Praktek Lapangan Penerapan Teknik PRA 2020, Mata Kuliah Metodologi Riset Aksi Partisipatif : Prodi PMI

Dimulai pada tanggal 13 November 2020, tugas akhir mata kuliah Metodologi Riset Aksi Partisipatif diberikan oleh Dr. Muhtadi, M.Si selaku dosen pengangampu mata kuliah tersebut. Tugas lapangan ini diberikan kepada mahasiwa Pengembangan Masyarakat Islam semester 5. Sebelum turun langsung ke masyarakat, telah diberikan beberapa pembekalan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa telah dibekali teori sebelum turun kelapangan. Pada akhirnya ditanggal 20 Desember 2020 tugas akhir mata kuliah Metodologi Riset Aksi Partisipatif telah selesai dikerjakan dan dikumpulkan dalam bentuk laporan.
Banyak tantangan yang dihadapi mahasiswa saat melakukan praktek lapangan PRA. Sikap adaptif terhadap kondisi wabah Covid-19 menjadi salah satu respon yang wajib dilakukan oleh mahasiswa. Tugas yang pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan berkelompok dengan menginap disuatu desa, sekarang dilakukan secara individu dan boleh berkelompok asalkan berpatokan kepada domisili mahasiswa sekarang. Selain itu, larangan berkumpul bersama juga menjadi tantangan yang harus dilalui oleh mahasiswa mengingat tugas ini dilakukan dengan cara berdiskusi dengan masyarakat. Kondisi seperti ini tentunya menuntut mahasiwa untuk bisa kreatif dengan kondisi sekarang tanpa mengurangi esensi dari tugas tersebut.
Salah satu implementasi praktek lapangan PRA yang dilakukan oleh mahasiwa PMI asal Kota Padang yang bernama Yudi Ariski dilakukan secara adaptif untuk merespon kondisi saat ini. Praktek lapangan dilakukan dengan subjek Komunitas Nelayan yang berada tidak jauh dari kediamannya. Alasan pemilihan lokasi ini, selain berdekatan dengan tempat tinggal juga dari faktor key person atau tokoh masyarakat yang merupakan saudara, sehingga kegiatan diskusi dan perizinan dapat berjalan lebih lancar.
Komunitas Nelayan yang bernama Komunitas Nelayan Pasar Pagi Banda Aia berada di Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat menjadi tujuan Yudi melakukannya praktek PRA. Menurutnya, “berbagai permasalahan dan potensi yang ada pada masyarakat nelayan, terkadang luput dari perhatian masyarakat. Prolematika disektor pengeloaan sumber daya laut membutuhkan pemahaman akar masalah dan kekuatan penyelesaian yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Untuk mengkaji akar masalah tersebut tentunya membutuhkan fasilitator yang dapat membimbing masyarakat”.
Dalam pelaksanaan implementasi praktek PRA yang dilakukan oleh Yudi, berbagai pelajaran baru yang tidak didapat dikelas didapatkan dalam proses nimbrung bersama dengan masyarakat. Apalagi dalam merespon Pandemi Covid-19 memerlukan penyesuaian dan adaptasi dengan kondisi yang terjadi saat ini. Mulai dari penyesuaian waktu berdiskusi sampai dengan jumlah orang yang diajak berdiskusi perlu diperhatiakan. Memilih partisispan yang mewakili semua keberagaman yang ada di masyarakat menjadi tantangan dimana fasilitator harus jeli dan tidak asal mengambil partisipan.
Diskusi yang dilakukan Yudi bersama nelayan yang notabenenya berpendidikan rendah memerlukan fasilitator yang mampu menyamakan frekuensi dengan partisipan. Ketika bahasa yang digunakan fasilitator terlalu tinggi maka data yang didapatkan cenderung samar- samar karena tidak dimengerti oleh partisipan. Begitupun dengan partisipan yang memberikan istilah-istilah baru ditelinga fasilitator, menjadi kewajiban fasilitor untuk memverifikasi data tersebut agar memahami konteks diskusi. Selain itu ketika salah satu partisispan pasif dalam diskusi menjadi tugas fasilitator untuk memberikan waktu berpendapat kepada partisipan tersebut.


Pada Akhirnya sebuah hasil dari implementasi praktek PRA tidak hanya berakhir pada tataran pemahaman di masyarakat saja, namun lebih dari itu memcoba menghadirkan sebuah solusi konkret yang dapat menjawab permasalahan yang ditemukan di masyarakat. Dimulai dengan pengimplementasian teknik dengan metode diskusi, dilanjut dengan gambaran masalah dan potensi yang kemudian dianalis apa sebab dan akibatnya. Selanjutnya penentuan masalah prioritas dan rencana kegiatan berdasarkan masalah prioritas. Semua kegiatan ini dilakukan dengan partisipasi aktif dari masyarakat. Program pilihan yang didapat bertujuan mengurai masalah prioritas yang ada dimasyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengenali, melaksanakan, mendapatkan hasil yang menguntungkan dan berkesinambungan dari rencana program yang digagas bersama. (Yudi Ariski)