Kunjungi Perpustakaan Berlin dan Pusat-Pusat Kajian Bereputasi Internasional Delegasi UIN Syarif Hidayatullah Bangun Kolaborasi
Salah satu pilar penting di lingkungan akademik universitas adalah keberadaan perpustakaan. Untuk mendapatkan gambaran tentang perpustakaan kampus bertaraf internasional, delegasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memasukan agenda kunjungan ke Staatsbibliothek zu Berlin pada Rabu 20 November 2024, salah satu perpustakaan terbesar di Jerman yang terkenal dengan koleksi manuskripnya. Dari UIN Syarif Hidayatullah delegasi terdiri dari Rektor Prof Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Dr. Ibnu Qizam, SE, M.Si., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Prof.Dr. Muhammad Maksum, MA serta Kepala Pusat Layanan Kerjasama Internasional (PLKI), Prof. Malia Dini Husni Rahiem, MA, Ph.D.
Di Staatsbibliothek zu Berlin, dijelaskan tentang koleksi Nusantara yang menjadi bagian dari Warisan Dunia UNESCO. Koleksi ini mencakup naskah-naskah berharga yang mencerminkan kekayaan sejarah, budaya, dan sastra dari wilayah Nusantara, termasuk manuskrip kuno berbahasa Melayu, Jawa, dan Bugis. Para delegasi juga mempelajari bagaimana perpustakaan ini melestarikan dan mendigitalisasi naskah-naskah tersebut, memungkinkan akses global terhadap karya-karya yang sebelumnya hanya dapat ditemukan dalam bentuk fisik di tempat asalnya.
Selain mempelajari koleksi Nusantara, para delegasi juga berdiskusi tentang bagaimana pelestarian manuskrip dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan identitas budaya dengan melihat langsung metode konservasi modern yang diterapkan untuk menjaga naskah tetap terpelihara, serta upaya kolaborasi antara lembaga-lembaga internasional untuk memperkaya katalog manuskrip. Kegiatan ini memberikan wawasan mendalam kepada delegasi tentang pentingnya menjaga warisan budaya bagi generasi mendatang, sekaligus membuka peluang untuk menjalin kerja sama dalam penelitian dan pelestarian manuskrip Nusantara.
Institute for Asian and African Studies (IAAW)
Selama kunjungan ke Jerman, delegasi UIN Jakarta juga berdialog dengan sejumlah ilmuan terkemuka di pusat-pusat kajian bereputasi internasional. Diskusi bersama Prof. Dr. Claudia Derichs di Humboldt-Universität zu Berlin menjadi kesempatan bagi delegasi untuk memahami lebih dalam mengenai kegiatan di The Institute for Asian and African Studies (IAAW). Prof. Derichs menjelaskan peran IAAW sebagai pusat studi transregional yang fokus pada Asia dan Afrika, termasuk penelitian mengenai politik, sosial, dan budaya. Salah satu topik utama yang dibahas adalah pendekatan interdisipliner institut ini dalam menjembatani penelitian sejarah, antropologi, dan studi agama, terutama Islam di Asia Tenggara. Delegasi juga mendapat gambaran tentang proyek-proyek penelitian terkini, seperti studi gerakan sosial lintas wilayah dan pengaruhnya terhadap dinamika global.
Diskusi bersama Prof. Dr. Claudia Derichs di Humboldt-Universität zu Berlin menjadi kesempatan bagi delegasi untuk memahami lebih dalam mengenai kegiatan di The Institute for Asian and African Studies (IAAW).
Kegiatan ini juga menyoroti bagaimana IAAW mendukung kolaborasi akademik internasional melalui seminar, publikasi, dan program pertukaran. Prof. Derichs menekankan pentingnya keterlibatan dengan universitas dan lembaga di Asia Tenggara untuk memperluas wawasan dan memperkuat hubungan ilmiah antarnegara. Diskusi tersebut memberikan peluang bagi delegasi untuk mengeksplorasi kerja sama lebih lanjut, termasuk peluang studi lanjut dan riset bersama yang relevan dengan tema transregional dan kajian Islam. Pertemuan ini tidak hanya memperkuat hubungan akademik, tetapi juga membuka jalur untuk pengembangan program-program bersama di masa depan.
