Diskusi Dosen Fidikom Amati Pemikiran Sultan Hamengku Buwono IX
[caption id="attachment_1570" align="aligncenter" width="1040"] Diskusi Dosen Bulanan dengan mengusung tema “Pandangan Moderat Sosial Keagamaan Hamengku Buwono IX : Bangsawan dan Negarawan”[/caption]
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidikom) mengadakan Diskusi Dosen Bulanan dengan mengusung tema “Pandangan Moderat Sosial Keagamaan Hamengku Buwono IX : Bangsawan dan Negarawan”, di Meeting Room lantai dua, Fidikom, pada Kamis (31/10).
Narasumber dalam Diskusi Dosen Bulanan, Muhammad Sungaidi mengatakan, Indonesia sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat telah melahirkan generasi masa depan cerdas, berbudi pekerti luhur dan, senantiasa berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Misalnya masa Sultan Hamengku Buwono IX, terjadi perubahan sistem pemerintahan Keraton Yogyakarta, keraton sebagai pusat kerajaan dengan sistem pemerintahan berubah menjadi Daerah Istimewa (DI) bagian dari Republik Indonesia (RI),” ungkapnya.
Dengan mengamati pemikiran Sultan Hamengku Buwono IX tentang pemerintahan berdasarkan tradisi dan birokrasi modern, menunjukkan kemampuannya memadukan kedua pemikiran tersebut menyesuaikan antara dirinya sebagai raja dengan rakyat.
Wakil dekan bidang akademik Fidikom, Siti Napsiyah mengatakan, Sultan Hamengku Buwono IX mempunyai sikap moderat, kedermawanan dan lainnya. Sifatnya kenegaraan tersebut patut diapresiasi dalam konteks masyarakat kekinian, karena tag line dari Kementerian Agama (Kemenag) yang diturunkan ke kampus yaitu seminar harus berjudul moderasi beragama.
“Moderasi beragama itu artinya kita melaksanakan ajaran-ajaran agama jangan terlalu radikal, jangan terlalu fundamental tapi juga jangan terlalu liberal, tengah-tengah aja moderat,” tuturnya.
Cara untuk mengimplementasikan moderasi agama dalam lingkungan kampus cukup mudah, diantaranya dengan membaca wawasan keislaman sejak dari diturunkannya ke nabi, bahkan nabi juga sudah mengajarkan moderasi.
(Shidqi Fikri Zaidan)
Sumber: Radio RDK 107.9 FM