AGENDA BENCHMARKING DAN SERTIFIKASI HAJI, UIN SURABAYA LAKUKAN KUNJUNGAN KE FDIKOM UIN JAKARTA
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Sunan Ampel Surabaya melakukan kunjungan ke FDIKOM UIN Jakarta. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melaksanakan sertifikasi pembimbing haji mandiri UIN Surabaya, serta benchmarking dalam memperkuat pertukaran informasi mengenai sertifikasi haji. Acara tersebut berlangsung di Ruang Sidang lt.2 FDIKOM, pada Selasa (21/3).
Dekan FDIKOM, Suparto, M.Ed, Ph.D mengungkapkan, benchmarking dilakukan sebagai ajang bertukar pikiran mengenai sertifikasi pembimbing haji dan umrah. Sektor pendanaan, segi tata kelola, hingga keberlanjutan sertifikasi turut dibahas dalam pertemuan tersebut. Selain itu, kemungkinan adanya sertifikasi penyuluh turut menjadi topik bahasan, sebab hal tersebut menjadi salah satu faktor dari peningkatan profesionalisme para penyuluh agama di Indonesia.
“Kerja sama layaknya acara tersebut akan terus diperluas secara universal, baik dengan universitas Islam yang lain maupun universitas umum di dalam dan luar negeri. Sehingga, kapasitas fakultas yang terus tumbuh akan berdampak baik untuk kesejahteraan universitas,” pungkasnya.
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama UIN Surabaya, Dr. Abdullah Sattar, S.Ag, M.Fil.I. menuturkan, analisis pola yang mungkin berbeda hingga saling mengisi satu sama lain menjadi capaian yang tepat dari pertemuan tersebut. Pertukaran pengalaman yang spesifik mengenai sertifikasi haji akan menjadi langkah awal untuk hasil yang baik.
“Kerja sama dan saling berkolaborasi sangat dibutuhkan untuk pengembangan dari berbagai sektor, khususnya dari segi implementasi Tri Dharma, di antaranya pendidikan, pengabdian dan penelitian. Saya harap kerja sama ini akan terus berlanjut, mengingat identitas universitas yang sama-sama berdiri di bawah naungan Kementerian Agama,” jelasnya.
(Amalia Vilistin)
Dekan FDIKOM, Suparto, M.Ed, Ph.D mengungkapkan, benchmarking dilakukan sebagai ajang bertukar pikiran mengenai sertifikasi pembimbing haji dan umrah. Sektor pendanaan, segi tata kelola, hingga keberlanjutan sertifikasi turut dibahas dalam pertemuan tersebut. Selain itu, kemungkinan adanya sertifikasi penyuluh turut menjadi topik bahasan, sebab hal tersebut menjadi salah satu faktor dari peningkatan profesionalisme para penyuluh agama di Indonesia.
“Kerja sama layaknya acara tersebut akan terus diperluas secara universal, baik dengan universitas Islam yang lain maupun universitas umum di dalam dan luar negeri. Sehingga, kapasitas fakultas yang terus tumbuh akan berdampak baik untuk kesejahteraan universitas,” pungkasnya.
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama UIN Surabaya, Dr. Abdullah Sattar, S.Ag, M.Fil.I. menuturkan, analisis pola yang mungkin berbeda hingga saling mengisi satu sama lain menjadi capaian yang tepat dari pertemuan tersebut. Pertukaran pengalaman yang spesifik mengenai sertifikasi haji akan menjadi langkah awal untuk hasil yang baik.
“Kerja sama dan saling berkolaborasi sangat dibutuhkan untuk pengembangan dari berbagai sektor, khususnya dari segi implementasi Tri Dharma, di antaranya pendidikan, pengabdian dan penelitian. Saya harap kerja sama ini akan terus berlanjut, mengingat identitas universitas yang sama-sama berdiri di bawah naungan Kementerian Agama,” jelasnya.
(Amalia Vilistin)