
Halo readers semuaa, sebelumnya perkenalkan nama saya Anita Mafhilinda Adam, mahasiswi semester 6 Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan saya berdomisili di Kota Jakarta Selatan. Pada suatu hari di bulan September tahun 2021, saya mendapatkan informasi dari salah seorang mengenai sebuah program yang dibuat oleh Kementrian Sosial RI, yang dimana program ini dinamakan Program Pejuang Muda. Program Pejuang Muda merupakan wadah bagi para mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret. Saya mencoba untuk mendaftar program tersebut dengan melengkapi seluruh berkas yang menjadi prosedur pendaftaran program Pejuang Muda. Beberapa hari kemudian, setelah mengikuti seleksi tahap pertama (pemberkasan) dan seleksi selanjutnya yaitu LGD (
Leaderless Group Discussion), Alhamdulillah secara resmi saya dinyatakan lulus menjadi peserta dalam program Pejuang Muda.
Pada tanggal 13 Oktober, diselenggarakannya pembukaan program Pejuang Muda sekaligus pembekalan hari pertama secara offline di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial RI. Dari 5140 peserta Pejuang Muda, hanya 100 orang terpilih yang mendapatkan undangan langsung dari Kementerian Sosial RI untuk hadir dalam acara pembukaan program Pejuang Muda secara resmi, dan saya bersyukur bisa menjadi salah satu dari 100 orang yang terpilih untuk hadir dan bertemu dengan orang-orang hebat yang diantaranya Menteri Sosial RI (Ibu Ir. Tri Rismaharini), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Bapak Nadiem Makarim) dan Menteri Agama RI (Pak Yaqut Cholil Qoumas) beserta para jajaran penting lainnya terkait program Pejuang Muda. Pembekalan yang saya harus ikuti. Jadwal pembekalan Pejuang Muda ini dimulai pada tanggal 13 Oktober 2021 hingga 23 Oktober 2021. Pada tanggal 20 Oktober kami mendapatkan pengumuman terkait penempatan wilayah masing-masing dari peserta Pejuang Muda. Awalnya, saya mendapatkan penempatan di domisili saya yaitu Jakarta Selatan. Namun, saya berpikir untuk nekat dengan barter penempatan ke Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara. Alasan saya ialah untuk mendapatkan tantangan dan menambah pengetahuan serta pengalaman dunia kerja lapangan di luar kota, dimana tentu saja membuat saya harus hidup sementara jauh dari keluarga.
Pada tanggal 28 Oktober 2021, saya berangkat ke kota penempatan saya tepatnya di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara menggunakan pesawat terbang tujuan Manado. Ketika sudah sampai di Bandara Sam Ratulangi Manado, saya bersama tim yang kebetulan memiliki jadwal pemberangkatan yang sama dari kota masing-masing memutuskan untuk bertemu dan berangkat ke Kota Kotamobagu bersama-sama menggunakan mobil rental yang jarak tempuhnya kurang lebih 5 jam perjalanan. Tim Pejuang Muda Kota Kotamobagu terdiri dari 4 orang yaitu Sri Juliani Manurung dari Universitas Sumatera Utara, Rahmat Olii dari Institut Agama Islam Kotamobagu, dan Muhamad Zakaria dari Universitas Semarang. Walaupun dikali pertama kami bertemu, kami tidak merasa canggung sedikitpun, entah karena tim kami yang memiliki sedikit anggota atau karena teman-teman setim kami yang sangat friendly karena kami semua pun jarang berkomunikasi di grup tim yang tersedia kalau tidak ada hal yang penting terakait keberangkatan. Tim kami tiba di penempatan pada weekend, sehingga kami tidak bisa melapor ke Dinas Sosial seperti yang telah diperintahkan oleh Kemensos RI.
