FDIKOM sukses Gelar Kegiatan Literasi Digital "IDENTIFIKASI PELUANG PEMASARAN"
FDIKOM sukses Gelar Kegiatan Literasi Digital "IDENTIFIKASI PELUANG PEMASARAN"
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta sukses menggelar kegiatan  literasi digital dengan tema  " IDENTIFIKASI PELUANG PEMASARAN" Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) sukses menggelar kegiatan literasi digital dengan tema "IDENTIFIKASI PELUANG PEMASARAN" pada hari Rabu, 14 September 2022 melalui zoom meet. Acara ini dilaksanakan bertujuan mengedukasi para mahasiswa, agar lebih memahami bagaimana IDENTIFIKASI PELUANG PEMASARAN. Webinar tersebut dimoderatori oleh saudara Muh. Abdurrahman Kahfi , dan diisi oleh saudara dan saudari kita yaitu : Parhanudin, Tasya Iskandar, Rizka Fazarani , Lulu Rahma, Riski Irawan dan Meriza Zahwa mereka berempat adalah Narasumber pada Webbinar kali ini. adapun selaku keynote speaker dalam Webinar tersebut yakni Drs. H. Cecep Castrawijaya,MA. Webinar tersebut digelar dalam rangka mengisi Mata Kuliah Manajemen Pemasaran. Tanggungjawab utama untuk mengidentifikasi perubahan besar yang terjadi dalam pasar ada pemasar perusahaan/ marketing company. Pemasar memiliki dua kelebihan, yaitu mereka telah mendisiplinkan metode-metode untuk mengumpulkan informasi dan menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi dengan para pelanggan dan mengobservasi persaingan. Meskipun beberapa perusahaan banyak yang telah memiliki sistem informasi pemasaran yang dapat menyediakan informasi yang cepat dan rinci bagi manajemen perusahaan, namun masih banyak perusahaan yang tidak mempunyai kecanggihan informasi. Mahasiswa universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta, Lulu Rahma mengungkapkan: "Sistem intelijen pemasaran adalah seperangkat prosedur dan sumber yang digunakan oleh para manajer untuk memperoleh informasi harian mengenai perkembangan di lingkungan pemasaran." Mahasiswa Universitas Islam negeri syarif hidayatullah jakarta, Rizka Fazarani mengungkapkan : "Lingkungan pemasaran bagi perusahaan dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu lingkungan mikro dan lingkungan mako. Lingkungan mikro merupakan lingkungan yang dapat dikendalikan ole perusahaan dan mereka sebagai pemasok input bagi perusahaan. Sedang lingkungan makro seperti pesaing perubahan- perubahan kependudukan, teknologi, kondisi politik merupakan kekuatan-kekuatan yang bersifat "tidak dapat dikendalikan". Hal tersebut membentuk peluang dan ancaman, oleh karena itu perubahan- perubahan yang terjadi harus dipantau serta ditanggapi oleh perusahaan tertentu." Mahasiswa Universitas Islam negeri syarif hidayatullah jakarta, Tasya Iskandar mengungkapkan : "Dibanyak kota didunia polusi udara, air telah mancapai level yang membahayakan, keprihatinan tentang "gas-gas rumah kaca" dan kerusakan lapisan ozon membawa perusahaan untuk mengurangi polusi industri. Para pemasar harus mewaspadai ancaman dan peluang yang terkait dengan kondisi lingkungan alam, yaitu kekurangan bahan baku, khususnya air, peningkatan biaya energi, peningkatan level polusi dan perubahan peran pemerintah. Bahan baku yang ada dibumi terdiri dari yang tidak terbatas seperti udara, air; yang terbatas seperti minyak bumi dan yang dapat diperbaharui seperti hutan dan pangan. Penggunaan bahan alam tersebut tentunya harus bijaksana. Perusahaan yang melakukan penelitian dan pengembangan memiliki peluang yang sangat baik untuk mengembangkan bahan pengganti yang baru." Mahasiswa Universitas Islam negeri syarif hidayatullah jakarta, Parhanudin mengungkapkan : "Pasar potensial pada dasarnya adalah pasar yang didukung dengan daya beli. Daya beli pada suatu perekonomian bergantung pada penghasilan masyarakat, tabungan, utang, dan ketersediaan kredit. Negara-negara mempunyai tingkat penghasilan dan distribusi pendapatan yang berbeda. Tingkat penghasilan ini banyak dipakai sebagai ukuran daya beli masyarakat. Peluang pemasaran tentu berkaitan erat dengan seberapa besar tingkat penghasilan masyarakat. " Mahasiswa Universitas Islam negeri syarif hidayatullah Jakarta, Riski Irawan, mengungkapkan, "Dunia bisnis melihat bahwa dalam lingkungan sosial budaya ini terdapat peluang bisnis yang begitu besar, seperti bagaimana hubungan kita dengan sesama dan dengan alam semesta menciptakan bisnis restoran pemancingan dengan alam terbuka. Adanya pengelolaan tur ke daerah-daerah yang masih alami. Digalakkannya produk-produk kerajinan dari daerah seperti kain tenun, songket, batik dan sebagainya. Dengan kondisi diatas bagi para pemasar memiliki kesempatan untuk menggali potensi sosial budaya untuk terus dikembangkan sehingga diperoleh peluang-peluang yang baru". Mahasiswa Universitas Islam negeri syarif hidayatullah Jakarta, Meriza Zahwa , mengungkapkan : "Di samping memahami dampak faktor sosial-ekonomi terhadap produk, pasar, dan cara berbisnis, maka seorang manajer puncak kini seolah juga "dipaksa" untuk memahami pengaruh perubahan faktor teknologi terhadap kegiatan operasi, dan kemampuan untuk menciptakan produk. Adanya perubahan teknologi selain dapat mendorong munculnya kesempatan bisnis dan perbaikan upaya pencapaian tujuan organisasi, hal itu dapat juga merupakan ancaman bagi kelangsungan produk perusahaan yang sudah ada. Beberapa produk teknologi yang dapat dipergunakan sebagai contoh sebagai "pendobrak" yang mampu menciptakan kesempatan sekaligus ancaman terhadap kegiatan bisnis antara lain: komputer, transistor, perkembangan teknik genetika tanaman, dan pendayagunaan tenaga surya".