Sema FDIKOM Sukses Gelar Pemberian Bansos Covid-19
Pusat Layanan dan Kerjasama Internasional (PLKI) Universitas Islam Negeri (UIN), Jakarta menyelenggarakan acara Webinar bertajuk “Kesempatan Beasiswa dan Cara Meraihnya” pada Rabu (15/9).
Acara ini difokuskan pada akses pendidikan tinggi, yaitu beasiswa jenjang Strata Satu (S1) yang diperuntukan bagi pendaftar berprestasi dan memiliki keterbatasan di bidang finansial, dan jenjang Strata Dua (S2) yang kini tidak lagi hanya mempertimbangkan pada keterbatasan finansial, melainkan prestasi, kompetensi, dan sumbangsih pada ilmu pengetahuan.
Selanjutnya dijelaskan berbagai jalur beasiswa S2 dari Pemerintah Indonesia. Salah satunya beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), bagi jalur reguler, jalur santri, afirmasi bidikmisi, afirmasi daerah perbatasan, afirmasi pengabdian daerah perbatasan, dan afirmasi prestasi, seperti bidang olimpiade, olahraga, seni, dan keagamaan.
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UIN Jakarta, Didin Nuruddin Hidayat memaparkan bahwa generasi muda yang tangguh dan kompeten adalah mahasiswa yang harus mengarah pada sepuluh skill, diantaranya: Analytical Thinking and Innovation, Active Learning and Learning Strategies, Complex Problem Solving, Critical Thinking and Analysis, Creativity-Originality and Initiative, Leadership and Social Influence, Technology Use-Monitoring and Control, Technology Design and Programming, Resilience-Stress Tolarance and Flexibility, Reasoning-Problem Sloving and Ideation.
Selain itu, Didin juga menyampaikan bahwa webinar ini sebagai promosi Indonesia kepada dunia.
“Indonesia harus dipromosikan tidak hanya dari dalam, tapi dari luar juga melalui Duta Budaya Indonesia untuk Dunia,” tuturnya.
Penerima Beasiswa LPDP, sekaligus alumni Hubungan Internasional (HI) UIN Jakarta, Husen Haikal Alhadar juga membagikan ilmunya tentang pengalaman dalam meraih beasiswa.
“Kita harus mantapkan diri, karena kita tidak tahu nanti yang menjadi penyeleksi pada berkas kita, yang mereka mau lihat apa-apa saja. Oleh karena itu, kita harus mantapkan diri semaksimal mungkin atau mungkin bahasa kekiniannya bangun personal branding kearah yang tepat seperti itu,” jelas Husen.
Sementara itu, Penerima Beasiswa Chevening, yang juga merupakan alumni Pendidikan Bahasa Inggris UIN Jakarta Ari Armadi, menjelaskan tentang persyaratan jelas tentang Chevening.
“Chevening adalah Beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Inggris untuk para Mahasiswa yang ingin melanjutkan Studinya di Inggris. Jadi, harus digaris bawahi kalau ingin mendapatkan Beasiswa Chevening harus kuliah di Inggris atau United Kingdom (UK). Universitas manapun asalkan di Inggris dan levelnya S2. Jadi tidak ada Beasiswa Chevening untuk S3.”
Persyaratan Beasiswa Chevening sendiri meliputi warga negara Indonesia, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,33, memiliki pengalaman kerja selama dua tahun. Lalu peserta harus apply ke tiga Universitas berbeda di UK dengan cours yang sama, atau apply ke tiga cours yang berbeda di Universitas yang sama dengan syarat mendapatkan Letter of Acceptance (LOA), dan kabar baiknya pada tahun 2022 tidak perlu diwajibkan adanya sertifikat bahasa seperti TOEFL/IELTS.
Di penghujung acara, narasumber memberikan pesan kepada para peserta webinar, sebagai bentuk motivasi.
“When we fail, we are one step closer to succeed. Internal evaluation must take place. Berarti, Ketika kita gagal, kita selangkah lebih dekat untuk sukses. Evaluasi diri secara internal harus dilakukan. Jadi, kuncinya adalah ikhlas dan perbaiki diri. Nikmati prosesnya serta tekun dan serius untuk mencapai kesuksesan tersebut.”
Reporter Farah Nur Azizah; Editor Farhan Mukhatami dan Nur Arisyah Syafani
Berita ini telah dimuat di web dnktv.uinjkt.ac.id