Mentauladani Akhlak Rasulullah SAW dalam Bekerja dan Berumah Tangga: Tema Peringatan Maulid di FDIKOM
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI kembali menyelenggarakan secara virtual rangkaian Webinar Nasional Literasi yang bertajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring” pada Selasa (19/10).
Presiden RI Joko widodo membuka acara kegiatan ini. Kemudian dilanjut oleh Wakil Gubernur provinsi Banten Andika Hazrumy, Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie.
Di era digital, hoaks dianggap sebagai persoalan serius. Ironisnya hal tersebut sulit diberantas karena banyaknya masyarakat yang belum berkualitas dan berbekal literasi digital yang cukup.
Dosen Universitas Diponegoro Amni Zarkasyi Rahman menjelaskan di era perkembangan teknologi dan informasi, digital skill merupakan skill yang sangat diperlukan masyarakat.
“Masyarakat tidak cukup hanya mampu mengoperasikan perangkat TIK tetapi juga harus memiliki digital skill untuk mencegah hoaks yang makin marak,” jelas Ammi.
Literasi digital bukan hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan tanggung jawab.
Trisno Sakti Herwanto yang juga narasumber webinar kali ini mengatakan Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, menunjukkan warganet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara.
“Hasil survei, indonesia masuk negara terbawah tingkat kesopanan dalam dunia maya,” ungkap Trisno.
Dosen sekaligus Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik Universitas Katolik Parahyangan Bandung tersebut juga menambahkan, setelah penjajahan fisik, teknologi dan ekonomi, mungkin saja saat ini dunia memasuki era baru, era penjajahan informasi.
Selain berita hoax yang makin marak, peringkat kedua yang menjadi persoalan Indonesia dalam digital adalah penipuan daring.
Praktisi Pendidikan dan Dosen Universitas Yarsi Jakarta, Vitri Tundjungsari menegaskan persoalan digital paling banyak terjadi di Indonesia adalah penipuan daring.
Vitri yang juga representasi Yayasan Mekar Pribadi juga membagikan tips menghindari penipuan daring, yaitu diantaranya crosscheck sumber informasi, tidak mudah tergiur dengan harga murah, belanja di official store, jangan langsung transfer, dan menjaga kerahasiaan data pribadi.
“Dunia daring tidak sama dengan dunia nyata, selalu waspada dan hati-hati,” tegas Vitri.
Perkembangan teknologi yang makin tak terkendali memang perlu segera dikritisi sehingga persoalan akibat teknologi dapat segera teratasi.
Rhesa Radyan yang mengangkat tema keamanan digital menjelaskan, teknologi diibaratkan mobil, makin canggih dan kencang mobilnya diperlukan rem yang canggih juga.
“Cara menjaga keamanan digital mulai sekarang selalu log out di perangkat lain, aktifkan pengaturan privasi ganda di akun pribadi, jelajahi situs internet yang terpercaya, hapus history penelusuran online, meminimalisir penggunaan free WiFi di publik,” sambung Rhesa.
Muhammad adryan Firdiansyah, salah satu peserta webinar kali ini mengatakan materi yang disampaikan sangat diperlukan dirinya, apalagi saat ini teknologi memaksa untuk segera beradaptasi dan bertahan di era serba daring.
“Webinar ini menjawab apa yang saat ini masyarakat butuhkan termasuk saya, ilmu yang dibagikan sangat dibutuhkan di era digital sekarang,” ujarnya.
Reporter Latifahtul Jannah; Editor Ahmad Haetami dan Taufik Akbar H
Berita ini telah dimuat di web dnktv.uinjkt.ac.id