Menguatkan Kerjasama dengan Kampus di Jerman Dekan FDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Lakukan Serangkaian Dialog Akademik
Di era yang saling terhubung seperti saat ini, institusi harus terus menjalin kerjasama dengan berbagai institusi bereputasi di dalam maupun luar negeri. Guna mendukung penguatan kerjasama akademik, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah, mengambil peran dalam aktivitas akademik dengan beragam pusat kajian di universitas ternama di Jerman. Dari UIN Syarif Hidayatullah delegasi terdiri dari Rektor Prof Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Dr. Ibnu Qizam, SE, M.Si., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Prof.Dr. Muhammad Maksum, MA serta Kepala Pusat Layanan Kerjasama Internasional (PLKI), Prof. Malia Dini Husni Rahiem, MA, Ph.D. Partisipan lain di kegiatan ini antaralain delegasi dari IAIN Salatiga juga dari UIN Imam Bonjol, Padang.
Dekan FDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si hadir di kuliah umum mengenai Environmental Ethics According to Qurʾān and Sunna dengan narasumber Beate Anam (Consultant to the Director) dan mengenai Sustainability as a Subject of Islamic Religious Education oleh Prof Dr Tuba Işık (Islamic Education and Practical Theology), di Berlin Institute for Islamic Theology, Humboldt-Universität zu Berlin, pada Senin 18 November 2024.
Prof. Dr. Tuba Işık memberikan kuliah mengenai Sustainability as a Subject of Islamic Religious Education.
Saat memberi kuliah umum, Beate Anam membahas Environmental Ethics According to Qurʾān and Sunna. Dia menyoroti prinsip-prinsip etika lingkungan dalam Islam yang didasarkan pada ajaran Al-Qur'an dan hadits. Beate Anam menjelaskan bahwa manusia memiliki tanggung jawab sebagai khalifah di bumi untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah kerusakan. Prinsip seperti tawhid (kesatuan Tuhan), mizan (keseimbangan), dan amanah (kepercayaan) digunakan untuk membangun kesadaran bahwa setiap tindakan manusia berdampak pada lingkungan. Contoh praktis yang diangkat meliputi cara penggunaan sumber daya alam secara bijak dan menghindari eksploitasi berlebihan, sesuai dengan nilai-nilai spiritual dan moral Islam.
di Berlin Institute for Islamic Theology, Humboldt-Universität zu Berlin, pada Senin 18 November 2024
Sementara itu, Prof. Dr. Tuba Işık memberikan kuliah mengenai Sustainability as a Subject of Islamic Religious Education. Beliau menekankan pentingnya mengintegrasikan konsep keberlanjutan dalam pendidikan agama Islam untuk membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan. Pendidikan ini tidak hanya mencakup pengajaran teori, tetapi juga implementasi praktik keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Prof. Tuba menunjukkan bagaimana kurikulum agama dapat memadukan nilai-nilai keberlanjutan dengan ajaran agama, misalnya melalui studi tentang fiqh lingkungan atau refleksi ayat-ayat Al-Qur'an yang menegaskan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Kunjungan akademik dilanjut dengan kuliah soal green campus di The Botanical Garden, di University of Potsdam, Senin siang 18 November 2024. Kunjungan ke University of Potsdam memberikan pengalaman mendalam kepada para delegasi tentang inisiatif The Green Classroom, sebuah program pendidikan lingkungan yang dilaksanakan di Kebun Raya universitas tersebut. Program ini dirancang untuk memberikan edukasi interaktif kepada anak-anak tentang pentingnya konservasi biodiversitas. Melalui pendekatan belajar berbasis eksperimen, anak-anak diajak untuk berpartisipasi aktif dalam memahami hubungan antara manusia dan lingkungan, serta peran tanaman dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Fasilitas kebun raya tersebut menjadi ruang belajar luar ruangan yang ideal, dengan berbagai spesies tanaman langka yang ditampilkan untuk memberikan pengalaman langsung tentang kekayaan biodiversitas.
Diskusi dengan tim dari universitas juga menggarisbawahi pentingnya integrasi teknologi dalam pendidikan lingkungan, seperti penggunaan Augmented Reality (AR) untuk menjelaskan fenomena alam secara visual dan menarik. Para delegasi berdialog mengenai bagaimana metode ini dapat diadaptasi di institusi masing-masing untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap isu-isu lingkungan. Selain itu, mereka juga mengeksplorasi cara memperluas kesadaran lingkungan kepada komunitas yang lebih luas melalui kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan lembaga konservasi. Program ini tidak hanya membangun wawasan ilmiah anak-anak tetapi juga menanamkan nilai-nilai keberlanjutan sejak dini.
Dialog akademik juga berlangsung pada Selasa, 19 November 2024 di HNEE Forest Campus di Eberswalde. Dialog di kampus ini memberikan wawasan mendalam tentang keberlanjutan melalui eksplorasi fasilitas kampus yang berfokus pada pengelolaan hutan dan kayu. Kegiatan ini mencakup kunjungan ke ruang kuliah, laboratorium, dan bengkel kerja, di mana para delegasi dapat menyaksikan secara langsung teknik-teknik pengolahan kayu modern yang ramah lingkungan. Demonstrasi di laboratorium menampilkan bagaimana kayu dikelola untuk menghasilkan produk bernilai tinggi sambil tetap mempertahankan kelestarian ekosistem hutan. Kampus ini juga memberikan pemahaman tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mendorong praktik kehutanan yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, para delegasi diajak memahami hubungan antara pendidikan dan inovasi dalam industri kehutanan. Mereka berdiskusi tentang bagaimana HNEE menggunakan pendekatan interdisipliner untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam kurikulum pendidikan dan penelitian mereka. Workshop menunjukkan proses daur ulang dan pengolahan limbah kayu menjadi bahan bangunan atau produk lainnya, yang memperlihatkan potensi kayu sebagai sumber daya terbarukan. Kegiatan ini tidak hanya memberikan informasi teknis tetapi juga menanamkan pentingnya pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab untuk masa depan yang lebih hijau.
Diskusi di kampus Hochschule für Nachhaltige Entwicklung Eberswalde (HNEE) bersama Prof. Dr. Jan-Peter Mund dan Prof. Dr. Luis Miranda menjadi momen penting untuk mempererat kerja sama akademik. Prof. Dr. Mund, sebagai Kepala Program Magister "Forest Information Technology" dan salah satu direktur Biosphere Reserves Institute, berbagi pengalaman tentang program TranSEA yang sukses menjalin hubungan erat dengan mitra di Asia Tenggara. Beliau menjelaskan pentingnya integrasi teknologi informasi dalam pengelolaan sumber daya hutan serta kontribusinya terhadap keberlanjutan global. Sementara itu, Prof. Dr. Luis Miranda menyoroti peran analisis data lingkungan dan pemrograman sebagai inti
Di kampus Hochschule für Nachhaltige Entwicklung Eberswalde (HNEE) bersama Prof. Dr. Jan-Peter Mund dan Prof. Dr. Luis Miranda