Public Speaking Bekal Wajib Mahasiswa Fdikom
Public Speaking Bekal Wajib Mahasiswa Fdikom
Penyampaian ceramah oleh Abdul Jalil dalam peringatan Maulid Nabi di Fdikom, Selasa (19/10)
Sumber: DNKTV-Muhammad Zidane Murtado

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fdikom) UIN Jakarta menggelar peringatan maulid Nabi dengan mengusung tema “Mentauladani Akhlak Rasulullah SAW dalam Bekerja dan Berumah Tangga” secara virtual, Selasa (19/10).

“Momen ini kita diingatkan oleh satu sosok luar biasa yang mengantarkan kita menuju peradaban yang manusiawi. Ketika manusia dalam kegelapan, Rasul membawa risalah yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Seluruh kesat-kesat material, suku, jabatan, dan bahasa, serta segala sekat-sekat keduniawian itu dihancurleburkan untuk menjadi satu dalam  kesatuan umat yang bertauhid,” ucap sambutan Dekan Fdikom Suparto.

Acara kemudian dilanjutkan oleh pembacaan ayat Alquran oleh Pia Khoirotun Nisa dan juga pembacaan rawi oleh Ahmadi Rojali.

Abdul Jalil, narasumber dalam acara ini, berbicara ke para dosen yang hadir di ruangan untuk mencontoh Nabi dalam kehidupan zaman modern, terlebih lagi hal pekerjaan.

“Kalau tidak profesional, Rasul tidak mungkin menjadi pemimpin besar. Di Jazirah Arab dulunya agama Islam merupakan minoritas, tetapi ketika Rasul wafat kemudian menjadi mayoritas. Itu semua karena Rasul profesional. Profesional dalam bekerja. Maka, jadilah ASN Kementerian Agama yang profesional jangan abal-abal. Sebab jika abal-abal, di manapun kita berada, kita menjadi sampah,” ujarnya.

 “Sebagai pemimpin memang kita harus ada tanggung jawab memperhatikan sekecil apapun, itu yang dilakukan rasul. Keteladanan rasul memberikan contoh yang baik. Rasul itu kalau bicara, enak didengar, solutif, tidak menghina orang ataupun merendahkan.”

Selain dalam hal pekerjaan, kehidupan rasul sebagai seorang suami yang menakhodai rumah tangga pun bisa dijadikan sebagai contoh baik.

“Rasul itu orang paling sukses me-manage rumah tangganya dan yang namanya keberhasilan manage rumah tangga bukan berarti rumah tangga yang tidak ada masalah. Rasul dalam rumah tangganya juga menghadapi masalah, tetapi rasul menyelesaikannya dengan sangat baik. Jangan tanya istrinya berapa, tetapi pertanyakan bagaimana rasul berhasil mengatur rumah tangganya.”

Foto bersama Dekan dan dosen seusai acara
Sumber: DNKTV-Muhammad Zidane Murtado

Abdul berharap peringatan maulid ini bukan menjadi seremonial semata, tetapi dapat mengambil hikmah pelajaran untuk perubahan diri sendiri dalam kehidupan.

“Peringatan maulid nabi seharusnya dapat menghasilkan adanya perubahan sikap dan cara pandang kita yang memperingati, tidak hanya bersifat seremonial, tetapi ada penekanan kepada praktik untuk menerapkan nilai-nilai keislaman yang diajarkan oleh nabi. Harapannya peringatan nabi terus dilestarikan karena sangat baik untuk penanaman nilai-nilai keislaman yang ramah, damai, dan rahmatan lil alamin,” pungkasnya.

Senada dengan Abdul, Dekan Fdikom Suparto pun berharap maulid Nabi ini bisa menjadi momen untuk mempelajari akhlak Rasulullah.

“Di dalam hidup ini tentu secara naluri, manusia memiliki idola. Momentum maulid nabi ini kita pakai sebagai momen untuk tidak sekadar memperingati tetapi mempelajari bagaimana nabi dari dimensi pribadi, pimpinan, suami, kepala negara, dan kemudian itu menjadi penting untuk peningkatan kinerja Fdikom, utamanya pada sisi layanan, yang harapannya akan diwarnai dengan nilai-nilai akhlak Rasulullah. Menjadikan Rasulullah sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari sekaligus dalam lingkup formal pekerjaan.”

“Harapannya fakultas ini menjadi satu fakultas yang mampu menggali khasanah-khasanah keislaman yang menjadi dasar kita untuk bergerak dan way of life,” pungkasnya.

Reporter Jahra Nur Fauziah; Editor Ahmad Haetami

Berita ini telah dimuat di web dnktv.uinjkt.ac.id