P2KM UIN Jakarta Gelar Bedah Buku "Jungkir Balik Pers"
P2KM UIN Jakarta Gelar Bedah Buku "Jungkir Balik Pers"

TANGERANG SELATAN – Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (fdikom) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan kegiatan Seminar Nasional dan Bedah Buku Jungkir Balik Pers dengan tema, “Jurnalisme di Masa Pandemi Covid-19,” yang dilaksanakan pada Kamis 8/10/2020 melalui aplikasi Zoom.

Direktur Eksekutif P2KM UIN Jakarta, Deden Mauli Darajat, mengatakan bahwa bedah buku karya Nasihin Masha ini merupakan kegiatan untuk memperkuat intelektualisme civitas akademika. “Buku Jungkir Balik Pers ini buku yang layak dibaca dan direnungkan bukan hanya oleh para jurnalis namun juga oleh mahasiswa, dosen dan masyarakat umum yang tertarik dalam kajian pers dan media,” kata alumnus Universitas Ankara Turki tersebut.

Guru Besar Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, Profesor Andi Faisal Bakti, mengungkapkan bahwa semua insan pers harus selalu siap menghadapi perubahan zaman. “Era disrupsi ini harus direspons cepat oleh para jurnalis," ungkap Dewan Pembina P2KM UIN Jakarta tersebut.

Sementara Dekan fdikom UIN Jakarta, Suparto, mengatakan bahwa pers merupakan sumber informasi. Menurut alumnus Monash University di Austalia ini, transformasi koran terjadi lebih cepat menuju digital. “Sehingga buku ini menjadi penting untuk dibaca dan dipahami untuk menjadi rujukan bagaimana pers di Indonesia saat ini,” katanya.

Nasihin Masha, penulis buku sekaligus pembicara pada seminar nasional ini mengatakan bahwa dampak media sosial dan era digital sangat berpengaruh terhadap jurnalisme. Lebih lanjut, mantan Pemimpin Redaksi Republika ini mengatakan bahwa pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadak institusi pers dan para jurnalis di Indonesia. “Pers harus jungkir balik agar tetap eksis di tengah kekuatan pusaran perubahan,” ujarnya.

Pakar Komunikasi UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto mengatakan bahwa buku ini sebagai artefak tentang jurnalisme karena ditulis oleh pelaku sejarah jurnalistik di Indonesia. Menurut Dewan Pembina P2KM UIN Jakarta ini menyatakan bahwa pers hari ini berada dalam tiga entitas sekaligus yaitu, entitas media, entitas bisnis, dan entitas politik. “Di tengah arus itu pers harus tetap dapat independen,” ujarnya.

Sementara itu pembicara ketiga Nikmatus Sholikah mengungkapkan bahwa permasalah jurnalisme di masa Covid-19 ini adalah depresi, angle berita monoton, ketimpangan informasi dan ancaman PHK. “Permasalahan ini harus segera diselesaikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan,” ungkap Presiden Komunitas Jurnalis Berhijab Indonesia tersebut.

General Manager Republika Penerbit, Syahruddin El Fikri mengungkapkan bahwa pers harus menyesuaikan dengan perubahan zaman. “Buku karya Mas Nasihin menjadi rujukan bagi para jurnalis, mahasiswa dan masyarakat umum yang tertarik dengan isu Pers,” tandasnya.

Ratusan peserta yang mengikuti acara ini adalah, mahasiswa, dosen, civitas akademika UIN Jakarta dan sejumlah kampus di Inonesia, para jurnalis, dan masyarakat umum. Para peserta sangat antusias dengan acara ini terlihat dari acara yang terlaksana selama tiga jam, padahal rancangannya hanya dua jam. (Deden Mauli Darajat/ Abdul Hafiz/mar)

Berita terkait: