Pusat Studi Pemberdayaan dan Perdamaian UIN Syarif Hidayatullah menyelenggarakan Webinar Nasional: Pemberdayaan Masyarakat untuk Melawan Paham Teroris

Webinar Nasional diselenggarakan oleh Pusat Studi Pemberdayaan dan Perdamaian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat untuk Melawan Paham Teroris” (05/05) dimulai pukul 09.16 dihadiri oleh lebih dari 120 peserta dan diawali dengan sambutan dari Keynote Speech dari Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Pusat Studi Pemberdayaan dan Perdamaian, Rosita Tandos, M.A., M.ComDev., Ph.D.

Diskusi dimoderatori oleh Nofia Natasari selaku peneliti dari Center Dayadamai dilanjutkan dengan materi pertama dari Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, M.A. sebagai Ahli Paham Teroris UIN Jakarta dan juga Peneliti Ahli Center Dayadamai membahas tentang cara cara melawan faham terorisme: kajian teoritis dan empiris. Pembahasan banyak menitik beratkan pada faham teorirsme utamanya terorisme agama seperti ciri ciri terorisme, faham radikal, dan doktrin. Terdapat dua konsep: ekstrimisme atau radikalisme dan terorisme (radikalisme bisa mengarah ke terorisme dan bisa juga tidak, namun seorang teroris merupakan seorang radikal atau ekstrim) dari situ, sebelum radikalisme mengarah ke terorisme, Prof. Asep Usman menekankan strategi menghadapi radikalisme.
Berikutnya materi kedua oleh Dr. Gazi, S.Psi, M.Si dengan pembahasan sedikit berbeda dari pemateri sebelumnya, Wakil Dekan Psikologi UIN Jakarta ini menerangkan tentang pemberdayaan masyarakat dan pencegahan terorisme dari perspektif psikologi. Dari perspektif psikologi terdapat proses panjang seseorang menjadi teroris dan 3 hal utama yang menjadi penyebab terorisme yaitu need (kebutuhan baik fisik, materi, spiritual), networking (jaringan sosial yang seseorang miliki), dan narrative (narasi yang dibangun). Penyebab ini pula yang bisa meredam radikalisme.

Setelah pemaparan materi, Rasid, M.A., M.Ud sebagai penanggap dari peniliti Center Dayadamai memberikan pandangan. Menurutnya, harus ada peran pemberdayaan dilakukan jauh sebelum munculnya radikalisme. Marxism “man produce and being produced” yang menjelaskan bahwa pandangan hidup seseorang tidak akan jauh dari sejarah hidupnya. Perubahan seseorang utamanya dikarenakan oleh faktor sosial dalam kasus ini selalu digaungkan adalah kesejahteraan.

Webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab hangat yang banyak disinggung soal lapas teroris, keadaan di sana dan pemberdayaan yang dilakukan di sana lalu webinar diakhiri pukul 12 siang. (Kamela)