Forum Kompas100 CEO Goes to Campus: Revolusi Digital Menuju Indonesia Emas
Forum Kompas100 CEO Goes to Campus: Revolusi Digital Menuju Indonesia Emas

Salah satu program kolaborasi Harian Kompas (Kompas.id) bersama Perusahaan Listrik Negara (PLN) menghadirkan acara CEO Goes to Campus, yang mengangkat tema "(Digital Class) – Revolutionizing Youth Engagement: Thriving in the Digital Frontier." Dalam rangkaian acara tersebut, dibahas bagaimana perkembangan teknologi dan digitalisasi mampu mengubah gaya hidup serta mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi tantangan dunia kerja. Diskusi mengenai optimalisasi dampak teknologi, menjadi sorotan utama dalam acara yang digelar di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta pada Selasa, (19/12).

Rektor UIN Jakarta, Asep Saepudin Jahar menuturkan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan kedua yang terkait dengan CEO Goes to Campus setelah sebelumnya dilaksanakan dari Pimpinan Umum Pegadaian. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun wawasan knowledge dan experience kepada civitas akademika UIN Jakarta terlebih karena Kompas sudah berpengalaman dan bereputasi dalam membangun literasi di masyarakat.

"Saya harapkan Fakultas Dakwah khususnya dan segenap civitas akademika untuk terus meningkatkan kemampuan terkait dengan jurnalistik ataupun hal yang terkait dengan literasi karena kita sekarang ini dihadapkan dengan era disruptif dan harus siap dengan perubahan," ujarnya.

Group Head of PAC Shared Service GOTO, Nanang Chalid menjelaskan, teknologi seperti halnya AI (kecerdasan buatan), seharusnya dipahami sebagai alat yang membantu manusia, bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri. Analoginya seperti pisau yang dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan. Kemudian, perlunya memahami bagaimana manusia berinteraksi dengan teknologi, terutama dalam konteks AI. Manfaat AI yang dapat membantu dalam berbagai proses, seperti contohnya dalam e-commerce, dimana AI dapat membantu pembeli dan penjual berinteraksi secara lebih efektif.

“Pola pikir yang kita lakukan dengan semangat mengenai KRS UKM adalah membangun AI machine yang bisa membantu pembeli dan penjual yang ada di lokasi lokal untuk bisa berinteraksi. Itu yang dilakukan misalnya dengan AI yang ada di e-commerce. Tapi kalau AI disalahgunakan juga bisa berbahaya, yang saya ingin utarakan adalah jangan sampai kita melihat AI itu tapi tidak membaca mengenai AI,” jelasnya.

Vice President PLN Mobile PLN Icon Plus, Dhamar Sumarwan mengungkapkan, dalam hal bisnis digitalisasi dan teknologi mengambil bagian penting dalam transformasi bisnis. Meskipun teknologi menjadi tulang punggung dalam perkembangan bisnis saat ini, penting untuk diingat bahwa AI, machine learning, dan teknologi lainnya hadir dalam operasional dan pelayanan pelanggan, tetaplah diingat bahwa pelanggan adalah manusia yang memiliki humanisme. Teknologi memiliki kelemahan karena tidak memiliki emosi dan rasa humanisme, sehingga perlu kolaborasi yang baik antara teknologi dan sisi humanisme untuk memberikan pelayanan optimal kepada pelanggan.

“Kelemahan teknologi itu yaitu tidak punya feel tidak bisa merasakan humanisme. Dalam Implementasi teknologi itu masih punya peran sangat lebar karena bagaimana teknologi bisa berkolaborasi dengan sisi humanisme kita yang nanti diharapkan bisa memberi layanan ke pelanggan yang paling optimal. Jadi hadirnya teknologi harapannya bisa menjadi kolaboratif dan bukan sebagai pesaing gitu, bukan jadi saling bertolak belakang, tetapi harusnya teknologi bisa jadi kolaboratif dengan sisi humanisme,” pungkasnya. (Muhammad Rizki Aulia Rahman)