Pada hari Minggu, 30 Oktober 2021, saya beserta tim pergi menemui Koordinator Kota Kotamobagu yaitu Bapak Syafrizal Detu yang merupakan pendamping kami selama kami berada di penempatan dan selama kami turun lapangan dalam melakukan Vervikasi Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) bagi para Kelompok Penerima Manfaat (KPM) dalam bentuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH). Kami bertemu dengan beliau untuk koordinasi terkait strategi dan cara bagaimana kami akan turun lapangan untuk verval DTKS BPNT dan PKH setelah data DTKS sudah turun dari pihak PUSDATIN. Setelah koordinasi dengan beliau selesai, kami diajak untuk berkeliling melihat daerah sekitar dan diajaknya kami untuk mencoba makanan khas daerah Kota Kotamobagu yaitu tinutuan (bubur Manado), pisang goroho, pisang putus-putus, pisang sepatu, dan seraba. Setelah data dari PUSDATIN sudah turun, tim kami langsung melakukan survey ke rumah-rumah warga yang tercantum di dalam data DTKS yang sudah kami dapat sebanyak 1000 data untuk tiap peserta Pejuang Muda. Kami melakukan pendataan menggunakan aplikasi SAGIS yang dapat kami akses menggunakan handphone, kemudian data dan pertanyaan yang tercantum di dalam aplikasi tersebut bisa kami isi sesuai keadaan dan kondisi rumah dan warga yang datanya termasuk di dalam data yang kami dapat dari PUSDATIN.
Sebelum kami turun langsung ke rumah warga yang akan kita data, pasti kita akan melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan, kelurahan, kantor desa atau sangadi terkait program Pejuang Muda sekaligus mohon izin untuk melakukan pendataan langsung di rumah-rumah warga yang datanya masuk dalam DTKS BPNT dan PKH dari PUSDATIN. Alhamdulillah saya sangat bersyukur bahwa kehadiran saya dan tim sangat diterima dengan baik oleh pemerintah setempat dan warga sekitar, bahkan ketika kami pulang untuk melakukan pendataan pasti tangan kami tidak pernah kosong karena selalu mendapatkan buah tangan dari para warga yang kami data. Disamping melakukan verval DTKS KPM BPNT dan PKH, saya dan tim Kota Kotamobagu juga membuat sebuah Team-Based Project Social yang kami susun dalam proposal untuk diseleksi langsung oleh Kementerian Sosial RI. Project Social yang kami buat berjudul “
Taluy-JO Platform Aplikasi Technology Penunjang Marketing Produk UMKM Berbasis UEP (Usaha Ekonomi Produktif) Untuk Para KPM DTKS dan Pelaku UMKM di Kota Kotamobagu”. Dari 514 tim yang tersebar di seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia yang kemudian di seleksi langsung oleh Kementrian Sosial RI untuk mendapatkan dana hibah dalam menjalankan Team-Based Project Social hanya sebanyak 45 tim yang akan mendapatkan pendanaan. Alhamdulillah, Team-Based Project Social tim kami yaitu Tim Kota Kotamobagu bisa menjadi salah satu dari 45 tim yang lolos untuk mendapatkan dana hibah dalam menjalankan project social kami, bahkan tim kami masuk dalam kriteria penilaian 10 besar.
Diharapkan dengan hadirnya kami di tengah-tengah masyarakat dapat memberikan sedikit bantuan dari sisi pemutakhiran data terpadu yang bisa memberikan data konkrit untuk bahan tinjauan ke Kementerian Sosial RI langsung, sehingga para masyarakat yang tergolong membutuhkan dapat terus menerima bantuan dari pemerintah serta dengan adanya project social kami yang berupa aplikasi dapat bermanfaat banyak untuk para pelaku UMKM yang ada di Kota Kotamobagu. Untuk para readers yang ingin tahu lebih lanjut mengenai apa saja yang saya dan tim selama di kota penempatan bisa cek langsung di ig tim kami @pejuangmuda_kotamobagu atau youtube tim kami (pejuangmuda kotamobagu) bahkan kalian bisa klik langsung link youtube kami
https://youtube.com/channel/UCxKckU1ZiSQplgwk_tcjWgA .