Aksi Peduli Keluarga Besar Fidkom untuk Masyarakat Terdampak Covid-19

Gedung Fidkom (8/04), Upaya fundraising yang dilaksanakan oleh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuahkan hasil. Fundraising ini ditujukan bagi kelompok masyarakat yang terdampak covid-19. Sebagaimana disampaikan oleh Kabag TU Fidkom, Nuriyah, bahwa per tanggal 8 April 2020 dana yang sudah terkumpul dari kegiatan ini berjumlah Rp 22.340.000 (dua puluh dua juta tiga ratus empat puluh ribu rupiah). Dana tersebut diperoleh dari sumbangan sukarela keluarga besar Fidkom yang terdiri dari karyawan dan dosen. Sumbangan ini merupakan kepedulian nyata keluarga besar Fidkom terhadap kelompok masyarakat yang terdampak Covid-19.

Sebagaimana diketahui publik bahwa jumlah pasien positif Covid-19 saat ini sudah mencapai angka 2956 orang per tanggal 8 April 2020. Jumlah yang secara psikologis menghentak kekhawatiran sebagian besar masyarakat bahwa virus ini memiliki percepatan eksponensial yang signifikan. Efek covid-19 ini tidak hanya bersifat medis dan klinis yang dialami oleh orang yang terinfeksi, namun juga secara luas berimbas pada sisi ekonomi, sosial, spiritual, dan psikologi. Mempertimbangkan fakta ini, keluarga besar Fidkom berusaha untuk menyelaraskan pesan kenabian dengan konteks sosial di mana Nabi Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah.
Upaya pencegahan penularan covid-19 melalui social distancing dan physical distancing mengakibatkan banyak area fasilitas umum yang merupakan titik tumbuhnya ekonomi masyarakat kehilangan aktivitas normalnya. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi mereka yang menggantungkan hidupnya di sektor non formal ini. Pedagang-pedagang kecil di sekitaran tembok kampus pun yang biasa buka dan dijejali dengan mahasiswa atau karyawan yang makan siang, kini terpaksa harus menghentikan aktivitasnya. Demikian pula pedagang keliling yang biasa menjual tissue dan masker di halaman kampus pun tak lagi dapat menjajakan dagangannya. Kegiatan spiritual pun tidak lolos dari efek covid-19 di mana beberapa masjid dan musholla tidak lagi menyelenggarakan shalat berjamaah dan kegiatan massal lainnya untuk batas waktu yang tidak diketahui. Kumandang azan yang mengalun di setiap corong load speaker tempat ibadah umat Islam serasa senyap semenjak darurat covid-19 diumumkan. Kekhawatiran warga terkena virus ini agaknya juga mengakibatkan paranoid berlebihan di kalangan warga. Rasa curiga berlebihan ini menimbulkan sikap patologis yang mewarnai bangunan sosial masyarakat kita. Jaga jarak sosial dan pengucilan terhadap keluarga pasien positif covid-19 adalah bukti dari sebuah kekhawatiran akut. Bahkan penolakan jenazah pasien positif Covid-19 yang akan dimakamkan kerap mewarnai pemberitaan di berbagai daerah. Stigmatisasi masyarakat terhadap penderita penyakit ini menggiring masyarakat pada ketidaknyamanan psikologis.
Tidak hanya kelompok masyarakat di luaran kampus yang merasakan sisi negatif wabah yang satu ini, kelompok mahasiswa rantau yang tinggal di sekitaran kampus pun termasuk kelompok yang juga terkena dampak pandemi covid-19 ini. Mereka tidak dapat pulang kampung karena jatah pulang kampung mereka biasanya adalah setahun sekali di saat Idul Fitri. Tidak sedikit di antara mereka adalah mahasiswa-mahasiswi dengan tingkat kemandirian yang tinggi selama mereka tinggal di Ciputat dan sekitaran Jakarta. Di antara mereka ada yang bekerja sebagai marbot masjid, guru ngaji, guru honor, guru privat di rumah-rumah, dan pekerjaan sektor non formal. Ada juga di antaranya adalah mahasiswa yang berjualan makanan kecil di kampus. Setelah aturan pemerintah tentang penutupan kampus dan model pembelajaran melalui daring, maka ruang ekonomi kreatif mereka menjadi stagnan. Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mengakibatkan beberapa mahasiswa mengalami kesulitan teknis dan finansial. Pembelajaran daring membutuhkan kuota yang memadai agar mendapatkan jaringan internet yang mapan. Biaya paket internet ini menjadi masalah baru dalam perkuliahan. Bisa dibayangkan bila dalam satu minggu mahasiswa harus mengikuti beberapa perkuliahan. Sementara tidak semua mahasiswa berasal dari kelompok masyarakat mampu. Kondisi mahasiswa seperti ini menggugah perhatian beberapa kampus dan lembaga-lembaga filantropi.
Oleh karena itu saat ini merupakan momentum yang tepat bagi Fidkom untuk membangun kesetiakawanan sosial dan kepedulian komunal terhadap kelompok-kelompok yang terdampak ini. Dana yang terkumpul tersebut didistribusikan ke beberapa pihak baik secara langsung maupun melalui lembaga yang bertanggung jawab terhadap aksi-aksi sosial.
Dalam keterangannya, Dekan Fidkom, Suparto menjelaskan bahwa dana yang terkumpul tersebut dibagikan kepada personil satuan pengamanan (satpam) kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berupa 10 kardus mie instan. Sumbangan sudah diterima komandan satpam UIN pada hari Senin (6/4/). Adapun paket sembako yang terdiri dari lima kilogram beras, satu kilogram telur ayam, satu liter minyak goreng, dan mie instan diberikan kepada petugas kebersihan dan pramusaji Fidkom, karena mereka adalah kelompok internal kampus yang perlu dibantu (8/4/2020). Salah seorang tenaga kebersihan kampus, Wening, menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh pihak yang menyumbang.
Dalam kesempatan lain, sumbangan sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) disalurkan kepada STF (Social Trust Fund) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui wakil direktur STF, Muhammad Zuhdi pada hari Rabu (8/4/). Menurut Zuhdi, saat ini STF merupakan Lembaga internal UIN yang sudah bergerak menyalurkan bantuan makanan siap saji bagi mahasiswa-mahasiswa rantau yang berada di sekitaran kampus-kampus UIN. Zuhdi memperkirakan saat ini mahasiswa yang membutuhkan bantuan STF adalah 1300-an mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas di lingkungan UIN Jakarta yang masih tinggal di kosan sekitar kampus. Dalam melaksanakan penyaluran bantuan makanan, STF bekerjasama dengan kantin Dharma Wanita dan dua warteg untuk memasok bantuan makanan siap saji.

