FIDIKOM Gelar Seminar: Mobilisasi Agama pada Pemilihan Gubernur DKI 2017: Studi Empiris tentang Politik Identitas

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) menggelar Seminar Studi Empiris, dengan mengusung tema “Politik Identitas”, pada Rabu (19/02) bertempat di Meeting Room lantai dua FIDIKOM. Seminar tersebut membahas mengenai studi empiris politik identitas dalam pemilihan gubernur pada 2017 lalu.
Pembicara Seminar Studi Empiris, Wahyu Prasetyawan menuturkan, kini Indonesia tengah menghadapi kondisi politik yang krusial. Mobilisasi agama muncul saat pemilihan gubernur pada 2017 lalu. Hal tersebut disebabkan lantaran kentalnya politik identitas yang biasanya dipakai oleh para politisi.
“Politik identitas merupakan kampanye politik dengan memakai identitas seperti agama, etnis, ataupun ras. Politik identitas tersebut pernah dipakai oleh Presiden Amerika Serikat yaitu Donald Trump yang memakai etnis kulit putih ketika kampanye melawan Hillary Clinton,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, “pemilihan Gubernur 2017 di Jakarta saat itu Identitas Politik sangat kuat, Anies dipilih oleh sebagian besar pemilihnya karena alasan Agama (Religious Sentiment). Dapat disimpulkan kekalahan Basuki Tjahaja Purnama disebabkan faktor sentimen Agama,” ungkapnya.
Didalam Politik Identitas terdapat Entrepreneur of Identity yang bisa menggiring para calon pemilih sesuai keinginannnya. Dalam pemilihan Gubernur DKI, Entrepreneur of Identity ini bisa tokoh agama.
“Contoh dari Entrepreneur Identity yaitu Habib Rizieq dan Gerakan Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPFMUI),” tutupnya.
Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Armawati Arbi menuturkan, seminar tersebut tentu bermanfaat karena mengkaji materi secara mendalam mengenai politik identitas yang terjadi di Indonesia khususnya DKI Jakarta. (am/mar)