Analisis Pakar Komunikasi Politik tentang Pidato Kenegaraan Prabowo
Presiden Prabowo Subianto untuk pertama kalinya menyampaikan pidato kenegaraan di sidang tahunan MPR serta sidang bersama DPR dan DPD RI. Dalam pidato perdana ini, Presiden menegaskan sejumlah program prioritas: makan bergizi gratis, cek kesehatan gratis, dan sekolah rakyat.
Prabowo juga menekankan efisiensi penggunaan anggaran negara. Ia menyebut, lebih dari Rp300 triliun berhasil diselamatkan dari potensi penyalahgunaan. Anggaran perjalanan dinas, alat tulis kantor, hingga pos belanja rutin yang dianggap tidak produktif kini dialihkan untuk kepentingan rakyat.
Dengan gaya orasi khasnya, Presiden menutup pidatonya dengan tegas: Indonesia kuat bukan karena kekayaan elit, melainkan karena keberpihakan pada rakyat.
Menurut Prof. Gun Gun Heryanto, Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik UIN Jakarta, pidato ini adalah momentum penting untuk membangun kepercayaan publik. Namun, janji-janji kampanye harus dibuktikan dengan data yang faktual dan program yang benar-benar dijalankan.
Para analis menilai, gaya komunikasi blak-blakan Prabowo mencerminkan dynamic style. Tegas, agresif, dan penuh penekanan. Namun efektivitasnya sangat bergantung pada sejauh mana instruksi presiden ini benar-benar dijalankan di lapangan.
Pertanyaan pun muncul: apakah program makan bergizi gratis, sekolah rakyat, dan layanan kesehatan gratis benar-benar akan terasa manfaatnya di seluruh pelosok negeri?
Satu hal pasti, pidato perdana ini menjadi titik awal pertaruhan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Keberhasilan atau kegagalannya akan diukur bukan dari kata-kata, tetapi dari bukti nyata yang dirasakan rakyat Indonesia.
Sumber: https://youtu.be/pQp4qgmbdlU