Di hari yang sama Fidkom juga menggandeng LazisMu yang memiliki program peduli guru ngaji. Dana sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) diserah-terimakan kepada perwakilan LazisMu, Rini dan Rizal K. Menurut Rizal K, dana tersebut akan disalurkan dalam bentuk bantuan paket sembako dan program pelatihan digital bagi para ustadz/guru ngaji. Menurutnya, saat ini diperlukan keterampilan tambahan bagi para guru ngaji untuk membuat konten materi ceramah atau pengajian secara online. LazisMu berkomtimen untuk mengapresiasi setiap guru ngaji yang membuat konten khutbah secara daring. Hal ini mengasah keterampilan tambahan sekaligus menjaga muru’ah dan martabat mereka untuk selalu berkarya meski secara virtual.

Dampak covid-19 juga melejitkan jumlah orang miskin baru di kalangan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Kelompok masyarakat yang terdampak adalah para marbot masjid dan musholla. Kelompok ini adalah kelompok masyarakat yang menjadi fokus perhatian LazisNU. Menurut Rauf, salah seorang pengelola LazisNU, bahwa di desa Pondok Serut Serpong Utara terdapat kisah memilukan di mana seorang marbot masjid terancam dirumahkan karena masjid tidak lagi memiliki income untuk menggaji marbot akibat kegiatan masjid terhenti selama wabah covid-19. Untuk meringankan beban kelompok masyarakat ini, Fidkom juga menyalurkan donasi sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) kepada LazisNU pada hari Rabu (8/4/). Perwakilan dua organisasi penghimpun sedekah umat ini sama-sama melihat bahwa dampak Covid-19 memukul kelompok-kelompok pembina spiritual keagamaan masyarakat. Mereka ini adalah kelompok masyarakat yang menggantungkan hidupnya hanya pada kegiatan keagamaan dan rumah ibadah. Mereka tidak memiliki profesi selain sebagai guru ngaji atau marbot masjid.

Dalam kesempatan tersebut, Dekan Fidkom berharap bahwa sumbangan yang disalurkan kepada berbagai pihak semoga dapat memberi manfaat bagi para penerimanya dan juga menambah nilai berkah bagi semua pihak yang turut serta menyukeskannya. Bahkan menurutnya, kegiatan fundraising ini secara langsung merupakan bagian dari tanggung jawab tridharma perguruan tinggi bagi setiap sivitas akademika pada aspek pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini tercermin kepedulian yang nyata bagi mereka-mereka yang kurang beruntung. Suparto juga menyampaikan pentingnya mengaktifkan Lembaga Pengelola Ziswaf (zakat, infak, sedekah dan wakaf) tingkat fakultas agar kepedulian sivitas akademika terhadap permasalahan sosial dapat diwadahi. Lembaga ini juga dapat menjadi wahana praktikum mahasiswa Fidkom. Skema Ziswaf ke depan tidak hanya berfungsi sebagai bantuan semata, tetapi juga berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat dalam bentuk beasiswa, pinjaman ringan untuk studi lanjut, pelatihan, dan inkubasi bisnis bagi mahasiswa. Oleh karena itu dekan berharap partisipasi yang lebih luas dan serius yang melibatkan semua pihak bila program ziswaf ini ingin dikembangkan. Semoga wabah covid-19 segera berlalu. (mar)
Berita terkait:
- FIDKOM menyerahkan bantuan ke STF UIN Jakarta
- FIDKOM UIN Jakarta Amanahkan Donasi Guru Ngaji dan Pelatihan Mubalig Mahir Digital Lewat Lazismu
- Dosen UIN Jakarta Salurkan Donasi untuk Guru Ngaji Terdampak Covid-19
- Terdampak Corona, Guru Ngaji dan Mubalig Dapat Bantuan
- Selama Pandemi Covid-19, 1.000 Lebih Mahasiswa UIN Jakarta Perlu Bantuan Pangan
- Dosen Uin Jakarta Patungan Dana Untuk Donasi Para Guru Ngaji yang Terdampak Covid-19
- Dosen UIN Jakarta Salurkan Bantuan untuk Guru Ngaji Terdampak Covid-19
- Dosen UIN Jakarta Salurkan Donasi untuk Guru Ngaji Terdampak Covid-19
- Berempati pada Guru Ngaji, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Kumpulkan Donasi Berikan Bantuan
Video ucapan terima kasih dari Mahasiswa Fdikom yang mendapatkan bantuan