Membangun Literasi dan Harapan Kunjungan Pengabdian Masyarakat Dosen KPI FDIKOM UIN Jakarta di Banyuwangi
Membangun Literasi dan Harapan Kunjungan Pengabdian Masyarakat Dosen KPI FDIKOM UIN Jakarta di Banyuwangi

(Banyuwangi,04-12-2024).Di tengah tantangan literasi yang dihadapi Indonesia, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, menjadi contoh inspiratif bagi pemberdayaan masyarakat melalui inisiatif Rumah Literasi Indonesia. Hal ini tercermin dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat Berbasis Prodi yang dilakukan oleh Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bekerja sama dengan komunitas literasi setempat.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Koordinator Kegiatan, Dr. Mohamad Yakub, M.A., yang menegaskan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat lokal. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi solusi atas rendahnya tingkat literasi nasional dan memberdayakan masyarakat di berbagai aspek.

Sambutan kedua disampaikan oleh Kaprodi KPI, Dr. Yopi Kusmiati, M.Si., yang memberikan apresiasi tinggi atas sambutan hangat dari pihak tuan rumah. Beliau menyoroti rendahnya tingkat literasi di Indonesia sebagai tantangan besar yang membutuhkan solusi bersama. “Kami terinspirasi dengan keberadaan Rumah Literasi yang begitu luar biasa di Banyuwangi. Tempat ini menjadi bukti nyata bahwa dengan komitmen, literasi bisa menjadi pintu perubahan sosial,” ungkap Dr. Yopi.

Literasi 2

Ketua Rumah Literasi, Ns. Tunggu Harwanto, M.Kes., dalam sambutannya memuji kiprah komunitas lokal seperti Posyandu Kerapu yang diketuai oleh Ibu Septi. Posyandu ini tidak hanya aktif dalam kesehatan balita tetapi juga memberdayakan remaja, lansia, dan pemuda. Beliau berharap pelatihan literasi media yang akan dilaksanakan dapat memperluas wawasan pengelola media lokal untuk menciptakan konten berkualitas yang bermanfaat bagi masyarakat.

Selain itu, Rumah Literasi juga menjadi wadah bagi penggerak lokal lainnya seperti Ibu Ati, yang menginisiasi program menabung sampah organik untuk diolah menjadi limbah bermanfaat bagi petani. Pak Ahmadi, seorang kreator lokal yang mengolah bambu dari hutan menjadi produk ekspor hingga Kanada dan Jepang, juga turut menjadi sorotan. Namun, ia mengungkapkan bahwa keterbatasan teknologi menjadi hambatan utama dalam pengembangan usaha kreatif tersebut. “Kami berharap ada kemitraan dan perhatian pemerintah untuk membantu mengembangkan potensi lokal ini,” ujar Tunggu Harwanto.

Dalam refleksi yang lebih mendalam, Tunggu mengungkap bahwa sebelum berdirinya Rumah Literasi pada tahun 2014, desa ini menghadapi berbagai permasalahan sosial seperti tingginya angka pernikahan usia anak, kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta rendahnya tingkat pendidikan. Kehadiran Rumah Literasi yang digagas oleh Ibu Nur Hikmah, lulusan Universitas Jember, menjadi titik balik bagi komunitas setempat. “Rumah Literasi ini lahir dari kepedulian untuk menjadikan kampung ini lebih baik,” jelasnya.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh dosen-dosen KPI lainnya seperti Zakaria, M.A., yang menutup acara dengan doa, Sony Trilaksono, M.Si., Pia Khoirotun Nisa, M.I.Kom., Drs. Jumroni, M.Si., dan Ade Masturi, M.Si.,  Dr Umi Musyarofah, MS.I., serta mahasiswa Magister KPI UIN, alumni BPI seperti Mayang, dan mahasiswa STIKOM Banyuwangi. Dan dibuka Oleh Ibu Susi dari perwakilan aparat Desa.

Acara ini tidak hanya menjadi simbol pengabdian akademik, tetapi juga upaya nyata membangun jejaring lintas sektor untuk menjawab tantangan sosial melalui literasi. Dengan komitmen bersama, diharapkan Desa Ketapang bisa terus menjadi contoh transformasi berbasis komunitas yang menginspirasi daerah lain di Indonesia. (Pia)

Literasi 3