76 Mahasiswa Prodi Kessos Melaksanakan Praktik Intervensi Komunitas Di Kabupaten Cilacap
76 Mahasiswa Prodi Kessos Melaksanakan Praktik Intervensi Komunitas Di Kabupaten Cilacap
FIDIKOM Online—Prodi Kesejahteraan Sosial (Kessos) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mencetak para sarjana generalis bidang kesejahteraan sosial/pekerjaan sosial, sebagai persyaratan utama menjadi pekerja sosial professional. Untuk mencapainya diperlukan dukungan dari kurikulum yang terimplementasi ke dalam mata kuliah, salah satunya adalah praktikum 2. Praktikum 2 Prodi Kessos merupakan mata kuliah yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai salah satu profil lulusan mahasiswa prodi pekerjaan sosial dibidang komunitas, dengan cara mempraktekkan intervensi komunitas kepada suatu komunitas miskin. Sejak tahun 2013, Prodi Kessos sudah menerapkan matakuliah berbasis lapangan dengan memasukan Praktikum 2 dalam kurikulumnya. Pada tahun ini, bekerjasama dengan Yayasan Bina Desa, Praktikum 2 kembali dilaksanakan dengan mengambil lokasi di dua tempat, yaitu Kecamatan Kampung Laut dan Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap. Kegiatan Praktikum 2 Tahun 2018 ini diikuti oleh 76 mahasiswa Kessos semester tujuh yang terbagi dalam delapan kelompok dan dilaksanakan dari tanggal 25 Juli s/d 2 September 2018. Dengan menggandeng mitra kerjasama diharapkan praktik lapangan ini bisa berjalan dengan baik sesuai tujuan penyelenggaraannya, karena lembaga mitra tersebut tentu saja mempunyai perhatian yang sama dengan Prodi, yaitu pengembangan masyarakat.  Mereka bisa mensupervisi mahasiswa dan telah memiliki desa dampingan serta resource person yang mampu membimbing mahasiswa di lapangan. Dalam sambutannya saat membuka program Praktikum 2 di Kantor Kecamatan setempat, Ketua Prodi Kessos, Lisma Dyawati Fuaida, M.Sw berharap mahasiswa dapat memperoleh capaian pembelajaran sebagaimana yang direncanakan dalam kurikulum yang dikembangkan Prodi Kessos, mahasiswa dapat melatih keterampilannya di bidang community intervention dan mampu mengambil keputusan yang benar sesuai nilai dan etika pekerjaan sosial. Selain itu, Lisma juga berharap agar mahasiswa juga mendapatkan bibit-bibit kader lokal yang dapat meneruskan program yang telah dilahirkan bersama-sama secara partisipatif. (MNH)