Mahasiswa FIDIKOM Gelar Baksos di Dukuh Sawangan-Sigedong, Kecamatan Guci, Kabupaten Tegal
Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan bakti sosial di Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Bumijawa, Tegal-Jawa Tengah dengan mengangkat tema "MENGABDI DENGAN AKSI, BERGERAK DENGAN HATI" yang dimulai pada tanggal 10 sampai 25 Februari 2020. Tema ini dipilih untuk menggali sisi ketulusan dalam pembangunan masyarakat pedesaan. Mahasiswa sebagai insan penggerak pembangunan pedesaan harus mengedepankan keikhlasan sebagai modal spiritual membangun desa
Bakti sosial dilaksanakan dengan didukung oleh program-program seperti program pendidikan, kesehatan, pengabdian sosial, penanaman bibit pohon. Program-program baksos juga direlevansikan dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat di desa ini. Selama baksos, mahasiswa FIDIKOM berupaya untuk menyesuaikan program yang menjawab permasalahan masyarakat desa ini, seperti, penyuluhan-penyuluhan di bidang kesehatan, pasca panen , pernikahan anak usia dini dan penanganan bencana dengan bekerjasama dengan dinas setempat. Hal ini disampaikan oleh ketua pelaksana Baksos, Abdul Rasyid Karami yang sering disapa Omi.
Adapun harapan warga setempat diungkap oleh Ketua RT 01, Bapak Edi yang menyatakan bahwa "Bakti sosial harus tetap ada jangan sampai tidak ada karena sangat bermanfaat untuk warga pedesaan. Kami sangat senang karena mendapat banyak informasi. Semoga baksos FIDIKOM menjadi wadah yang menjunjung nilai-nilai kemanusian dan silaturahmi antara warga desa dan mahasiswa. Hubungan antara kampus dan masyarakat semoga selalu terjaga".
Dalam acara penutupan Baksos FIDIKOM tersebut, Dekan dan para Wakil Dekan berkesempatan hadir pada tanggal 26 Februari 2020. Dalam kesempatan tersebut dekan FIDIKOM, Suparto, menyampailan pesannya bahwa baksos merupakan program positif yang memberi bekal empiris bagi para mahasiswa tentang arti dari sebuah karya intelektual. Mahasiswa bukanlah kelompok manusia yang nyaman di menara gading elitisme. Kontribusi nyata kaum intelek adalah pemberdayaan dan perubahan masyarakat. Mahasiswa adalah kaum pembawa perubahan sebagaimana sejarah mencatat dinamika sosial yang mewarnai diskursus pergulatan nasional. Di samping itu lanjutnya, baksos dapat menjadi ajang sosialisasi keberadaan FIDIKOM di tengah- tengah masyarakat Indonesia khususnya peran FIDIKOM bagi masyarakat pedesaan.
Dekan juga menekankan meski mahasiswa menikmati berbagai kegiatan, lulus tepat waktu haruslah menjadi prioritas utama mahasiswa. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Cecep Castrawijaya, menyerukan agar mahasiswa dalam melaksanakan baksos selalu mengedepankan etika dan nilai-nilai kultural yang membumi. Mahasiswa wajib memberi contoh perilaku dan penampilan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Jangan sampai masyarakat memiliki kesan negatif tentang mahasiswa FIDIKOM. (cs/mar)