DNK TV "CBX 2019" : How To Be a Good Presenter Bersama Anisha Dasuki
http://rdk.fdikom.uinjkt.ac.id/index.php/2019/10/22/dnk-tv-how-to-be-a-good-presenter-bersama-anisha-dasuki/
Banyak tahap yang harus dilalui, untuk menjadi presenter yang baik. Hal ini diungkapkan oleh Presenter dan Produser iNews TV, Anisha Dasuki, pada Seminar yang bertajuk How To Be a Good News Presenter , diselenggarakan oleh Dakwah dan Komunikasi (DNK) TV, di Teater Prof. Dr. Aqib Suminto, Gedung Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi (FDIKOM), UIN Jakarta, Selasa (22/ 10).
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Andi Faisal Bakti menjelaskan beberapa cara dan tips untuk menjadi seorang jurnalis dan presenter yang baik.
“Pertama, mental agility, kecerdasan seorang pembawa berita sangat dibutuhkan. Kecepatan berfikir dan memahami apa yang dibacakan. Kedua, critical thinking, harus kritis, tidak bisa menerima apa adanya. Ketiga, and continous learning, tidak pernah berhenti belajar. Terus menerus belajar,” jelasnya.
Ia menambahkan, ada beberapa tips untuk menjadi presenter dan jurnalis yang baik.
“Pertama, get some work experience, berpengalaman seperti magang. Kemudian, usahakan agar menjadi reporter tidak terburu-buru. Fokus terhadap 5W+1H dalam mengetahui berita. Smart dalam berpakaian, berucap dan berkata-kata,” pungkasnya.
Presenter yang terbaik harus melihat bahwa dibalik suara ada meaning yang disampaikan.
Pembicara seminar, Anisha Dasuki menceritakan, sebelum ia menjadi presenter, terlebih dahulu bekerja sebagai seorang reporter ketika sebelum di iNews TV.
“Di situ saya belajar bagaimana untuk mencari angle berita yang baik, kemudian belajar untuk melihat hal lain di balik sebuah permasalahan, belajar untuk melihat sebuah kasus atau story dari beragam sudut pandang,” tuturnya.
Ia menambahkan, menjadi presenter yang baik bukan hanya counter reader, walaupun kita disediakan counter.
“Kita harus mampu memahami peristiwa tersebut, mampu mengelaborasikan informasi kalau misalnya kita dialog. Itu semata-mata pertanyaan dikasih produser, kita harus belajar sendiri,” ungkapnya.
Wanita yang pernah sebagai moderator debat Pilpres 2019 ini juga mengatakan, Netralitas, independensi dan profesionalitas, terangkum dalam kontrak kerja tidak tertulis sejak ia mengawali sebagai reporter.
“Karena itu memang tugas kita sebagai jurnalis. Sebagai messanger, tidak boleh ditambahkan, tidak boleh dikurangi. Karena kalau ditambahkan dan dikurangi nanti akan miss information ke masyarakat,” pungkasnya.
(Anisa Khairani)