FDIKOM Selenggarakan Workshop Pemulasaran Jenazah Bagi Mahasiswa
FDIKOM Selenggarakan Workshop Pemulasaran Jenazah Bagi Mahasiswa

Ciputat, 23 November 2023. Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Demikian Allah berfirman dalam Al-Qur'an. Orang yang sudah mati harus dimuliakan, dimandikan, dikafankan, dishalatkan dan dikuburkan. Keterampilan melakukan pemulasaran jenazah seyogyanya dikuasai oleh setiap muslim. Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membekali mahasiswa keterampilan pemulasaran jenazah melalui kegiatan workshop. Bertempat di Ruang Teater Lantai 2, Workshop Pemulasaran Jenazah Bagi Mahasiswa diselenggarakan. Kegiatan berlangsung dari pukul 08.00–12.00 WIB, dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Rubiyanah dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Muhtadi. Hadir pula Ketua Tim Tata Usaha FDIKOM, Sundus Nuzulia dan Kepala Laboratorium, Zakaria. Kegiatan ini menghadirkan narasumber, Umi Musyarrofah, Musfirah Nurlaili, M. Jufri Halim, Nunung Khoiriyah dan sejumlah mahasiswa Semester Satu semua prodi. Acara dipandu oleh Anita Dwi Zulyatin, mahasiswi KPI. Setelah melalui serangkaian pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Dakwah, kegiatan presentasi materi dan praktik pemulasaran jenazah di mulai oleh narasumber.

Wakil Dekan Muhtadi, dalam sambutannya menyampaikan tiga hal, Pertama, kegiatan workshop pemulasaran jenazah ini penting sebagai keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa FDIKOM karena tidak banyak yang menguasai keterampilan ini; Kedua, kegiatan ini akan menguatkan sikap ingat mati yang akan berimplikasi positif bagi penegakkan kode etik mahasiswa di lingkungan kampus; dan ketiga, Fakultas mendukung penuh kegiatan pelatihan ini yang merupakan bagian dari penerapan matakuliah Praktikum Ibadah dan Tilawah oleh dosen-dosen pengampu, dan sebaiknya kegiatan ini dibuat berseri”.

Umi Musyarrafah, sebelum praktik menyampaikan materi menghadapi naza’, orang yang sedang mengalami sakaratul maut, yaitu: keluarga harus ridlo, Ikhlas dan tidak meratap, mendoakan, mentalqinkan, dan bila memungkinkan hadapkan kearah kiblat. Musfirah Nurlalili memaparkan lima langkah memandikan jenazah: Siapkan tempat untuk menempatkan jenazah, letakkan tujuh tali di atas dipan secara sejajar dari kepala sampai kaki, letakkan tiga lapis kain bagi jenazah laki dan 5 lapis bagi jenazah perempuan, letakkan jenazah di atas kain kafan, ikatkan tali dengan simpul pada badan sebelah kiri. Nunung Khoriyah menjabarkan materi shalat jenazah, meliputi keutamaan shalat jenazah, syarat sah shalat, rukun shalat dan tata cara shalat jenazah. M. Jufri Halim menjelaskan prosesi menguburkan jenazah, yaitu penguburan secara normal dan tidak normal, pelaksanaan penggalian kubur, pelaksanaan penguburan dan kegiatan pasca penguburan.

Sesi terakhir adalah praktik memandikan, mengkafankan, menshalatkan dan menguburkan jenazah. Peserta workshop yang maju sebagai peraga jenazah adalah Nadya seorang mahasiswi KPI. Secara rinci dan detil keempat narasumber mempraktikkan pemulasaran jenazah dari prosesi memandikan, menyiapkan kain kafan sampai membungkus jenazah, praktik shalat jenazah dari takbir pertama sampai takbir keempat dengan bacaan bacaan wajibnya, bagaimana mengangkat jenazah, menggotongnya, menurunkan ke lubang kubur, meletakkan jenazah di liang lahat, menimbun dan mentalkin pasca penguburan.

Seluruh peserta workshop begitu antusias mengikuti kegiatan ini dan sangat berkesan. Mereka merasa mendapat pengalaman baru, ilmu yang bermanfaat dan nuansa mengingat matinya dapat.  

Tag :