FDIKOM UIN Jakarta Tegaskan Komitmen Penguatan Pers Mahasiswa melalui Literasi Jurnalisme Berkeadilan dan Berperspektif Gender
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya memperkuat kapasitas jurnalis muda di lingkungan kampus melalui pelatihan jurnalistik, Kamis (27/11).
Kegiatan pelatihan ini merupakan kolaborasi antara FDIKOM UIN Jakarta dengan JalaStoria yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa memahami peran penting jurnalisme kampus dalam menciptakan ruang informasi yang sehat, kritis, dan sensitif terhadap isu-isu sosial.
Direktur Eksekutif JalaStoria Dr. Ninik Rahayu, S.H., M.S., mengatakan, mahasiswa sebagai calon jurnalis perlu memahami bahwa pemberitaan memiliki kekuatan mempengaruhi cara pandang publik terhadap isu gender. Karena itu, kemampuan menulis, menggali fakta, dan menyajikan informasi secara etis menjadi fondasi penting.
Dalam pelatihan bertajuk "Membangun Jurnalisme Berkeadilan dan Berperspektif Gender" itu, Ninik mengajak peserta menelaah persoalan kekerasan berbasis gender melalui diskusi dan studi kasus yang pernah terjadi di berbagai wilayah.
"Sehingga ini penting dalam membangun jurnalisme yang inklusif, sensitif gender, dan berpihak pada nilai keadilan," ucapnya.
Menutup paparannya, Ninik menyampaikan bahwa, kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam mendorong lahirnya jurnalis muda yang berintegritas dan berperspektif keadilan.
Pada sesi berikutnya, Samsuri dari Dewan Pers memberikan penguatan mengenai kode etik jurnalistik serta kebijakan yang mengatur praktik pemberitaan di Indonesia.
"Seorang jurnalis perlu mengkaji sebuah pemberitaan terkait kasus kekerasan seksual untuk menilai apakah penyajiannya sudah memenuhi perspektif gender dan mematuhi kaidah jurnalistik atau justru sebaliknya, " ucapnya.
Paparan yang diberikan kedua pemateri tersebut sejalan dengan visi akademik FDIKOM UIN Jakarta, yang menempatkan jurnalisme tidak semata keterampilan teknis, tetapi juga sebagai praktik etis yang bertumpu pada kekuatan intelektual, keberanian moral, dan kesadaran sosial.
Dalam berbagai kesempatan, FDIKOM terus mendorong agar pers mahasiswa menjadi pilar kritis yang mampu mengawal isu keadilan dan kemanusiaan.
Selain itu, pendekatan studi kasus yang disampaikan Samsuri membantu peserta memahami bagaimana kesalahan dalam penulisan atau peliputan dapat memunculkan bias, memperburuk stigma, bahkan melanggar hak korban, terutama kelompok rentan.
FDIKOM menilai materi ini sangat krusial bagi pers mahasiswa, yang seringkali menjadi garda awal dalam peliputan isu sosial di lingkungan kampus.
Dekan FDIKOM, Prof. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, turut memberikan apresiasi atas kolaborasi ini, yang dinilai mampu memperkuat kapasitas intelektual dan etika jurnalistik mahasiswa.
"Melalui pelatihan ini, mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu memproduksi karya jurnalistik yang informatif, adil, dan sensitif terhadap isu gender, " tuturnya.
FDIKOM UIN Jakarta meyakini bahwa penguatan literasi pers kampus adalah kunci bagi masa depan jurnalisme Indonesia yang lebih beradab dan berpihak pada kemanusiaan.
