Prodi KPI DIKOM UIN Jakarta Kembali Gelar Diskusi Dosen Bertajuk “Distingsi Keilmuan Komunikasi Penyiaran Islam & Quo Vadis KPI”
Prodi KPI DIKOM UIN Jakarta Kembali Gelar Diskusi Dosen Bertajuk “Distingsi Keilmuan Komunikasi Penyiaran Islam & Quo Vadis KPI”

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam FDIKOM UIN Jakarta kembali menggelar Diskusi Komunikasi dan Penyiaran Islam (SIKOPI) Seri 2 Sesi 4 dengan mengusung tema “Distingsi Keilmuan Komunikasi Penyiaran Islam & Quo Vadis KPI” pada Kamis (15/05), bertempat di Ruang Meeting lantai 2 FDIKOM yang dihadiri oleh Dekan FDIKOM Dr. Gun Gun Heryanto beserta jajaran Wakil Dekan, Ketua Program Studi, Dosen, serta Mahasiswa. Diskusi dibuka oleh Ketua Prodi KPI,  Dr. Yopi Kusmiati, M.Si dan dipandu oleh Isna Siskawati, M.Si selaku moderator.

IMG-20250516-WA0000(3)
Ade Masturi, M.A sebagai narasumber pertama memaparkan materi tentang distingsi keilmuan komunikasi penyiaran islam. <span;> <span;>Dalam paparannya, Komunikasi Penyiaran Islam lahir dari dimensi tabligh dalam Ilmu Dakwah. Menurutnya, distingsi ini memiliki posisi unik karena berfokus pada penyampaian pesan-pesan Islam melalui berbagai media komunikasi modern maupun tradisional.
Selanjutnya, Muhammad Fanshoby M.Sos menyampaikan tentang "Quo Vadis KPI". Ia menyatakan bahwa distingsi KPI harus menjadi perhatian penting karena berhubungan dengan arah keilmuan KPI. Ia menambahkan bahwa KPI UIN Jakarta perlu menyusun kembali roadmap keilmuannya. Pertama, dengan memperkuat posisi KPI sebagai pusat riset komunikasi Islam digital. Kedua, menjadikan media sosial sebagai bahan penelitian bagi mahasiswa dan dosen. Hal ini perlu dilakukan untuk memperkuat sarjana KPI agar dapat bersaing dengan sarjana komunikasi umum.              Pada sesi diskusi, Dr. Yopi Kusmiati menyampaikan pendapat nya terkait dengan penguatan ranah penelitian mahasiswa KPI dalam lingkup media sosial sebagai arah baru untuk topik-topik penelitian mahasiswa ke depan. ia menjelaskan bahwa penelitian tidak hanya terfokus pada komunikasi dakwah yang bersifat tradisional, tetapi juga mulai membuka ruang bagi kajian-kajian kontemporer, seperti media sosial, YouTube, dan platform digital lainnya yang relevan dengan perkembangan komunikasi Islam hari ini.
Pada akhir sesi diskusi, Dekan FDIKOM, Dr. Gun Gun Heryanto memberikan statement penutup. Ia menyampaikan bahwa distingsi keilmuan KPI sudah jelas memiliki perbedaan dengan keilmuan komunikasi umum. “Jadi, KPI yang fokus pada penyiaran memang memiliki misi Islam, dengan konektivitas media atau multikanal. Secara kelembagaan, KPI memang perlu perbaikan. Maka, wajar jika dalam konteks quo vadis, muncul kemungkinan pengembangan komunikasi Islam”. (Jelas Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si)

(Lutfi Retno Puji Rahayu)