CSRC dan FDIKOM UIN Jakarta Gelar Pelatihan Jurnalistik

Pada Senin (06/07), Center for Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Jakarta yang bekerja sama dengan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik bertajuk “Perspektif Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam”. Pelatihan tersebut diselenggarakan melalui Zoom dan dibagi menjadi enam sesi, yaitu tanggal 6, 9, 13, 16, dan 20 Juli. Pada sesi pertama, tema yang diusung adalah “Media dan Moderasi Beragama”. Pelatihan tersebut diisi oleh pemateri Prof. Dr. M. Adlin Sila, M.A., dan Prof. Dr. M. Ridwan Lubis.
Pembicara acara, Prof. Dr. M. Adlin Sila, M.A., mengatakan, moderasi merupakan jalan tengah yang mengajarkan prinsip adil dan berimbang. Moderasi merupakan proses pergumulan berkala yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat. Sikap moderat dalam beragama merupakan keadaan yang dinamis, baik ke kanan maupun kiri.
“Sikap moderat dalam beragama selalu berkonsentrasi dengan nilai-nilai yang ada. Oleh karena itu, moderasi beragama harus dapat menggambarkan bagaimana kontestasi dan pergumulan dua nilai. Dengan moderasi agama, seseorang tidak akan bersifat ekstrem dan berlebihan saat menjalani agamanya,” jelasnya.
Dirinya juga mengatakan, sebagai jurnalis dalam media sepatutnya melakukan reportase yang tidak hanya menyudutkan kelompok minoritas. Seorang jurnalis harus dapat meliput keseluruhan fakta yang ada dan melihat berbagai sudut pandang yang adil, sehingga masyarakat tidak hanya menilai sisi buruk suatu kelompok.
Pembicara acara, Prof. Dr. H. M. Ridwan Lubis mengatakan, setiap wawasan pemikiran keagamaan berawal dari merumuskan alternatif pemikiran yang baru. Maka, dalam merumuskan moderasi beragama, hendaklah dimulai dari berupaya mendekatkan pola pemikiran tasyaddud dan tasahul.
“Mendekatkan pola pemikiran agar kembali ke tengah arena pemikiran, haruslah dengan pemahaman dan pengamalan agama yang baik, bukan menjauhi mereka dengan mempertentangkan antara ekstrim kanan (al ifrath) dan ekstrim kiri (al tafrith),” jelasnya.
Dirinya menambahkan, media penyiaran harus dirancang kembali dengan baik agar mendorong citra Islam yang ramah kepada sesama muslim maupun non muslim. Dirinya berharap, generasi milenial tidak terpengaruh oleh gerakan aktivisme yang sepintas menawarkan solusi dari kesulitan hidup di bidang ekonomi, pendidikan, politik dan sebagainya. (ra/mar)
Sumber: RDK FM