Jelang Akhir Ramadhan, Kegiatan OBSERVASI Mengangkat Tema “Menghalau Kegalauan Menjemput Fitrah”
Pada Kamis (22/05) HMJ BPI dan Klinik BPI menggelar kegiatan diskusi online bertajuk OBSERVASI (Obrolan Seru Menginspirasi) dengan pemateri Nasichah Asy’ari (dosen fdikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dimoderatori oleh Novita Melati Arum (Mahasiswa BPI angkatan 2018). “Menghalau kegalauan menyambut fitrah” menjadi tema yang menarik untuk diangkat dalam diskusi online di akhir Ramadhan menjelang Idul Fitri tahun ini. Hal ini karena masyarakat menjalani Ramadhan di tengah pandemi covid-19 dengan segala konsekuensi yang mengikutinya. Berdasarkan materi yang disampaikan oleh pemateri, makna “menghalau” menurut KBBI berarti mengusir atau menggiring. Adapun “kegalauan” berasal dari kata “galau” yang dalam psikologi berarti sebuah kekacauan jiwa, di mana jiwa tidak bisa mengatasi kekacauan dan mengambil keputusan secara rasional dan maksimal dalam waktu yang cepat. Menurut Imam Syafi’i, “ kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan. Sebab-sebab terjadinya galau ialah karena kondisi cemas, kurang bersyukur, kurangnya iman, tidak bisa mengontrol pikiran, sedang menghadapi hal yang berat, merasa bingung, dan sedang memiliki banyak masalah.
Dalam psikologi, masalah itu merupakan partner kehidupan atau pendamping kehidupan, sehingga ketika bertemu atau menghadapi masalah hendaklah jangan pergi atau lari dari masalah tersebut, tetapi masalah itu harus diatasi dan diselesaikan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 214 yang artinya “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
Masalah-masalah yang mengakibatkan galau yang dibahas dalam diskusi kali ini antara lain karena penampilan, pendidikan, cinta, bullying, persahabatan, dan harga diri atau self esteem, dan peer pressure atau tekanan teman sebaya. Adapun solusi yang ditawarkan adalah husnudzon atau berbaik sangka pada Allah, open minded, positive thinking, mensyukuri nikmat, dan optimis.
Sesi diskusi yang diikuti oleh 100 orang peserta ini menjadi semakin menarik ketika sesi tanya jawab berjalan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mahasiswa dijawab oleh pemateri dan semakin diperkaya oleh para dosen yang turut berpartisipasi dalam diskusi online kali ini. Acara ditutup pada pukul 12.00 setelah berjalan dua jam, diakhiri dengan foto bersama. (ap/mar)