FDIKOM Gelar Diskusi Bertajuk Mewaspadai Kebangkitan Komunis Gaya Baru di Indonesia
FDIKOM Gelar Diskusi Bertajuk Mewaspadai Kebangkitan Komunis Gaya Baru di Indonesia
FDIKOM UIN Jakarta Gelar Diskusi Bertajuk Mewaspadai Kebangkitan Komunis Gaya Baru di Indonesia

Partai Komunis Indonesia (PKI) telah menorekan sejarah kelam dan berdarah di Indonesia. Tahun 1948 di Madiun dan 1965 di Lubang Buaya Jakarta. Sebagai ideologi, pemikiran dan gerakan komunisme akan terus hidup dan tidak akan mati. Apakah Partai Komunis Indonesia dapat bangkit kembali dan apakah Komunisme sebagai ideoologi pemikiran bertentangan dengan nilai nilai Islam?. Untuk mendapatkan jawaban yang komprehensip, FDIKOM menggelar diskusi bertajuk Mewaspadai Kebangkitan Komunis Gaya Baru di Indonesia. Diskusi dilaksanakan secara daring dengan menggunakan Zoom pada hari Kamis, 30 September pukul 13.00-16.00 WIB. Diskusi dihadiri oleh Dekan Fdikom Suparto, ME.D, Ph.D, Wakil Dekan 1 Dr. Siti Napsiyah, MSW, Wakil Dekan 2 Dr. Sihabudin Noor, MA, Wakil Dekan 3 Cecep Castra Wijaya, MA, Guru Besar, dosen dan mahasiswa. Narasumber diskusi Prof. Dr. Asep Usman Ismail. MA, Prof. Dr. Dauf Effendy dan Drs. Helmi Hidayat, MA. Acara diskusi dipandu moderator Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd dan Host Nurkhayati Nurbus, M.Si. Peserta diskusi mencapai 300 participan.. Sebelum diskusi resmi dibuka diawali terlebih dahulu dengan pembacaan ayat suci al-Quran oleh Raihan Alwi Mahasiswa Jurnalisti 1 B dan menyanyikan Indonesia Raya, Hymne dan Mars Dakwah.

FDIKOM UIN Jakarta Gelar Diskusi Bertajuk Mewaspadai Kebangkitan Komunis Gaya Baru di Indonesia

Dekan FDIKOM memberikan apresiasi yang tinggi kepada para narasumber yang bersedia memberikan materi dan dosen yang mengerahkan mahasiswanya untuk mengikuti diskusi ini. Di awal sambutannya ia mengutip pribahasa:

“ Yesterday is aHistory, Tomorrow is a Mystery, Today is a Gift, that’s why I call today as present (Kemarin adalah sejarah, esok adalah sebuah misteri, hari ini adalah sebuah pemberian, maka kusebut hari ini sebagai hadiah)”.

Komunisme adalah tema yang penting untuk didiskusikan. Dalam kontek sejarah komunisme adalah aliran pemikiran yang berangkat dari sosialisme sebagai bentuk protes terhadap kapitalisme. Karl Max sebagai penggagas sosialisme menginginkan masyarakat tanpa kelas dan kesejahteraan adalah cita citanya. Diskusi ini akan mengantarkan kita mengetahui komunisme telah mati atau tetap hidup.

 Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA mengawali paparan materinya bahwa komunis dapat dijelaskan melalui empat pendekatan: Teoritis Utopis, Sosio Historis, Idiologi dan Partai. Cita cita Komunis adalah Masyarakat tanpa kelas, Perjuangan Kelas, Atheisme, Agama dan tokoh agama penghambat perjuangan kelas dan idiologi filosofis dalam politik, ekonomi, social dan budaya. Sejarah pergerakan dan pemberontakan PKI dari masa ke masa juga dijabarkan dengan sangat detil. Tujuh panduan aksi PKI yaitu agitasi, propaganda, penyusupan, adu domba, konfrontasi, manipulasi dan memutar balikkan fakta. Pemberontakan PKI 1965 bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno, meubah Republik Indonesia menjadi negara komunis, menculik dan membunuh perwira tinggi TNI, menciptakan isu dewan jendral dan menciptakan pencitraan PKI menyelamatkan Bung Karno dan Revolusi Nasional. Prof. Dr. Daud Effendy, AM menyampaikan materi tentang sejarah Pancasila sebagai dasar negara, proses kelahiran Pancasila, penghapusan 7 kata dalam piagam Jakarta, perumusan Pancasila melalui BPUPKI dan PPKI. Helmi Hidayat mengawali presentasi materinya dengan pengertian komunisme secara etimologi dan terminology. Ciri-ciri sosialisme meliputi menolak kapitalisme melalui perjuangan kelas, mengakui hak-hak kepemilikan  alat produksi milik pribadi secara terbatas, menghapus struktur majikan dan buruh, memunculkan masyarakat yang saling bekerjasama  dengan rasa solidaritas, mengakui prinsip kesejajaran dan kesamarataan. Dengan mengutip pendapat Karl Max dalam German Ideology Sosialisme-Komunisme tidak menolak agama. Aagama adalah produk kerohanian suatu masyarakat, hasil dari gagasan-gagasan, perlambang perlambang dana alam sadar. Semuanya jelas dibentuk oleh produksi material dan berkaitan erat dengan hubungan-hubungan social yang ada dalam masyarakat.

FDIKOM UIN Jakarta Gelar Diskusi Bertajuk Mewaspadai Kebangkitan Komunis Gaya Baru di Indonesia

Setelah pemaparan ketiga narasumber dilanjutkan dengan Tanya jawab dan diskusi. Diskusi berlangsung sangat seru, argumentative, saling bantah namun tetap positif dan konstruktif. Diskusi diakhiri dengan Closing Statement dari Pak Dekan: Diskusi sangat produktif. Perbedaan pandangan adalah dinamika hidupnya sebuah diskusi. Disvaritas pendapat diantara narasumber bertemu pada titik temu bahwa komunisme selalu hidup, bangkitnya komunisme adalah sebagai ideology, sedangkan sebagai partai (PKI) sudah menjadi bangkai yang terkubur. Semoga diskusi ini menambah wawasan dan memperkuat ideology dalam berbangsa dan bernegara. (Zak)