Pendidik yang Ulama: Pelajaran dari Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid
Nama aslinya adalah Muhammad Saggaf yang kemudian diganti oleh ayahnya saat menunaikan haji di umur 9 tahun. Pergantian nama ini terinspirasi dari pertemuan sang ayah dengan seorang ulama kharismatik serta baik akhlaknya; yaitu Syaikh Muhammad Zainuddin Serawak. Zainuddin Abdul Majdid lahir pada 18 Rabi’ul Awal 1316 H, bertepatan dengan 20 April 1908 di Desa Pancor (Kecamatan Selong), Nusa Tenggara Barat. Zainuddin terlahir dari orang tua yang masyhur dan berdarah campuran Bugis-Makassar. Ayah dan ibunya bernama Tuan Guru Haji Abdul Madjid dan Inaq Syam. Zainuddin merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara. Zainuddin beristri dua yang kemudianmasing-masing melahirkan satu putri. Demikian dijelaskan oleh Dewi Rahmayuni dalam Seminar dan Bedah Buku “ _Rijal Al Dakwah: Melacak Gerakan dan Pemikiran Dakwah Para Da’i di Indonesia Abad ke-20_ ” di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Maret 2022.
Lebih jauh Dewi Rahmayuni menjelaskan bahwa dunia pendidikan agama Zainuddin dimulai dari umur 5 tahun dengan ayahnya, kemudian bersekolah di Sekolah Rakyat Negara. Selain Pendidikan formal, Zainuddin juga belajar dengan Tuan Guru lokal yang ada di kampunya. Pada umur 17, ayah Zainuddin mengajak untuk menunaikan haji sekaligus belajar di Mekkah. Setelah berjumpa beberapa guru selama dua tahun, Zainuddin memilih untuk belajar di Madrasah Shaulatiyah; sebuah madrasah cetusan Syaikh Rahmatullah yang merupakan imigran dari India dan merupakan madrasah pertama yang dalam sejarah baru Pendidikan Arab Saudi.
Dari madrasah itu Zainuddin memperoleh ijazah jayyid dan juga gelar “Al-Akh, Al-Fadhil, Al-Mahir, Al-Kamil, Al-Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Alanfanany”. Zainuddin aktif berdakwah secara lisan maupun tulisan; di antaranya seperti kitab fikih Sullam Syarah Safinatun Naja yang sangat terkenal di pondok pesantren seantero Asia Tenggara. Zainuddin juga membangun madrasah miliknya sendiri yang kini dikenal dengan “Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah”. Zainuddin adalah salah satu ulama yang turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia; salah satunya dengan mempelopori penyerangan Markas NICA di tahun 1946. Selain itu, Zainuddin juga aktif berkiprah di bidang politik; mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan di tahun 1953, menjadi Anggota Dewan Konstituante di tahun 1955, Anggota MPR Ri tahun 1971-1977 dan 1977-1982. Zainuddin menutup usia yang ke-89 pada 21 Oktober 1997 di mushalla pondok pesantren miliknya. [ ]