Delegasi juga bertemu dengan Profesor Niels Helle-Meyer, Vice President for Finance, Human Resources, and Operations di Humboldt-Universität zu Berlin, berlangsung dalam suasana resmi namun hangat. Diskusi ini fokus pada eksplorasi peluang kerja sama antara universitas dan lembaga terkait di Indonesia. Niels Helle-Meyer menjelaskan struktur dan prioritas institusional Humboldt, termasuk komitmen universitas terhadap penelitian inovatif dan kolaborasi lintas disiplin. Dalam konteks internasionalisasi, beliau menyoroti program pertukaran mahasiswa, kolaborasi penelitian, serta pengembangan staf akademik sebagai area potensial untuk sinergi lebih lanjut. Delegasi dari Indonesia menyampaikan pandangan tentang bidang yang relevan untuk kolaborasi, seperti studi lingkungan, teknologi informasi, dan humaniora, yang sesuai dengan keunggulan akademik kedua belah pihak. Selain itu, pembahasan juga mencakup dukungan administratif dan peluang pendanaan untuk mengembangkan proyek bersama, termasuk beasiswa dan hibah internasional. Diskusi ini diakhiri dengan kesepahaman bahwa langkah konkret, seperti pembentukan memorandum of understanding (MoU) dan kunjungan balasan, akan menjadi fokus tahap berikutnya untuk memperkuat hubungan yang baru dijalin ini.
Kuliah Umum Peter van Ham
Pada Kamis, 21 November 2024 juga digelar kuliah umum tentang “From Green School to Green Campus- Experiences in education for sustainable development at a Frankfurt UNESCO associated school" oleh Peter van Ham (Teacher, author, music producer), di Humboldt-Universität zu Berlin.
Kuliah Umum Peter Van Ham
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan sharing knowledge tentang pembangunan berkelanjutan dalam dunia pendidikan. Acara ini bertajuk Open Lecture: “From Green School to Green Campus-Experiences in Education for Sustainable Development at a Frankfurt UNESCO Associated School”, yang menghadirkan pembicara utama Peter van Ham. Sebagai seorang guru, penulis, sekaligus produser musik yang berbasis di Humboldt-Universität zu Berlin, Peter berbagi pengalaman mendalam mengenai transformasi sekolah ramah lingkungan menjadi kampus berkelanjutan. Dalam kuliah ini, ia mengupas strategi praktis serta tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan pendidikan yang berlandaskan nilai keberlanjutan, termasuk pengintegrasian konsep-konsep keberlanjutan ke dalam kurikulum dan kehidupan sehari-hari di lingkungan akademik.
Melalui pendekatan interaktif, Peter juga membahas bagaimana kolaborasi antara pendidik, siswa, dan komunitas lokal berkontribusi pada terciptanya budaya keberlanjutan yang kuat. Pengalaman dari sekolah yang berafiliasi dengan UNESCO di Frankfurt dijadikan contoh konkret yang menginspirasi peserta untuk mengembangkan inisiatif serupa di institusi mereka. Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga membuka peluang diskusi tentang implementasi pendidikan berkelanjutan di berbagai konteks, khususnya di kampus yang bercita-cita menjadi green campus. Dengan demikian, acara ini menjadi ajang penting untuk memotivasi perubahan nyata dalam sistem pendidikan menuju keberlanjutan global.
The Berlin Graduate School Muslim Cultures and Societies
Di Kamis, 21 November 2024 delegasi juga diterima berdialog di The Berlin Graduate School Muslim Cultures and Societies, Prof. Isabel Toral, Berlin Graduate School Muslim Cultures and Societies (BGSMCS) Freie Universität Berlin. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama Prof. Isabel Toral dari Berlin Graduate School Muslim Cultures and Societies (BGSMCS), Freie Universität Berlin.
Di Berlin Gradute School Muslim Culture and Societies Freie Universitat Berlin dengan Prof Isabel Toral
Diskusi ini difokuskan pada pembahasan mendalam mengenai berbagai penelitian dan aktivitas akademik yang dilakukan oleh Prof. Isabel di bidang studi budaya dan masyarakat Muslim. Sebagai akademisi yang memiliki rekam jejak yang kuat, Prof. Isabel memaparkan pendekatan interdisipliner yang digunakan dalam memahami dinamika masyarakat Muslim dalam konteks sejarah, budaya, dan sosial-politik. Presentasi ini memberikan wawasan baru kepada peserta tentang bagaimana penelitian lintas disiplin dapat memperkaya pemahaman terhadap isu-isu global yang berkaitan dengan dunia Islam.
Selain berbagi pengalaman dan capaian, diskusi ini juga menjadi platform untuk menjajaki peluang kerja sama antara BGSMCS dengan institusi lain, termasuk pengembangan program penelitian bersama, pertukaran akademik, atau proyek kolaboratif yang berfokus pada penguatan kajian budaya dan masyarakat Muslim. Peserta diajak untuk berdialog langsung dengan Prof. Isabel, membahas ide-ide potensial yang dapat mendukung pengembangan kapasitas akademik dan jejaring internasional. Melalui diskusi ini, diharapkan terjalin sinergi yang produktif untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang kajian budaya dan masyarakat Muslim.
Selama 16-22 November delegasi UIN Syarif Hidayatullah berdialog dengan sejumlah Profesor dan peneliti dari Humbolt University, University of Potsdam, HNEE Forest Campus di Eberswalde. Selain juga berkunjung ke Perpusatakaan Negeri di Berlin (Staatsbibliothek zu Berlin). (GGH)