Cerita Pejuang Muda Kabupaten Musi Rawas Utara
Hai, perkenalkan nama saya Anafi Rahmatillah biasa dipanggil Anafi. Saya merupakan seorang mahasiswi semester 5 yang sedikit lagi akan menaiki semester 6 jurusan Kesejahteraan Sosial. Disini saya akan memberikan sebuah cerita pengalaman saya selama magang di Kementerian Sosial dalam program Pejuang Muda. Sebelum saya menceritakan pengalaman saya selama magang, saya akan memberitahukan perjalanan saya selama proses seleksi magang berlangsung. Awal mula saya mendapatkan informasi tentang program Pejuang Muda yaitu melalui grup angkatan jurusan Kesejahteraan Sosial. Kemudian saya membaca-baca seputar Pejuang Muda yang sudah terlampir di dalam PowerPoint yang disebarkan melalui grup tersebut. Setelah membaca PowerPoint tersebut saya jadi memiliki kemauan untuk mengikuti seleksi program Pejuang Muda, dimana terdapat 2 seleksi yaitu seleksi berkas dan seleksi LGD (Leaderless Group Discussion). Pada tahap seleksi pertama, saya menyiapkan berkas berkas sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu melengkapi CV, Essay mengenai social entrepreneur, Transkrip nilai, dan portofolio. Setelah semua berkas siap, saya langsung mendaftarkan diri dengan memasukkan semua berkas ke dalam Web Pejuang Muda. Beberapa hari setelah saya mendaftar, tepatnya di tanggal 1 Oktober 2021 pendaftaran program Pejuang Muda resmi ditutup dan jumlah calon peserta yang mendaftar yaitu ada 11.109 orang.
Hari demi hari berjalan dengan perasaan deg degan karena menunggu hasil pengumuman seleksi berkas dan pada tanggal 6 Oktober 2021, panitia mengumumkan peserta yang lolos seleksi berkas. Sebelum membuka hasil pengumuman, saya banyak-banyak berdoa kepada Allah semoga lolos seleksi di tahap pertama ini. Perasaan saya semakin deg degan ketika mulai membuka berkas hasil pengumuman yang sudah saya download melalui Web Pejuang Muda, kemudian saya langsung mencari nama saya dengan menuliskan keyword "Anafi" dan betapa senangnya saya karena saya berhasil lolos seleksi tahap pertama, tetapi perasaan saya masih belum sepenuhnya tenang karena saya harus berjuang lagi menghadapi seleksi kedua yaitu LGD. Hari demi hari saya lalui dengan menonton youtube mengenai cara melakukan tes LGD dan saya berlatih dari tontonan di youtube karena sebenarnya saya belum paham mengenai tes LGD tersebut. Setelah banyak berlatih, saya yakin bahwa saya bisa melakukan tes tersebut, dengan keyakinan dan kepercayaan diri saya, saya menjadi semangat untuk melakukan tes LGD tersebut. Waktu tes LGD pun telah tiba, para peserta yang dinyatakan lolos seleksi tahap pertama dibagi menjadi beberapa batch untuk melakukan tes LGD. Untuk saya sendiri, saya tergabung ke dalam batch dua yang dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Oktober 2021. Karena saya merasa percaya diri dalam tes LGD, jadi saya selalu merasa bahwa saya bisa aktif pada saat LGD berlangsung. Ketika batch dua dimulai, saya langsung masuk ke zoom dan di dalam zoom dibagi lagi menjadi beberapa kelompok. Setelah ditentukan kelompoknya, akhirnya kita semua mulai sesuai dengan waktu yang telah disediakan. Kami semua mulai mendiskusikan mengenai permasalahan yang sudah dibagikan sebelumnya. Dipertengahan, saya mulai mengemukakan pendapat saya tentang solusi pemecahan masalah tersebut, tetapi setelah saya selesai mengemukakan pendapat, tiba-tiba laptop saya error yang membuat saya hanya bisa pasrah dan berdoa supaya pendapat saya bisa diterima baik oleh juri. Dengan perasaan cemas saya rasakan ketika menunggu hasil pengumuman seleksi LGD. Kemudian pada tanggal 11 Oktober 2021 panitia mengumumkan hasil seleksi LGD gelombang 1 dan yang keterima di gelombang 1 sebanyak 4.568 orang. Setelah itu saya langsung mengecek hasil pengumuman di Web Pejuang Muda dan ketika saya cek alhamdulillah nama saya terdapat di dalam pengumuman tersebut. Untuk gelombang 2 yang keterima sebanyak 572 orang, jadi total keseluruhan ada 5.140 orang.
