara dimulai pukul 08.00 waktu setempat, diiringi suasana hening penuh penghormatan. Tepat pukul 08.15—waktu jatuhnya bom pada 1945—seluruh peserta melaksanakan silent prayer dan menyaksikan dentang Peace Bell, simbol doa dan harapan untuk dunia tanpa kekerasan.

Dalam sambutannya, Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui menyampaikan:

“Pada upacara peringatan perdamaian ini, menandai 80 tahun sejak bom atom dijatuhkan, kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada jiwa para korban pemboman atom. Kami memperbarui tekad untuk bekerja sama dengan Nagasaki dan dengan pihak-pihak yang berpikiran serupa di seluruh dunia untuk mencapai tujuan yang lama didambakan umat manusia—penghapusan senjata nuklir yang memimpin pada perdamaian dunia yang abadi.”

Usai upacara, delegasi melanjutkan kunjungan ke Museum Peace Memorial Park untuk mempelajari sejarah tragedi dan melihat langsung artefak yang tersisa. Bagi para peserta, momen ini menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana masyarakat Hiroshima memilih untuk tidak terjebak pada masa lalu, tetapi terus melangkah maju sambil menjaga memori sejarah. Salah satu simbolnya adalah Api Perdamaian (Peace Flame) yang akan terus menyala hingga seluruh senjata nuklir di dunia dimusnahkan.

Rangkaian kegiatan hari itu ditutup dengan Peace Lantern Floating Ceremony pada malam hari. Ratusan lentera bertuliskan pesan dan harapan untuk perdamaian dilepaskan ke aliran sungai, menjadi pengingat visual bahwa cahaya perdamaian dapat terus menerangi dunia meski pernah dilanda kegelapan perang.