International Lecture bersama Terence Ward
International Lecture bersama Terence Ward
[caption id="attachment_1479" align="aligncenter" width="720"]Terence Ward Terence Ward[/caption] Membaca Wahhabi tidak dalam prespektif ideologi dan akademik, tetapi melalui pengalaman pribadi sebagai orang yang pernah tinggal dan dibesarkan di Arab Saudi dan Iran, demikian tegas Ward. Kondisi Makkah saat ini tidak bisa dinikmati sebagaimana abad 19 lalu. Dimana banyak situs bersejarah seperti makam para sahabat dan generasi tabiin sudah dipindahkan atau bahkan hilang, termasuk tempat bersejarah Islam lainnya. Diantaranya Ward mencontohkan bagaimana makam isteri Nabi Muhammad SAW Siti Aisyah ra yang telah telah dipindahkan, dan saat ini lokasi awal makam tersebut menjadi tempat parkir dan toilet umum. Makkah sebelum Perang Dunia I dan II, banyak dihuni oleh orang Jawi yang di sana kita bisa menemui makam ulama-ulama Jawi yang meninggal di Makkah, sekaligus bisa menikmati aroma sate atau nasi gorengnya. Semua gambaran tersebut saat ini telah digantikan oleh bangunan yang serba mewah dengan gedung bertingkat yang jauh dari gambaran situs sakral layaknya tempat ibadah bersejarah. Ward mengamati semua perubahan tersebut sebagai bagian dari dampak pemikiran Wahhabi yang mengharamkan semua model peribadatan atau praktik ritual bid’ah (baru) yang tidak diajarkan Nabi SAW, termasuk diantaranya ziarah kubur. [caption id="attachment_1480" align="aligncenter" width="960"]International Lecture International Lecture[/caption] Ward berpandangan relasi Arab dan Inggris sebagai awal berkembangnya model pemikiran dan praktik aliran Wahhabi meluas hingga ke belahan dunia lain. Meskipun pada akhirnya Arab menyesali persekutuan dengan Inggris yang telah menjauhkan Kerajaan Arab dengan dunia Islam di belahan lain. Selain itu Wahhabi merupakan sekte baru yang berusia kurang lebih 200 tahun yang justru merubah wajah Arab kurang disenangi oleh dunia lain, demikian menurutnya. Selain Terence Ward, hadir pula Prof. Dien Syamsuddin yang turut memberikan sambutan dan menghantarkan diskusi menjadi semakin lebih hangat. Diskusi juga dipandu oleh moderator hebat Sakdiyah Ma’ruf (100 wanita inspiratif dan berpengaruh di dunia versi BBC), yang juga memberi prespektif dalam memahami dunia Islam dalam bingkai ke-Islaman moderat dan ke-Indonesiaan. Acara ini merupakan bentuk kerjasama antara Program Studi Jurnalistik dengan Ubud Writers & Readers Festival Bali yang dikemas dalam bentuk international lecture pada tanggal 30 Oktober 2019. Dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto Ph.D, dan diskusi berlangsung cukup lama, yaitu 10.00-13.00 WIB. (mar)