Dosen PMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Memberikan Kuliah di UIN Aceh dengan tema : Data Sebagai Jalan Pengetahuan untuk Aksi Pemberdayaan
Dosen PMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Memberikan Kuliah di UIN Aceh dengan tema : Data Sebagai Jalan Pengetahuan untuk Aksi Pemberdayaan

BANDA ACEH – Di sebuah ruang kuliah LP2M UIN Ar Raniry, Kamis (6/11/2025), bukan hanya hafalan teori yang disampaikan, melainkan sebuah paradigma baru. Di hadapan 70 pasang mata yang menyimak, Dr. Tantan Hermansah, M.Si., meletakkan sebuah kompas di atas peta tua pemberdayaan masyarakat: data demografi.

“Kita telah terlalu lama memandang komunitas dengan kacamata kuda. Datang dengan solusi yang sudah jadi, sebelum benar-benar mendengar cerita yang tertulis dalam angka-angka,” ujar Lektor Kepala dari Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, membuka kuliahnya yang bertajuk “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Data Demografi”.

Suasana hening seketika. Kuliah umum yang dihelat bukan sekadar transfer ilmu, melainkan semacam masterclass bagi calon-calon arsitek sosial masa depan. Dr. Tantan, dengan metodologi yang runut, membedah bagaimana peta kependudukan, piramida usia, tingkat pendidikan, dan sebaran mata pencaharian bukanlah sekadar tabel statistik. Ia menyebutnya sebagai "DNA sosial" sebuah komunitas.

“Dengan data, seorang fasilitator masyarakat ibarat seorang dokter yang mendiagnosis, bukan tukang obat yang jualan jamu gadungan,” katanya, disambut gelak tawa sekaligus renungan para mahasiswa.

Di sisi lain, duduk tenang Dr. Rasyidah, Ketua Program Studi PMI UIN Ar Raniry. Kehadirannya mendampingi pakar dari Jakarta itu bukan sekadar protokoler. Ia adalah simbol dari ikhtiar kampusnya untuk merajut ilmu dari pusat-pusat pemikiran Nusantara ke dalam kurikulum Aceh.

“Kita ingin mahasiswa tidak hanya pandai mengutip teori, tetapi mampu membedah realitas Aceh yang kompleks dengan pisau analisis yang tajam. Kuliah seperti inilah yang akan mengasah naluri mereka,” ujar Dr. Rasyidah, menegaskan komitmen akademiknya.

Tantan aceh 2

Dr. Tantan kemudian menjabarkan langkah-langkah strategis. Bagaimana data tentang jumlah pemuda pengangguran di sebuah kecamatan harus langsung diterjemahkan ke dalam program pelatihan keterampilan yang sesuai dengan potensi ekonomi lokal. Atau, bagaimana data kepadatan penduduk dapat menentukan prioritas pembangunan puskesmas agar tepat sasaran.

“Inilah yang disebut pemberdayaan yang presisi. Setiap rupiah dana sosial, setiap keringat tenaga pengabdi, harus jatuh ke sasaran yang tepat, seperti peluru yang ditembakkan oleh seorang penembak jitu,” tegasnya.

Acara yang berlangsung selama tiga jam itu terasa lebih singkat. Para mahasiswa, yang biasanya sibuk dengan gadget, tampak terpaku. Bagi mereka, ini bukan lagi sekadar mata kuliah wajib. Ini adalah pengalaman melihat masa depan profesinya—di mana seorang pengembang masyarakat bukan lagi juru bicara program, tetapi seorang ilmuwan sosial yang berpijak pada data, berhati nurani, dan bervisi keadilan.

Hari itu, di ruang ber-AC kampus UIN Ar Raniry, Dr. Tantan Hermansah tidak hanya meninggalkan materi presentasi. Ia menanamkan sebuah keyakinan: bahwa di tangan generasi ini, pemberdayaan masyarakat akan bergeser dari kerja berdasarkan asumsi, menjadi sebuah karya yang berdasar pada cerita-cerita yang bisu, yang terangkum rapi dalam setiap lembar data.