Momentum HARKITNAS Mahasiswa PPM KUB Kerjasama dengan FKUB DKI Jakarta Gelar Dialog Kebangsaan
Sejumlah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang tergabung dalam Kelompok 6 Praktikum Profesi Mikro Kerukunan Umat Beragama bekerjasama dengan FKUB DKI Jakarta menggelar Dialog Kebangsaan bertemakan “Memaknai Kebangkitan Nasional Sebagai Wujud dari Keberagamaan”, Kamis (20/05), secara hybrid.
Ketua Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Ir. Noor Bekti Negoro, M.Si. berharap dengan adanya acara dialog kebangsaan ini Bangsa Indonesia dapat rukun dalam beragama. Beliau juga berharap semoga mahasiswa yang sedang melakukan praktikum bisa menajadi calon penyuluh agama yang profesional, dapat melakukan penyuluhan agama yang mempersatukan umat di Indonesia.

Ketua FKUB DKI Jakarta Prof. Dede Rosyada, M.A. dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini diadakan untuk merefleksikan kebangkitan nasional. Beliau juga menginginkan agar adanya kerjasama dalam membangun lintas agama dan tak lupa beliau juga mengucapkan terima kasih kepada pembicara yang telah hadir dari majelis-majelis agama.
“Dari dulu saya gembor-gemborkan dimana kita melakukan kerjasama lintas agama untuk membangun bangsa. Rukun itu kan saling pengertian, saling menghargai, saling mengapresiasi, saling memfasilitasi, kemudian ada yang kelima yaitu kebangsaan yaitu kerjasama lintas agama. Makanya kemudian saya ingin semua tokoh dari majelis agama bicara. Ada kerjasama dalam membangun bangsa pada lintas agama, dimensi kerukunan tidak hanya sekedar membangun rumah ibadah saja, melainkan masih banyak yang lain. Terima kasih kepada pembicara yang telah hadir dari mejelis-majelis agama.”

Acara dilanjutkan dengan dialog kebangsaan dengan narasumber Pdt. Manuel E. Raintung (PGI Provinsi DKI Jakarta), Dr. H. Robi Nurhadi, M.Si. (MUI DKI Jakarta), Drs. Rudy Pratikno, S.H (Keuskupan Agung Jakarta), Drs. Nengah Dharma, S.H. (PHDI Provinsi DKI Jakarta), Romo Alvino Martinez (Walubi Provinsi DKI Jakarta), dan Ws. Liem Liliany L., S.E., M. Ag. (Matakin Provinsi DKI Jakarta), yang di moderator oleh H. Agus Handoko, M.Phil.

Dalam penjelasannya, Dr. H. Robi Nurhadi, M.Si. membahas tentang HARKITNAS dan Kebangkitan Indonesia dari Masalah Sosek Covid-19. Dalam penyampaiannya beliau mengatakan
“yang harus kita menangkan dalam menangani covid adalah spirit. Setengah pengobatan adalah spritualitas. Dan kita semua yang hadir adalah para penggiat spiritualitas.”
Dalam penjelasannya, Pdt. Manuel E. Raintung beliau menyampaikan bahwasanya kebangkitan nasional sesungguhnya mengajarkan kita untuk selalu optimis dalam menghadapi masa depan
“Peringatan kebangkitan nasional sesungguhnya akan terus menjadi titik awal untuk membangun kesadaran, untuk bergerak mengatasi permasalahan-permasalahan bangsa. Selain itu beliau juga menyampaikan hari kebangkitan nasional juga mengingatkan kita pada sebuah semangat untuk bergerak sebagai bangsa dengan tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan mannapun”
Dalam penjelasannya, Drs. Rudy Pratikno, S.H. membahas tentang Melalui Semangat HARKITNAS Kita Bertekad Keluar dari Problem-Problem Ekonomi dan Sosial pada Saat Pandemi Covid-19. Dalam pemaparannya beliau mengharapkan umat beragama dapat menangkap makna semangat kebangasaan.
“Sebagai generasi penerus bangsa khususnya umat beragama diharapkan dapat menangkap makna semangat kebangsaan yang telah dinyatakan oleh para pendahulu bangsa. Beliau juga mengajak kepada kita semua seluruh umat agar bersatu menjaga keutuhan NKRI, fokus kepada kegiatan memulihkan segala akibat dari pandemic”

Dalam penjelasannya,Drs. Nengah Dharma, S.H. membahas tema Living in Harmony (Hidup dalam Harmoni) yakni yang bersumber kepada Tri Hita Karana berbentuk tiga serangkai dalam ajaran hindu wajib harmoni yang pertama adalah menjaga harmoni kepada Tuhan (harmony with god), kedua menjaga harmoni dengan manusia (harmony with people), dan yang ketiga harmoni dengan alam lingkungan (harmony with nature).
Dalam penjelasannya, Romo Alvino Martinez mengajak yang pertama untuk bersyukur, kedua menghimbau untuk selalu menghormati para pejuang, dan menghimbau masyarakat untuk selalu menerapkan prokes. Beliau mengatakan jangan menganggap remeh segala penyakit ini. Jangan lengah, masker harus terus dipakai. Jaga jarak, bersembahyang selalu kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam penjelasannya, Ws. Liem Liliany L., S.E., M. Ag. beliau menyampaikan konsep yang ada di agama konghucu dan menyampaikan bahwasanya kita harus senantiasa opstimis untuk menghadapi masa depan. Bangsa yang tangguh pasti bisa menanggulangi setiap permasalahan bangsa, termasuk virus covid-19. Beliau juga mengajak agar kita terus bersama-sama selalu bergerak agar Indonesia semakin maju, walaupun kita berbeda-beda. Tetapi dengan semangat gotong royong tentunya semua amsalah bangsa dapat teratasi dengan baik.

Setelah berakhirnya pemaparan para tokoh agama dari berbagai majelis, kegiatan dialog kebangsaan pun ditutup tanpa adanya sesi tanya jawab dikarenakan terbatasnya waktu dan adanya peraturan yang berlaku di masa pandemi saat ini. Setelah itu acara dilanjutkan dengan halal bihalal bersama para tokoh agama.