International Public Lecture Bertema “Islamic Broadcasting In The Digital Era"
International Public Lecture Bertema “Islamic Broadcasting In The Digital Era"

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) sukses menggelar acara International Public Lecture dengan tema “Islamic Broadcasting In The Digital Era” yang dihadiri oleh Dekan Gun Gun Heryanto, Wakil Dekan I, Fita Fathurokhmah, Wakil dekan II, Rubiyanah, Wakil Dekan III, Muhtadi, dan mahasiswa FDIKOM UIN Jakarta dan Mahasiswa Universitas Sains Islam Malaysia (USIM). Rangkaian acara digelar di Ruang Teater Lantai Dua Gedung FDIKOM, pada Selasa (20/2).

International Public Lecture diisi oleh Gun Gun Heryanto, sebagai Opening Speech, Suriah A. Rahma sebagai Speakers dari USIM, dan di moderatori oleh Muhtadi. Acara ini juga melibatkan penerima beasiswa program 1000 Da’I BAMUIS BNI UIN Jakarta sebagai perangkat acara.

Dalam sambutannya Dekan FDIKOM, mengatakan, “Dunia ini sudah berubah sehingga pola hubungannya multipolarisasi, jadi tidak lagi kerjasama yang sifatnya jangka pendek tapi juga harus berkelanjutan karena kita menghadapi tantangan yang sangat besar. Basis kompentensi salah satu paling dihidupkan yaitu knowledge, tapi kita tidak cukup dengan knowledge maka kita butuh adanya networking oleh karena itu student exchange itu harus jadi tradisi yang menguat, karena untuk membiasakan diri dalam satu pola kolaborasi yang saling menguatkan.”

Suriah A. Rahma memaparkan “Dalam konteks sebaran Islamic broadcasting terdapat beberapa elemen yaitu : Media Content, Islamic moral ethic, hard practicalities, aesthetical values. Ada 4 isu dan tantangan yaitu : Perbandingan media berbasis islam di negara-negara, Representation of religion islam/muslim in the media, Focus this meaningfulness into a more preferred meanings, konten yang berlebihan di media. Jika dilihat melalui konten media lokal, para produser telah berupaya untuk menciptakan dan menanamkan identitas budaya dan agama, khususnya konten islami.”

Suriah A. Rahma juga menegaskan dalam penutupnya agar kita harus ikut serta perkembangan karena penyiar islam harus keep up untuk mengisi keberlanjutan kandungan-kandungan islam. Kandungan-kandungan yang menghibur, mendidik dan bermanfaat bagi semuanya. Mungkin inilah saatnya yang tepat bagi kita untuk secara kreatif menciptakan program media baru yang tidak hanya mencerminkan realitas, namun juga dalam pembentukan identitas islam dan nilai-nilai budaya. (MTD)