Dekan FDIKOM : Lawan Korupsi Melalui Bangun Budaya Jujur Akademik
http://rdk.fdikom.uinjkt.ac.id/index.php/2019/09/17/dekan-fdikom-lawan-korupsi-dengan-bangun-budaya-jujur-akademik/
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) mengadakan acara Bedah Buku dan Seminar Nasional, dengan tema “Peran Perguruan Tinggi dalam Memerangi Korupsi di Indonesia : Telaah Sandi Komunikasi Korupsi”, pada Selasa (17/9) kemarin, di Teater Prof. Aqib Suminto, FDIKOM.
Penulis buku Metamorphosis Sandi Komunikasi Korupsi, Sabir Laluhu mengatakan, secara singkat buku ini membahas tentang bahaya rahasia yang digunakan oleh koruptor dalam komunikasi tatap muka maupun non tatap muka.
“Kalau di dalam buku ini ada 199 sandi (pesan rahasia), disitu dibahas bagaimana mereka (koruptor) menggunakan sandi tersebut sampai terjadi tindak pidana korupsi,” ujarnya.
Indeks persepsi korupsi di Indonesia sampai hari ini sangat mengkhawatirkan, jika dilihat dari data penanganan kasus di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terdapat 1000 perkara lebih.
Di urutan nomor satu perkara swasta dan pengusaha, nomor dua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), berjumlah 255 orang terkait dari 2003 sampai Juni 2019
“Bayangkan kalau misalkan proyek jalan, pendidikan, kesehatan itu dikorup? Orang gak bisa dapet pelayanan kesehatan, buku ajar bagus,” ungkapnya.
Dekan FDIKOM, Suparto mengatakan, pengadaan acara Bedah Buku “Metamorfosis Sandi Komunikasi Korupsi” dan Seminar Nasional merupakan inisiatif fakultas untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa, dan civitas akademika terhadap persoalan bangsa.
“Terutama persoalan yang selama ini belum terpecahkan yaitu Indonesia belum bersih dari korupsi,” ujarnya.
Menurutnya, peran mahasiswa dalam memerangi korupsi, yaitu dengan membangun budaya jujur akademik sebagai ajang latihan untuk berkomitmen, jika dari awal mahasiswa biasa mencontek, artinya mencerminkan sikap tidak jujur.
“Sedangkan korupsi bisa hilang dari budaya kita, selama kita memahami nilai-nilai kejujuran itu,” tuturnya.
(Shidqi Fikri Zaidan)