Literasi Digital Jadi Fokus Pengabdian di Ponpes Miftahul Ulum Banyuwangi
Literasi Digital Jadi Fokus Pengabdian di Ponpes Miftahul Ulum Banyuwangi

Banyuwangi, 6 Desember 2024 – Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Yopi Kusmiati, M.Si., menegaskan pentingnya literasi digital dalam dunia pendidikan, khususnya di lingkungan pesantren. “Banyak dewan guru di lingkungan pesantren yang masih kurang memahami literasi digital, terutama dalam penggunaan ponsel. Kami hadir untuk memberikan pemahaman bagaimana memanfaatkan media digital secara optimal,” ungkap Dr. Yopi dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat Berbasis Program Studi di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Wonorejo, Banyuwangi, Kamis (5/12).

Kegiatan ini digagas oleh tim pengabdian masyarakat berbasis program studi KPI yang terdiri dari sepuluh orang dan dipimpin langsung oleh Dr. H.M Yakub, MA. Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian program pengabdian masyarakat dengan tema literasi digital, yang bertujuan meningkatkan pemahaman teknologi di kalangan ustaz dan ustazah pesantren.

Dalam sambutannya, Gus Erfan Zainul Fanan, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, menyambut baik kegiatan ini. “Kami sangat bersyukur atas karunia besar ini. Salah satu yang paling mendasar adalah ilmu dan pengetahuan. Tema literasi digital ini sangat relevan, apalagi nanti akan dijelaskan lebih rinci oleh bapak dan ibu,” ujarnya.

Dr. Ade Masturi, M.A., yang juga menjadi narasumber, menyoroti pentingnya komunikasi yang baik di era digital. “Komunikasi dibangun melalui bicara dan mendengarkan. Dalam konteks ini, bicara harus menjadi sarana menyebarkan kebaikan dan pengetahuan, bukan kebohongan atau hoaks. Dalam Islam, kita diajarkan untuk berbicara dengan benar (qaulan sadida), fasih dan jelas (qaulan baligha), serta penuh empati (qaulan layyina),” jelasnya​.

Dr. Umi Musyarofah, M.A., menambahkan pentingnya pembentukan pribadi yang berakhlak karimah bagi pendidik di pesantren. “Dalam Islam, kemampuan berbicara bukan hanya soal teknik, tetapi juga tentang integritas moral dan spiritual. Pembinaan spiritual melalui ibadah seperti salat dan dzikir menjadi landasan kuat untuk berbicara dengan keikhlasan dan keyakinan. Sikap tawadhu’ juga harus terus dijaga untuk menciptakan komunikasi yang menghormati dan memberdayakan,” ujarnya, menekankan pentingnya pendidikan akhlak sebagai dasar komunikasi yang beradab​.

Pengabdian masyarakat ini juga menjadi langkah baru bagi program studi KPI, yang sebelumnya lebih banyak melakukan kegiatan serupa di wilayah Jabodetabek. “Jurusan KPI ini baru pertama kali melakukan pengabdian di luar Jabodetabek. Salah satu sasaran kami adalah Rumah Literasi Indonesia, namun kami merasa perlu memperluas ke pesantren,” tambah Dr. Yopi.

Kegiatan ini tak hanya memperluas cakupan pengabdian masyarakat, tetapi juga bertujuan memberdayakan pesantren dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pembelajaran. “Sayang jika pengabdian ini hanya dilakukan di satu tempat. Pesantren juga harus mendapat manfaat besar dari literasi digital,” imbuhnya.

Kegiatan literasi digital di Ponpes Miftahul Ulum ini diakhiri dengan diskusi interaktif dan sesi tanya jawab. Para peserta terlihat antusias, menyadari pentingnya melek digital sebagai modal penting dalam menghadapi tantangan pendidikan di era teknologi.