Awal mula menjadi peserta Pejuang Muda sudah diceritakan, sekarang saya akan menceritakan pengalaman saya selama mengikuti program Pejuang Muda. Setelah pengumuman tersebut, seluruh peserta dijadwalkan untuk mengikuti pembekalan yang diadakan mulai dari tanggal 13-23 Oktober 2021. Di akhir-akhir pembekalan, panitia mengumumkan hasil penempatan peserta dan ketika saya cek ternyata saya ditempatkan di Jakarta Timur, sedangkan teman-teman saya terlempar sangat jauh. Kebanyakan peserta melakukan protes ingin menukar tempat dikarenakan terlampau cukup jauh dari rumah tetapi saya justru kebalikan dari mereka, saya ingin ditempatkan di tempat yang jauh dari rumah karena dari dulu saya tidak pernah jauh sedikitpun dari rumah jadi saya ingin mencari pengalaman di luar sana dan ingin lebih mandiri lagi. Karena panitia mendengar keluh kesah dari para peserta, akhirnya dibuatkan suatu kebijakan soal penukaran tempat. Setelah itu saya mencari orang yang ingin bertukar tempat dengan saya, saya cukup dilema karena banyak yang ingin bertukar tempat dengan saya, setelah berdiskusi dengan keluarga saya akhirnya saya memutuskan untuk bertukar tempat di Sumatera Selatan tepatnya di Kabupaten Musi Rawas Utara. Setelah pembekalan selesai, saya dan kedua teman saya mulai memesan tiket pesawat untuk keberangkatan dari Jakarta ke Sumatera Selatan yaitu di bandara Silampari, Lubuklinggau. Sesampainya di Lubuklinggau, kami dijemput oleh travel yang sudah dipesan. Setelah lama diperjalanan, akhirnya kami sampai di rumah teman kelompok yang tinggal di Musi Rawas Utara. Kami menginap semalam untuk beristirahat dan keesokan harinya kami menemui Dinas Sosial untuk memberitahukan tugas kami selama kami mengikuti program Pejuang Muda dan setelah itu kami bertemu dengan Wakil Bupati Musi Rawas Utara dengan didampingi oleh sekretaris Dinas Sosial. Kami disambut baik oleh Wakil Bupati Musi Rawas Utara, Beliau senang karena kami datang dan turun langsung untuk menjalankan tugas dari Kementerian Sosial. Pada tanggal 1 November 2021, saya dan teman kelompok sudah mulai melakukan tugas yaitu memverifikasi dan validasi DTKS warga yang pernah mendapatkan bantuan sosial berbentuk PKH dan BPNT. Kami bertugas setiap hari dan berpindah tempat tinggal sesuai dengan desa yang kami datangi untuk memverval DTKS. Tidak ada tempat tinggal tetap untuk kami, karena kami sering berpindah tempat setelah menyelesaikan verval di satu desa. Perangkat desa dan warga setempat di desa yang kami datangi sangat ramah dan menerima dengan baik kedatangan kami. Bahkan kami sering disuguhkan makanan dan minuman oleh para warga, mulai dari buah rambutan sampai buah durian. Pernah suatu waktu kami memetik duku dan rambutan dari pohonnya langsung dan kami diberi buah untuk dibawa pulang.
Banyak sekali pengalaman yang bisa di ceritakan, salah satunya adalah ketika saya berada di suatu desa dengan akses jalannya yaitu jembatan gantung yang hanya muat satu motor atau bahkan dua motor jika berdempetan. Pada saat itu saya membawa motor menyeberangi jembatan gantung, karena di depan saya itu motor yang lumayan besar alhasil jembatan gantung tersebut sedikit goyang, karena saya tidak terbiasa membawa motor diatas jembatan gantung yang bawahnya terdapat sungai akhirnya saya sedikit kehilangan kendali, yups betul, motor yang saya kendarai sedikit oleng dengan posisi saya yang sedang memboncengi dua orang, sontak saya memberhentikan motor saya yang masih berada diatas jembatan gantung karena saya sudah tidak sanggup menjalankan motor saya di atas jembatan gantung yang sedang goyang. Deg-degan sudah pasti ada, bahkan tangan saya pun sampai bergetar karena saking paniknya. Tetapi alhamdulillah saya dan kedua teman saya masih diberi keselamatan dan kami berhasil menyebrangi jembatan gantung tersebut. Ada lagi pengalaman saya dalam mendapatkan sinyal, waktu itu saya berada di suatu desa yang ketika semakin turun ke bawah semakin kehilangan sinyal, karena verval DTKS membutuhkan sinyal yang kuat, akhirnya saya sampai menaiki rakitan bambu yang kebetulan ada rumah yang sedang dibangun, jadi saya naik ke atas bambu tersebut untuk mendapatkan sinyal. Sebenarnya masih banyak lagi pengalaman yang bisa diceritakan dan tentunya berkesan untuk saya. Kemudian pada saat-saat terakhir saya berada di Musi Rawas Utara saya merasakan hal yang menyedihkan yaitu dimana kita dihadapkan sebuah perpisahan, karena kami sudah bersama selama 2 bulan jadi sudah banyak hal yang kami lakukan bersama-sama, tetapi perpisahan tetaplah perpisahan dan walaupun begitu kami tetap bisa saling berhubungan melalui media sosial. Kemudian pada tanggal 21 Desember 2021 saya dan kedua teman saya kembali ke Jakarta, dan kami bertemu kembali dengan keluarga setelah 2 bulan lamanya berpisah jarak.
Last but not least, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Risma selaku Menteri Sosial RI yang sudah mencetuskan program Pejuang Muda. Karena dengan program tersebut saya memiliki kesempatan untuk belajar hal-hal yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan dan saya dipertemukan dengan banyak orang-orang baik dan teman-teman yang baik selama saya melakukan kegiatan program Pejuang Muda. Semoga selama 2 bulan ini saya dapat memberikan kesan yang baik untuk semua teman-teman dan orang-orang yang saya temui. Dan untuk yang membaca tulisan ini, saya mengucapkan terimakasih karena sudah mau membaca pengalaman dari saya, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.